Saturday 30 May 2015

MIMPI ADA MALAIKAT

MIMPI ADA MALAIKAT
Ketika di gereja, gadis teladan telah menyelesaikan suatu masalah kesehatan lewat doa dari tuhan. Ia berjalan keluar dari gereja tersebut tiba-tiba ada seseorang yang ingin ketemu dengan gadis itu. Entah gadis membalik badan dan melihat sosok makhluk yang tidak jelas itu. Gadis tidak mengenal makhluk itu entah manusia atau tidak? . Gadis sedang mengejar dengan malaikat itu, namun malaikat ini tolah toleh pandangan gadis itu. Gadis itu berlari layak hantu yang mengejar yang sosok penampakan itu.
 Ia berlari cepat wajah penuh air keringat menuju ke rumah. Malaikat pun juga ikut mengejar dengan gadis itu. Kecepatan pada malaikat ini sangat cepat tidak rumus media fisika dan matematika. Dan gadis itu berhenti di tempat mengangguk ke bawah sambil airnya turun ke tanah setelah kedap-kedip malaikat tidak jelas tersebut. Tetapi gadis terjebak ke dunia dimensi lain.

Akhirnya gadis sudah berada di tempat yang berteduh. Bahkan dengan keluasan tempat tanpa batas apapun. Malaikat ingin berbicara pada gadis itu.
“Wahai gadis!”
“Ya malaikat!”
“inilah tempat kita”
“maksudnya ini dimana?”
“ini di surga”
“malaikat aku nanya sama kau?”
“apa?”
“mengapa kau mengejar aku?”
“Jangan emosi nak?”
“Aku ingin kau…..”
“udah nggak usah risau.”
setelah dialog dengan malaikat maka ia akan memberikan sebuah kata-kata yang kurang tepat untuk menjadi kebaikan. Malaikat di taburi dengan cahaya pada gadis itu, tapi cahaya itu berisi kepedihan selama ia berdosa. Mata gadis hampir pedih, tubuhnya bergerak dan gadis mengucek mata kemundian menjerit. Gadis bangkit dari tidur, dan ternyata cuman mimpi. Terus gadis telah pergi ke kamar mandi. Di balik itu malaikat sedang melihat gadis yang sedang mandi dari jendela. Dan jangan pernah memarahi tuhan mereka. Hanya tuhan-lah yang tahu.

