Tuesday 31 July 2018

Menangis jika Tidak Nyaman

Membeli suatu pun menangis
Tak mau apa pun bayi tetap menetes air mata
Berpikir murni pun tak peduli
Temui hanya sebentar
Mengoyah cinta berujung malapetaka

Mendampingi gagal total
Memanggil ayah atau ibu ketika hendak bekerja
Ditinggal anak pun sedih
Ditinggal membeli sayuran masih menangis
Itulah tantangan anak mendidik sepenuh hati
Sabarlah tanpa batas
Tanpa energi emosi pun
Bertaubat lihat lah saja nanti

Solo, 2018

Gempa di Lombok

Duka makin mengguncang
Setelah kabar gempa di Lombok telah retak
Ribuan warga selamat dan puluhan diantaranya tewas
Para pendaki selamatkan diri setelah mendaki di Gunung Rinjani
Alam makin tak bersahabat

Jika tanah makin retak
Rumah pun rusak dihantam gempa
Sumber air ditutupi kotoran
Sedangkan pintu masuk roboh
Menangis tak terhenti
Setelah menghantui Aceh
Tak sampai merebah ketinggian
Masyarakat mengungsi di tempat paling aman
Kini pasrah dengan keadaan di sana

Lombok, 2018

Terima Kasih Puisi Pelangi

Semenjak membaca puisi karya Ary Pelangi
Setelah datang di taman ceria
Rasanya membengkak jika aku ditantang menulis puisi tentang Karanganyar
Selama ini perjuangan sendiri di Masjid
Betapa ingatnya bicara tentang literasi tak kunjung tercelah oleh canda tawa

Menginginkan sampul biru yang dibaca
Begitu membaca sebuah puisi sambil mengais tawa
Tak ampun-ampun jika menguap kerinduan
Setelah pulang dari Karanganyar
Mengikat batin seuntai warna begitu lekat
Menanggung jiwaku tak bisa terlupakan
Jatuh dari waktu bukan berhenti
Jika mampir lagi aku mendarat di sana

Setelah memberikan bingkisan mengucapkan terima kasih atas pengorbanan yang selama ini mengelabui aku
Bertaubat lah aku lalu bersujud padamu
Bercengkrama jika bincang santai di sini
Selamanya

Karanganyar, 2018

Kesunyian Di dalam selama dua hari

Ketika aku menempuh perjalanan ke tempat tujuan
Sampai di sana aku berjalan kaki ke Masjid
Sambil beribadah shalat fardhu
Saat melangkah pasti bermukim dengan waktu

Sebelum adzan aku berpikir
Sahabat hadir di sini nanti akan membawa pengorbanan penuh susahnya payah
Shalat pun tak tertinggal
Menunggu kehadiran tanpa kepastian
Seperti mengusik kepergian
Sudah berusaha menjemput di sini tapi saat menjelang jam sebelas malam
Tiba tiba mataku mengantuk

Aku ingin tidur
Tapi orang keluar dari tempat penginapan
Saat tidur mencoba untuk nyenyak
Bantal U pun bolak balik berposisi
Inilah malam di Masjid
Keesokan harinya aku bergegas di sekolah dasar

Menghadirkan manusia
Berbaur inspirasi
Menularkan profesi kepada anak didiknya
Cita-cita yang dinantikan saat dewasa kelak
Sepulang dari sekolah berkumpul di tempat refleksi

Manusia menginspirasi adalah hal yang menghasilkan inspirasi kehidupan
Menciptakan kesempurnaan

Sayang, refleksi tak kunjung nyaman
Searah dengan masalah utama
Adalah pengorbanan penuh susah payah
Akhirnya langsung menyerahkan diri untuk membebani tanggung
Aku mengecewakan jauh jauh hari bersapa dengan orang luar

Akhirnya aku berbicara bahwa tahun depan akan mengintip lagi
Jika aku betah hingga sore hari
Seakan-akan dicernai sebuah perjalanan
Menuju ke Masjid Agung
Bermalam di I'tikaf
Tidur di sana
Serasa membagi waktu antara diri dengan ibadah
Selama dua hari hanya memurnikan kesunyian secara mendalam
Hanya bisa pulang ketika pagi menjelang siang kelam
Pada esok hari
Bercengkraman suatu saat nanti

