Friday 28 September 2018

Bermain tanpa Striker Profesional

Saat pertandingan final
Tanpa bantuan dari striker profesional
Selama ini bermain penuh usaha membawa penyakit cendera
atau mendapatkan kartu merah hingga tak bisa main
Apa jadinya suporter membawa kemenangan
Khawatir nya jika pelatih kecewa akan menyampaikan petikan terakhir
Usaha pun terus menerus
Tiada mengeluh dalam bermain sepakbola

Sungguh menyesal jika bermain dengan pemain biasa
Pemain profesional membawakan nama tim kita
Negara ini akan mengembara kemenangan dalam kompetisi
Mau tak mau takdir pun mengelabui bersama
Sepakbola tak kenal henti

Surabaya, 2018

Perselisihan antar Suporter

Sungguh bayangkan
Betapa perselisihan antar supporter masih ganjal
Saat datang di pertandingan ia menyuarakan yel-yel antar tim kesayangan
Namun fasilitas stadium dirusak oleh suporter
Hati dendam, dengki, saling disindir membuah kekecewaan

Dibubarkan dengan gas air mata
Sayang tak terlewatkan bila memendam rasa
Mungkin menghembuskan takdir
Tetapi apa jadinya mengeluarkan spekulasi
Bila suatu saat kejadian itu terulang
Negara kita difasilitasi
Malah merusak negara itu sendiri
Mana suaramu
Fanatisme terus dibiarkan seketika
saja
Bangsa ini hanya sengsara saja

Surabaya, 2018

Merekam Tragedi Sepak Bola di Tanah Air

Tak lepas meninggalnya Haringga Sirila
Beberapa kejadian di dunia sepak bola tak bisa dilupakan
Salah satunya suporter Persebaya dan Arema sebagai pertarungan tak bersahabat
Perang lempar batu dan botol sesama suporter tak terhindarkan
Polisi pun enggan membubarkan peperangan
Pemain pun dilindungi

Fanatisme masih berulah seiring menyekap nyawa
Menang atau tidak tetap solidaritas
Nyawa gol pun tak terlupakan
Tergeletak di antara satu dengan lainnya
Siapa pun rakyat akan menyanggah kemenangan sepakbola di tanah air ini
Lantaran fasilitas dirusak
Suporter ditinggalkan dengan hati dendam
Pemain pun kena sanksi
Pertandingan milik pemain
Yang rusak itu si tukang ulah perusak stasiun itu
Mau tak mau tragedi sepakbola tak akan henti

Ungkapan Terakhir untuk Haringga Sirila

Sepak bola masih terjadi di kalangan lapangan maupun suporter
Setelah kehilangan Haringga terasa diberhentikan kompetisi terbesar
Kemenpora akan menindak tegas pelaku yang menghancurkan nyawa mahal oleh Haringga
Sungguh menduga suporter Persija sendirian diundang malapetaka

Entah mengapa di tengah keramaian melumpuhkan suporter sendirian itu
Peristiwa itu terjadi sebelum pertandingan dimulai di Stadium Bandung Lautan Api
Suporter berpikir fanatisme membuah radikal
Memasak nyawa dimakan kematian
Jiwa melayang seketika
Apa pun tragedi sepak bola tak akan terulang
Berdoa untuk Haringga
Selalu menekankan kasih kepada kita
Bangsa akan melindunginya

Surabaya, 2018

Tangisan Bayi Sepanjang Hari

Balita menangis setiap jam
Ibu menyerah karena datanglah masalah
Jeritan dari kecil hingga keras
Bencana manusia kecil pun tergeletak dengan batin

Sayang terpental mengurai dengan emosi
Panik dan menguncang harapan
Mendidik pun terus ditumbuhkan
Apa jadinya balita ini menangis tak berdaya
Sebagian takdir manusia akan terus berjalan hingga berakhir
Apabila masalah terjadi ujian akan dijalani

Surabaya, 2018

Di Dalam Kelas Tak Betah

Apakah anda betah di kelas
Saat berikan ilmu tiba tiba ngantuk
Entah pengorbanan waktu diisi oleh nilai dan kegerahan
Seperti inilah menguap mimpi
Tak ada satu pun dosen datang
Jika mahasiswa hadir hanya kursi kosong