Friday 15 May 2015

Senang di Sekolah

Senang di Sekolah
Ketika di sekolah Aku sedang bersalaman dengan guru, namanya Pak Yono, beliau merupakan guru pelajaran bio terapan di kelas. Tak lama kemundian aku segera masuk ke gedung sekolah. Teman-teman juga sedang berjalan menuju di kelas. Aku juga berjalan-jalan menuju ke kelas sebelum jam bel masuk tiba. Aku hampir mendekati kelas dan segera naik di kelas. Sebelum memasuk ke kelas aku lagi bersidik jari agar tidak mendeteksi adanya siswa yang tidak masuk sekolah. Sesudah sidik jari Aku berjalan lagi dan sudah masuk di kelas lalu aku mengucapkan salam kepada teman-teman
“Assalamualaikum!”
“Walaikumsalam!” teman-teman menjawab salam dengan ceria.
dan akhirnya aku duduk di bangku depan yang tenang dan menemani sahabat sekelas bernama Rizqi Febrian. Temanku ini merupakan teman sekelas tetapi dia terkena tuna netra, dia begitu semangat dalam belajar, senang bergaul dengan teman-teman, yang paling unik adalah dia selalu menulis dengan laptop. Aku duduk dengan tangan tertutup muka dan sedang berfikir layak tidur di kelas dan sebagainya.
Sedangkan temanku sedang berinteraksi dengan teman-teman baik depan maupun belakang. Aku melihat teman interaksi, bahkan juga obrolan dengan Rizqi soal PR di rumah.
“Van!” sapa Rizqi.
“Ya ada apa Rizqi?” jawab aku, tapi balik Tanya Rizqi.
“Nanti aku bantuin buat mengerjakan sejarah peminatan ya?”
“Oke, aku akan melaksanakan tugasmu kawan”
Bel pun berbunyi, Aku sedang mempersiapkan diri untuk berdoa sebelum belajar bersama dengan teman-teman mereka. Pak guru sudah hadir di depan kelas. Lalu suara di dalam speaker ini sedang berdoa dan yang lainnya pada diam dan mendengarkan doa sebelum belajar. Aku pun khusyuk dalam berdoa, sehabis itu teman-teman ini akan membawakan al-qur’an supaya ayat al-qur’an ini menjadikan renungan sebelum belajar. Sedangkan teman-teman lainnya tidak mendengarkan teman-teman yang sedang membaca Taddarus Al-Qur’an dan terjemahannya, melainkan teman sekelas lagi asyik obrolan sana-sini. Sehabis membaca al-quran dia akan memberikan salam penutup kepada seluruh guru dan siswa. Dan siap untuk memulai belajar di dalam kelas.
Aku dan teman-teman di kelas semangat dalam belajar di kelas. Walaupun hanya satu siswa yang harus belajar di perpustakaan karena dia harus menjalankan beberapa pelajaran yang sering tidak di ikuti sama sekali, dan Satu siswa memberikan salam dan keluar menuju ke perpustakaannya.
Saat belajar bahasa jawa Pak guru akan menerangkan tentang pranatacara, sebelumnya Bab ini menjadikan salah satu media pelajaran yang kita sukai dan juga menjadi materi yang bermanfaat bagi siswa sudah memahami materi tersebut. Dan tugasnya pada siswa untuk membuat pranatacara dengan menggunakan bahasa jawa.
Pak guru pada siswa yang sedang kebingungan cara mengerjakan pranatacara. Kini dia punya solusi kepada siswa yang sedang membuat pranatacara dengan menggunakan bahasa Indonesia. Agar siswa bisa dapat mengerti dengan pemahaman yang di sampaikan tadi. Setelah sudah tangkap pelajaran itu baru kita alangkahnya kita menulis dengan penalaran terlebih dahulu.
Kalau menurut saya cara ini makin gampang, pertama-tama menemukan kata jawa dalam tulisannya ke dalam buku tulis pelajaran, biar nggak bolak-balik kalo nulis, yang kedua adalah fokus dalam pembelajaran di sekolah, biasanya di kelas sedang belajar dalam mengembangkan pelajaran di sekolah supaya pemahamku menjadi bertambah. Setelah beberapa menit kemundian barulah tulisan saya namun agak buram sekali.
Sedangkan anak-anak sendiri pada asyik ngobrol dengan guru. Sebel kalau anak-anak ini lagi ngobrol tapi jangan berlebihan bisa menyebabkan displinan berkurang. Dari pada melihat temannya akhirnya bel jam 1-2 sudah berakhir, Pak Guru bahasa daerah segera meninggalkan kelas dan berjalan menuju ke ruang guru. Lalu temannya mengeluarkan ekspresi mereka. Sambil menunggu Bu Guru bahasa Indonesia datang, ada seseorang yang ingin meminjam sesuatu pada saya. Temanku di belakang saya bernama Khofifah dan sebelah Khofifah namanya Tamara. Dan Ifa sedang ngobrol dengan saya.
“Van!” sapa Khofifah.
“Ya mbak Ifa!” saya menjawab, mukanya sikap biasa.
“Pinjam HPmu dong”
“Oh ya bentar”
Aku sedang mengambil HP di saku jacket. Setelah HPku di pegang, saya berikan HP ke tangan Ifa. Lalu HPnya di pinjam oleh temannya tapi jangan lama-lama. Kemundian Bu Guru sudah datang sambil menatap para siswa, terus memberikan salam pembuka kepada teman-teman di kelas.
“Assalamualaikum!” Sapa Teman-teman
“Waalaikumsalam!” teman-teman menjawab dengan menatap Ibu guru.
Rupanya hampir semangat sekali dalam memberikan salam pembuka kepada Ibu Guru. Hari ini ada Ulangan lisan sebelum menghadapi UKK (Ulangan Kenaikan Kelas) makanya perlu di siapkan fisik dalam belajar agar siswa sedang melakukan ulangan lisan dengan berjalan lancar. Ibu Guru sedang di beri tugas kepada anak-anak untuk belajar selama 5 menit biar tidak kehabisan waktu dan nanti kalian siap maju untuk menilai ulangan lisan itu, nggak ada satupun siswa yang belum siap ulangan lisan dengan kata lain nanti kalian akan tidak akan memberi nilai.
Siswa-siswi pun sedang belajar dan menganalisa materi yang kita berikan. Aku pun juga semangat dalam membaca buku dan mengamati materi yang kita kerjakan. Namun tiba-tiba ada satu kiteria yang belum tuntas. Akhirnya aku bangkit dari duduk di kursi lalu keluar dari bangku terus berjalan menuju ke meja guru. Setelah itu aku akan menatap Ibu Guru dengan diskusi.
“Apa van?” Tanya Ivan.
“Mau ngomong” aku menjawab omongan Ibu Guru.
“Kamu siap ulangan lisan?”
“Ya siap, tapi ada satu yang belum tuntas?”
“Apa itu van?”
“Ibu Guru Lupa ya waktu ulangan lisan tentang Negoisasi?”
“Negoisasi?”
“Ya Ulangan Negoisasi, dulu aku belum maju ulangan lisan itu?”
“Benar juga tuh, nah nanti kamu ulangan lisan pun di jadikan satu ulangan lisan yang baru ya kamu sekarang duduk dulu baru nanti kamu manggilin kamu ya?”
“Ya Bu” Aku menjawab omongan Ibu Guru. Lalu aku kembali ke bangkuan masing-masing.
Sudah jam 8:30 pagi saatnya Ulangan Lisan siap di berikan. Ibu Guru akan memanggil nama yang kita sebutkan untuk melaksanakan ulangan lisan. Yang pertama temanku Dwi Agustina. Ketika di panggil agak sedikit aneh di benah otak Dwi. Ternyata setelah memanggil nama tersebut tidak ada kesempatan untuk belajar dan temanku terpaksa mengikuti dengan fikiran bolak-balik terus. Ketika temanku berjalan menuju ke meja guru, temanku di suruh pada Ibu Guru untuk mengambil kursi dan di bawa ke meja guru. Akhirnya Dwi Agustina siap memberikan tantangan untuk melakukan ujian lisan dengan berani gagap.
Sambil Dwi Agustina menguji soal lisan pada Ibu Guru. Sambil menunggu giliran, teman-teman pun juga mempersiapkan diri semampu mungkin. Aku pun sedang mendalam materi yang sudah di berikan, sedangkan temanku juga sedang berdiam diri, meskipun temanku nggak bisa melihat namun bisa mendengarkan materi kepada teman-teman yang ingin di butuhkan untuk merekam pengetahuan pada otak saya.
Selanjutnya panggilan kedua yang ingin di sebutkan adalah Amanda. Tapi sia-sia malu menatap dengan Bu Guru di sebabkan belum siap dalam ulangan lisan, Amanda makin gugup dengan materi itu. Dan dia paksa maju dengan pengetahuan sedikit-sedikit. Amanda berjalan menuju ke meja guru lalu sebelum menguji soal. Ibu guru ngomong dengan Amanda soal tingkah laku di kelas. Ketika ngomong dengan Ibu Guru dengan Anak ternyata perilakunya agak kurang sopan. Rupanya Amanda makin cengeng dengan kaki di injak pada tanah dengan sekeras-kerasnya.