Karanganyar, 29 Juli 2018

Sunday 22 July 2018

Aku Adalah Plagiator

Pengampunan pertama koran yang menerima dua sumber dalam satu tulisan
Tetapi sudah menjadi daftar hitam di koran
Namaku selalu kecewa
Matang demi matang menuangkan bukti tulisan diplagiasi

Pengampunan kedua
Provokator telah menulis kan status di hadapanku
Sudah panik melihat pembahasan di Medan publik
Hal yang meresahkan
Hari Minggu sebagai pengorbanan berat bagiku
Alangkah susah payahnya aku menjawab semua masalah

Esok hari aku menghadap di sidang untuk mencopot sebagai penulis hebat
Aku adalah plagiator
Apa pun terjerat dengan pasal
Sudah teramblas dengan penjara
Sejujurnya hanya menemukan hal yang berat bagiku
Semoga hukum tidak mengulung ke penjara

Surabaya, 2018

Sepenggal Memori Hitam

Semacam ancaman dibebani pikiranku
Memberi surat pahit dari seseorang
Tak seorang pun berdaya enggan menusuk jiwa pada Kamis malam Jumat

Ia pun mencakar benda dianggap pembalasan
Sebuah museum dihantam sejarah
Terdapat luka menggores tubuhmu
Ku bayang tiba di sana mula di bunuh
Mencekik lama sampai berbaring kematian
Menangisi dalam hati
Rasakan sudah tercakar oleh pemangsa

Surabaya, 2018

Wanita Pura-Pura di Provokator

Wanita kelahiran Bekasi telah mengugah status provokasi
Tega dibantai aku sendiri
Sudah minta pengampunan tak mau
Aku ini tipe apa coba
Tekanan emosi mu paling lemah

Rin Ismi, provokator
Tidak punya hati mengasihani difabel
Mentang-mentang dihajar massa
Berkumpul untuk berdemo atas kejadian fatal di online
Seperti memberi surat teguran yang hal ini dua media masuk dalam daftar hitam

Dia ini punya emosi dendam di hadapan aku
Seperti mencekik tanpa berdosa
Sungguh kurang mendidik
Kau itu semacam tak waras
Kalau aku kena surat pahit dari sesuatu dengan isi menyedihkan akan menyiksa kuburmu
Lalu kau rasakan bahwa wanita asal Bekasi benar benar diprovokator

Surabaya, 2018

Membakar Jalan yang tak Terurus

Belakangan ini jalan penuh berlubang
Pemerintah tidak serius memperbaiki jalan
Malah diadu dengan pembangunan infrastruktur baru
Rasanya ingin memblokir jalan
Betapa haluan dari penjuru kota dan kabupaten

Sekian lama tak mengatasi masalah
Malah dibiarkan kesannya kumuh
Setapak dengan jalan kemarahan
Akan tetapi ia akan meledek sampai titik temu
Solusi tak kunjung ditemukan

Surabaya, 2018

Serpihan Cinta

Memotong kalimat serupa cerita terputus
Serpihan telah melayang jauh
Betapa menakjubkan ingin berteduh di semenanjung pagi sembari mencari ranah kehidupan begitu asri
Ku begitu menggores darah disakiti
Serasa memilu sore sebelum pulang

Kembali di sana tak menemukan
Kunci serpihan kata hanya merenungi isi pikiran
Saat mencari serpihan dihadapi segala rintangan begitu seram
Bakal hantu menakuti pemburu serpihan cerita
Temukan serpihan pada penjuru tempat
Selanjutnya akan tertimpa pada akal
Sudah tak sanggup menyatukan serpihan di penjuru tempat
Itulah namanya penghormatan lebih mengabdi

Surabaya, 2018

Ilusi Laut

Laut kedalaman tinggi
Ilusi makin besar
Lautan terdalam dibilang dingin
Tergenang ikan-ikan mengampung
Saat nafas tak tahan
Berujung siang dan malam
Selayang pandang di ujung lembar endapan
Mendekap di ujung udara
Ilusi terkilirnya oleh bayangan
Entah apa yang diintip mengingat korban jiwa melayang