Kehidupan di kampus sangat berat
Waktu pagi berangkat ke kampus
Jalan kaki berujung lelah
Pagi terserut tenaga
Sebut aja akademik kesiangan

Surabaya, 2018

Hadapi Dosen Killer

Datang terlambat
Dosen killer hendak keluar dari kelas
Apa yang digegerkan oleh mahasiswa
Wajahnya gesit
Saat menjelaskan lewat bentakan
Mahasiswa hanya bisa mengeluarkan kemaluan
Beri tugas pun kepalanya pusing

Dosen killer itu berpandangan kejam
Mentang-mentang beri nilai jeblok
Bolos kuliah dikecok sebutir pernyataan
Tugas pun ketinggal dosen tak peduli
Dosen killer itu sungguh netral

Surabaya, 2018

Pandangan Pertama Di Kampus

Cinta pertama di luar kelas
Seperti pandangan hati begitu terdalam
Yang semula dari kerinduan saat hari pertama pengenalan kehidupan kampus
Menunjuk seluk beluk tergoles bunga
Semata-mata goyah oleh lagu romantis

Seperti kencan tak berhenti
Saat menelpon akan mencium genggaman seluler
Itulah cinta tergeletak di kursi pelaminan

Surabaya, 2018

Lewat Santapan Sunyi

Dalam rumah memusingkan tugas kuliah
Tidur pun bolak balik
Liburan panjang pun bosan dari hari ke hari
Nikmati inspirasi pada alam sejuk
Membimbing jelajah ke luar kota
Bersama kawan kawan di sekitarmu

Lewat santapan alam pun
Begitu memukau di hadapanmu
Mendaki gunung lebih seru
Ketimbang menunggu Diklat
Santapan sunyi pun melesat
Seperti menguasai angin purnama
Menginjak malam pertama
Melewati sejumlah rintangan
Saat di puncak akan rasakan nikmatnya alam tak terlupakan

Surabaya, 2018

Anak Sekolahan

Kampus pun menggores suka dan duka
Pertama pun hendak bertemu
Lalu menikmati kebersamaan tanpa sendiri
Setapak tangan bergenggam oleh pundak kenangan
Akan tetapi bila merasa kehilangan seolah-olah doa bersama untuk menerbangi langit surga

Bila mendengarkan materi dipahami
Bila mengerjakan tugas tepat waktu
Bila menguji kemampuan lewat ujian serasa bisa
Bila mengetik tugas akhir diawali bimbingan hingga lulus
Bila dinyatakan lulus maka semua akan terpisah
Dan dinyatakan berkeluarga bila segera dinikahkan.

Pekalongan, 2018

Tiga Tahun Persahabatan

: Kepada Yuni Kartika Sari

Kepada kakak
Selama tiga tahun telah rajut persahabatan
Seakan akan menjumpai di luar
Perjalanan ini menuju ke tempat kakak bekerja
Sebulan kemudian berhenti
Kakek pun sakit membimbing kakak
Menyembuhkan doa untuk penyakit

Kepada kakak
Ku persembahkan untukmu
Dicintai dan dibanggakan
Rasa persoalan pun tergores canda tawa
Memantik obrolan santai
Ku pikir inilah kakak panutan terbaik ku
Aku tersenyum oleh kakak
Ia pikir aku terbatas obrolan
Karena tiap hari diketik sebuah pesan
Sampai sekarang ia tak lepas dari hafalan nomor dan sejuta makna untuk kakak
Kepada kakak untuk mengabdi pada-Mu

Pekalongan, 2018

Anak Milenial, Ketinggalan Zaman

Dahulu ditinggalkan
Kini genggaman menemani hari
Aplikasi seluler pintar telah mendunia
Seperti ini gambaran zaman sekarang tergelincir ilmu pengetahuan dan teknologi

Inilah kegoresan ajaib yang mengejar waktu ke waktu
Ketinggalan zaman akan terus mengulir
Anak Milenial sudah memahami kronologis sejarah
Tak ada satupun tergeletak pengetahuan tanpa membaca
Suatu saat generasi masa depan akan menjemputmu

Surabaya, 2018

Pemuda Pulang Kampung walau Orang Tua Tiada

Pemuda itu berjalan, langkahnya berat dan lesu, Di kota besar, dia mencari pekerjaan, namun tak kunjung berhasil, Hatinya penuh kekecewaan, ...