“Amanda kamu jangan suka ngomong saat pelajaran berlangsung, ini ulangan lisan bukan bermain-main kalo kamu seperti itu kamu akan mengurangi nilai raport dengan bertingkah laku yang aneh. Ibu nggak suka tingkah laku kepada kamu.” Kata Ibu Guru. Kemundian Amanda akan memberikan teguran kepada Ibu Guru karena di nilai tingkah laku sangat buruk banget.
“Ya Bu Guru” jawab Amanda.
“Sekarang kamu duduk dulu, jangan ulangi lagi ya”
“Ya Bu!” jawab Amanda lagi. Dia kembali ke tempat semula.
Setelah di berikan teguran kepada Amanda. Tanpa panjang lebar omongannya, dia akan melanjutkan panggilan nama yang memberikan ujian lisan yaitu Siski. Ternyata Sisqi bangkit berdiri terus berjalan ke meja guru dengan jaraknya 2 meter saja. Lalu Sisqi duduk di meja guru dengan menatap wajah Ibu Guru.
Aku pun menunggu ujian lisan tapi rupanya waktunya terbatas dan bukunya di tutup dan masukkan ke dalam tas mereka. Lalu merenungkan diri dengan tatapan temboknya dan temanku juga diam diri tidak ada obrolan apa pun. Ketika teman-teman menunggu jam istirahat sambil diskusi habis-habisan baik bercanda gurau dan sebagainya. Setelah Sisqi sudah memberikan ujian lisan itu, giliran selanjutnya yaitu Bunga. Bunga siap memberikan soal dan langsung berjalan ke meja Bu Guru dan duduk dengan santai.
Bel pun berbunyi maka Ulangan lisan pun berhenti sejenak dan pekan berikutnya semua siswa sudah menuntaskan ujian lisan agar saat menjelang UKK dapat berjalan dengan lancar. Kemundian Bu Guru berdiri dan berjalan meninggalkan kelas lalu memberikan ciuman tangan pada siswa. Rupanya saya akan berjalan-jalan menuju ke Masjid sekolah tak jauh dari lokasi sekolah itu.

Rupanya aku senang belajar di sekolah. Banyak sekali ilmu-ilmu yang di berikan pada Bapak Ibu guru. Yang terpenting jangan bosan di sekolah namun tetap semangat dalam bersekolah. Aku sudah sampai di masjid dan melakukan sholat dhuha. Begitu masuk ke masjid di harus melepas alas kaki dan berjalan menuju ke tempat wudhu. Lalu aku mengambil air wudhu terus kita berdoa. Setelah itu langsung ke masjid tanpa melihat pandangan teman……

Pemuda Pulang Kampung walau Orang Tua Tiada

Pemuda itu berjalan, langkahnya berat dan lesu, Di kota besar, dia mencari pekerjaan, namun tak kunjung berhasil, Hatinya penuh kekecewaan, ...