Surabaya, 2018

Teroris Berujung Malapetaka

Setelah dua tahun pemimpin legenda teroris dijerat hukuman mati
Pertarungan kedaulatan demi segenap pendirian bangsa telah dikepung oleh jamaah Ansharaut Daulah
Segenap mencuci otak lalu meledak orang tanpa berdosa
Sudah mengindap kesurupan dengan jihad fi Sabilillah

Parah sekali betapa sengit antara negara dengan kekuasaan
Meledak bom sebagai sasaran utama
Polisi enggan berperang untuk hukum
Hukuman tak akan mengampuni
Damai tak menerima
Teroris merobohkan orang dan serpihan tembok
Sebab teroris akan berujung malapetaka

Surabaya, 2018

Mengigit Manusia

Mengigit laut ditembus manusia sedang berenang
Laut sedang kurang bersahabat
Datang berdampar lalu ombak penyelamat
Apa ini mendatangkan cuaca buruk
Tahun per tahun kapal mendatangkan tragedi

Belenggu laut karena musuh kita adalah ombak
Kapal tak mempan dengan komposisi
Sayang laut telah menelan korban jiwa

Korban telah menghilang
Basarnas sedang menyelamatkan korban
Sinar bangun maupun Kapal Lestari Maju sebagai musibah terbesar sepanjang masa
Kapal berdiam kemudian kendaraan terjatuh
Lalu tenggelam hingga ke bawah
Sudah menduga tidak ada penyesuaian selain melihat kondisi cuaca
Bela sungkawa atas kejadian musibah tersebut
Semoga Allah melindungi di Surga

Surabaya, 2018

Esok Hari adalah penentuan Takdirku

Tiga hari berlalu
Surat kabar mengabarkan bukti plagiasi kepadaku
Isinya begitu tega dengan karya sendiri berujung plagiat
Menyebutkan sumber dan link
Aku pun pasrah

Semacam teguran besar
Sanksi plagiat dinantikan oleh publik
Perempuan itu di lecehkan padaku
Betapa sulitnya mengancam dunia akan memusnahkanku
Ku yakini aku sudah muntah dari kecil
Menangis terus sampai meranah ke penjara
Aku hanya menunggu kesedihan di hadapan publik

Bahwa aku sudah tak betah lagi jadi peresensi karena tak kuat mengulas dengan memetik sebuah sumber

Surabaya, 2018

Publik Terus Mengeruak dengan Kasus Plagiasi

Dari jum'at hingga hari ini masih terpapan tulisanku diplagiasi
Mulai dari sumber jelas
Tiada ampunan ke sekian kali
Aku ketahuan dituduh

Pendemo segera turun jalan
Ilmu pun tak mampu
Jika terus terulang
Tanganku terurung dengan penjara
Terpenjam padaku setelah tiga bulan dijiplak
Opini rakyat tidak melebah ke media massa

Karya pribadi tertatap dengan sumber
Sama saja diteliti secara jauh
Sebagaimana menemukan bukti plagiasi
Dinilai menyedihkan
Ilmu terbatas
Penyakit tersimpuh nanti
Ku akan tertimbun roboh
Ku lihat sendiri bagaimana aku mendekap di penjara karena kasus besar

Surabaya, 2018

Kapal dilahap Lautan Api

Betapa sedihnya kapal diberangkatkan dari Pelabuhan Benoa habis dilahap lautan api
Sungguh laut tercemar oleh kandungan buruk
Enggan berpenggal lewat sebuah tanda tanya
Siapakah pelaku utama dalam insiden tersebut?
Tidak tahu pasti kenapa pelabuhan benoa disebut mendadak kecewa
Ia seakan-akan lupa dengan setetes deningmu
Engkaulah yang mengayomi seribu kesedihan
Tidak bisa menjelaskan kronologi kebakaran kapal di kota kancah dunia
Apa selama ini lakukan itu menyimpan misteri

Surabaya, 2018

Mencicipi Pasrah

Pekerjaan lembur penuh mengisi waktu panjang
Tak sempat menikmati jam kosong
Sebatas mengatur jam kerja dari pagi hingga malam
Setara menuntut ilmu di sekolah hingga memberikan pekerjaan rumah
Sekilas mengores sujud dalam batinmu
Ku akan menoreh nafkah

Tak mau sakit
Terus berjuang
Sampai akhir hayatku
Kini ia pasrah karena semua perbuatan ini diganjar amal jariyahmu
Semoga allah memudahkanmu dari segala pasrah

Surabaya, 2018

Surat Pahit dari Redaktur

Sebentar lagi namaku dalam daftar hitam
Sudah seharusnya aku mengaku dosa
Selama ini sudah dituduh
Sama sekali menyelamatkan segala jerit payah

Hukum berlaku
Tapi memori terus terjalan
Iya, meski itu dipaku
Sudah seharusnya dikilir oleh masyarakat
Bukan payung hukum melainkan jalin kepurukan

Surat pahit dari redaktur
Dari penulis terjerat masalah
Hanya mengumpat dari bulan ke bulan
Hingga menanti jemput neraka
Sedangkan perempuan teganya menyemarahkan batinku
Puluhan kata redaktur sangat pahit
Kedua kalinya saya ampuni dan terulang lagi
Entah bagaimana nasibnya

Surabaya, 2018

Terbelenggu Gereja

Lagi lagi seseorang hendak masuk gereja
Tiada jamaah maupun pendeta
Tak ada satu pun yang menyakini itu
Suatu aroma akan terasa menyuam indera
Mendengar suara dari jauh
Baru saja mencekam insiden sejak bekas pembunuhan manusia karena dibelenggu hantu

Salib terpajang di tembok ia bergetar
Seakan-akan membunuh mangsa hidup
Jika tidak ada jalan keluar
Maka menyiasati aroma darah
Gereja tidak difungsikan lagi sebagai kegiatan ibadah
Melainkan ia tertusuk jarum
Kasih telah mengayomi malam kepada ilusi tak bernama
Bila mati tak hidup lagi selamanya

Surabaya, 2018

Bertingkah Kekanak-kanakan

Masih terulang kenakalan di usia remaja
Betapa sengitnya menjamu jelmaan anak
Sungguh melebamnya redupan api diremuk emosi
Sebuah lontaran rumput ditumbuh lalu hangus secara tiba-tiba
Sebuah tawa melebihi faedah
Masih mengutuk
Tanpa diajarkan agama
Menguluh syirik

Anak tak sebanding baik
Ia bermain di sembarang tempat
Rahasia ditajuk oleh sebuah mantra
Jelaga mengusik kesunyian menjadi keberisikan
Jika menyiasatimu maka ia terbinasa olehmu
Bila merasa tubuh bertenaga dengki seolah olah merumuk sakitmu
Serahkan keyakinanmu
Entah siapa yang menolongimu dengan sikap kekanak-kanakan
Silakan pergi dan embuslah nafas terakhirmu di sana

Surabaya, 2018

Kepergok Begal

Malam menandakan ancaman akan dimulai
Pembegalan dengan adegan sadis pada pertengahan jalan raya
Untuk membunuh seseorang tanpa berdosa
Bukan teroris
Melainkan ia preman jalanan tak manusiawi
Sering kali kalau pulang malam pasti tak mau kepergok begal
Preman itu sering kali berjumpa dengan sapaan buruk
Bahkan mengetuk pintu hitam
Bahkan tak mengilir lagi jalan keluar
Sudahlah ia berpikir pembegalan mengisahkan kematian
Polisi hendak menangkap
Bawa ke tempat jeruji

Surabaya, 2018

Malam Minggu Menjelang Hari Pertama Sekolah

Malam minggu mengisi istirahat
Menjelang persiapan hari pertama sekolah
Peralatan telah digunakan  saat belajar pada hari pertama
Liburan ini akan berakhir pada esok
Sementara kau menjenguk hari senggang

Karena memergok hari pertama dengan emosional
Dilanda oleh sepenggal angin
Mencatat hal yang diinginkan olehmu
Selamat jumpa lagi

Jember, 2018

Thursday 5 July 2018

Memasuki Fase yang Berbeda

Ia sekarang sudah berbeda
Pikiran makin berbeda
Situasi telah berbeda
Keadaan makin berbeda
Kekuatan batin terus berbeda

Kelahiran rindu akan terluruskan dulu
Tidak sebanding zaman demi zaman selalu membersamai
Seiring mengumpat dengan ringan
Ku ingin menjemput segala peradaban
Jangan sangka menyukai waktu telah dikenang
Jika tenggelam nya keremukan jantung dunia

Bila rasa beda
Akan menatap tajam
Bila rasa beda
Akan membawa dimensi hitam
Bila rasa beda
Akan memisahkan antara masa masa kemarin
Ini ulah kamu
Siapa yang membawa masa depan selain kamu

Surabaya, 2018

Tiket Merah untuk Peresensi

Plagiasi terjadi tiga kali
Saat menerima pesan buruk dari redaktur
Sungguh menyedihkan terpajang bukti plagiat
Otak ku pusing
Ambisi menjemput hukum
Seperti koruptor terjerat kasus
Sekali-kali mengguras dendam
Tiket merah untuk peresensi

Tiga kali bersalah
Tiga kali beralasan
Tiga kali berderai air mata
Tiga kali mengintai satu persatu
Tiga kali kiasan meleleh
Tiga kali berderai tangisan
Tiga kali membangkai namaku

Bertahan selama sebulan
Akan tetapi tidak bisa menerima
Melainkan tolakan ukur berujung dosa
Setelah ini kemana jika menguras khilaf
Tidak akan terpajang lagi selain bertikai lembar demi lembar
Akan selalu terpendam di liang lahat

Surabaya, 2018

Tragedi Tenggelamnya Kapal Motor

Setelah lebaran berujung duka
Kini sudah menelan korban jiwa
Setelah melanda teroris disasar oleh korban tak dikenal
Ku ujung laut berlabuh cuaca buruk
Ombak melayang sementara kau tersiksa oleh waktu

Setelah itu melalui waktu liburan penuh kejutan
Tapi kubur hampir menantimu
Semenjak terkilirnya kapal
Hubungan laut tak mendukung
Mengapa tahun ini menimpa tragedi
Setelah mengikuti dimensi hitam
Setelah ini kemana telah pergi
Tanpa sadari betapa malam tergeletak laut kedalaman yang begitu dingin
Berharap ditemukan dan segera mengubur ke liang lahat untuk selamanya
Mati akan menjemput surgamu
Tragedi Tenggelamnya akan terpajang seumur hidup

Surabaya, 2018

Pantung Berdiam Kutukan telah Datang

Di rumah Pondok Indah
Telah mengoleksi patung di tengah rumah
Tak ada menghuni sama sekali
Meski begitu kutukan akan datang jika penghuni menginap di sini
Saat tertidur patung berdiam kutukan akan menghampiri penghuni sendiri
Shock mendadak lihat asap lebam di sana
Kini mengatupkan nafas
Seakan-akan mengutuk ruh dengan kesurupan
Rasakan bila menanjak darah kepada pemangsa
Mencakar hingga darah mengais jika balas dendam tanpa disulut oleh apapun
Matilah tanpa pilihan
Kutukan tak akan terpenggal sebelum disesatkan

Surabaya, 2018

Drama Sepakbola di Rusia

Saat bertanding rekatkan tangan
Lari mengejar bola untuk mencetak gol pertama
Gawang dijaga sang kiper
Jangan renggang kasar
Tiada gunanya melebihi apa adanya
Selera mendekatkan kemenangan

Drama sepakbola di Rusia sangat sengit
Pendukung hadir di tempat untuk piala dunia
Rasa senang membuahkan kemenangan
Rasa sedih diselimuti kekalahan
Rasa dendam mengandung emosi kretek
Rasa percaya mengudang empati
Dunia akan terasa bersapa
Drama tak kemana mana

Surabaya, 2018

Rasa Pusing

Melihat keadaan susah
Merasa membilik kesalahanku di ujung tombak
Langkah benar pasti tengah masalah
Menumpuk batu pada lintas pikiranmu
Gara gara tidur makin terkilir
Usaha namun gagal

Rasa pusing membelah kepala jadi dua
Ku yakini tidak dipedulikan
Merasa meminta maaf sementara di luar dugaan sudah mengamuk di sudut kamar
Sebuah ingkar janji selalu jauh ditepati
Apa jadinya diriku makin resah
Sudahlah apa yang lakukan itu buang-buang senang
Senyum membuahkan duka
Melintah ke arah gerbang
Beban tak Henti-hentinya
Jika melepas di genggamannya

Surabaya, 2018

Masih Mengupas Tragedi

Berpuasa dengan segala kecanggihan
Sepanjang masa ia hendak berpangkal padamu
Ia tertangkap oleh musibah
Terbelenggu sepanjang masa
Harga diri sebelah tangan
Apapun terjadi tetap mengabadikanmu
meski menggempul sepanjang bahagia
Lelehkan semua kehidupan
Ketika kuburan makin dinantikan
Selamat menjemput ajalmu

Surabaya, 2018

Hendak Memeluk Surga

Memeluk bulan berempuk dengan semangatmu
Aku menunggu di balik awan
Selamat bagimu memuja bulan
Terakhir berpenggal oleh sebuah pujangga
Selalu dilayanin hujan melanda semangatmu
Apapun berjengkel dengan siapa pasti terjatuh oleh lukamu
Bermimpi bersama idola untuk hendak ke surga

Surabaya, 2018

Ketika Tragedi Terjadi

Tentu tahu makhluk hidup akan lenyap
Daerah terbuntu oleh kerusakan
Negeri sedang menangis
Ketika melihat tiba-tiba kesedihan yang amat dalam
Ilahi terus dilindungi
Melainkan Allah dimudahkan dalam batinmu

Ketika bencana datang ia menelan korban jiwa
Bila mendatangi bencana alam akan seperti menusuk hati begitu disakiti
Kedinginan menancap alam
Menelan korban lalu lenyap begitu saja
Seandainya begitu menelepon orang
Sudah dihanguskan oleh purnama
Diborong sepandangan oleh layang-layang
Lalu api menderita

Surabaya, 2018

Perempuan Tidak Peduli dengan Persahabatan

Seakan tidak peduli dengan persahabatan
Serasa membaca postingan yang tidak bisa berbalas Budi
Itu sudah tidak berjumpa selama bertahun-tahun
Kesannya menyakiti hati
Merekat sudut yang jauh melintang
Apa yang membuat rindu lagi dihanguskan
Padamkan jiwamu dan kurang menggairahkannya
Perempuan rela menikahi lelaki lain

Sedangkan persahabatan menanyakan keadaan
Lalu ia hampir mengamuk padaku
Kemudian ia sudah lama lama dikenal lalu sudah menjadi kepasrahan begitu menduga
Kadang mendekati bulan entah sudah menjelang pagi
Kita sudahi pertemuan demi pertemuan
Karena sudah mendekatkan kelumpuhan
Tidak akan memberiku petunjuk
Hanya menjalani sendiri tanpa perantara

Surabaya, 2018

Cuti Lebaran akan Segera Berakhir

Cuti lebaran akan segera berakhir
Kini sudah kembali ke kota halaman
Jalan selalu padat
Guna memasuki aktivitas kerja
Tidak ada tambahan untuk cuti
Jabatan tetap disepakati jauh jauh hari

Pagi sampai malam sudah tersua
Tidak ada menuangkan waktu untuk berwisata
Tujuh hari sudah cukup

Hari pertama hingga ketiga
Bersilaturahmi sesama saudara
Hari ketiga sampai keempat dituangkan penak dengan berwisata
Hari kelima hingga keenam hendak kembali ke ibukota
Hari ketujuh beristirahat sebelum esok hari

Lebaran akan lewat
Syawal akan terasa menyenangkan

Jember, 2018

Pemuda Pulang Kampung walau Orang Tua Tiada

Pemuda itu berjalan, langkahnya berat dan lesu, Di kota besar, dia mencari pekerjaan, namun tak kunjung berhasil, Hatinya penuh kekecewaan, ...