Friday 5 December 2014

Pahlawan Adit (Bagian 1 : Perjuangan fisik)

Seperti yang di alami oleh Aditya Reyga Putra kelas 5 SD. Sekolah SD Raden Patah Surabaya, tinggal di sana. namun fisik adit begitu memprihatikan. karena tinggal sama ayahhanda, sedangkan ibunda masih bekerja bersama saudarinya di Yogyakarta. Adit ini sudah sekolah namun dia sambil mencari nafkah demi menghasilkan uang dan ayahanda juga bekerja sebagai nelayan agar bisa mencapai penghasilan setiap hari. Gaji ayah ini sudah segini tapi tujuan bisa menabung di akherat nanti. Di Rumah sendiri Adit mau ngobrol dengan Ayah, dia selalu menemani pada malam hari setelah maghrib.

Tapi Adit mau ngomong dengan ayahanda. "Adit menurutmu apa yang di inginkan oleh kamu?" kata Ayah, sambil rileks. Adit mau jawab bahwa ya aku ingin menjadi Dosen, tapi mau meningkatkan prestasi.
"Adit kamu ke sekolah kamu berani menghadapi tantangan menuju ke sekolah"
"Iya sih yah. tapi aku jatuh gimana? siapa yang bantuin?"
"Tenang dulu, kan ada warga desa di sekitar kan nolongin biar mudah."
"Aku ada teman di tetangga sebelah"
"Ya sama temannya juga bisa kok" kata ayah, ngomong lucu
"Ayah,ayah kan udah move-on dari ibunda terus nanti nangis."
"ciah Dit,Dit ngga usah lebay donk ibunda di jogja masak kayak kodok memenuai jalan"
"Ia sih tapi bisa enjoy dong" seru Adit, lucu
"ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR" suara adzan yang berasal dari masjid sebelah.
"Ayo nak kita sholat isya yuk." seru Ayah, sambil melaksanakan sholat isya
"Oke" seru Adit, semangat

Adit dan Ayah melakukan perjalanan menuju masjid. namun di balik perjalanan ada orang bersial "X" yang melihat adit, belum tentu apa tujuan mau nyerang adit atau lainnya. Adit merasa raba sendiri. saya merasa lihat ada anak "X" yang menyerang aku sendiri atau mau apa adanya. dan diapun melanjutkan perjalannya. Adit udah nyampai ke masjid ini dengan suci, tapi ada Suci Anissa Dyagraini, dia teman sekelas. Suci ini anak bantu adit ketika perjalanan di sekolah mereka. Adit sangat lama ketemu di sekolah tadi. Suci ini mau ngomong dengan Adit mengenai belajar kelompok.

Wednesday 30 July 2014

Pengalaman Mudik Ke Jember

Saat bulan puasa ramadhan aku mau siap-siap berangkat ke jember bersama adikku. Sebelum berangkat aku mau mandi terlebih dahulu. Setelah mandi lalu saya mau mengenakan baju baru saya.
Kemundian di cek barang-barang yang mau ke bawa. Sesudah cek barang-barang sudah beres. Waktu berangkat Aku sama Kakakku sedangkan Adikku sama Ayah. Saatnya berangkat ke Terminal Purabaya, ketika berangkat saya sempat mengelilingi cewek berjilbab. Saya gak tau semua orang pergi kemana-mana cewek memakai jilbab buat menutup auratnya. Perjalanan masih berlanjut tapi saya merasakan ketika melewati jalan achmad yani, jalannya sempat macet di jalan karena para pemudik jumlahnya banyak. Sesudah lewat jalan jemursari saya senang sekali melihat jalan achmad yani dan melihat menara masjid nasional al-akbar yang megah ini. Setelah waktu dari sejam setengah perjalanan kami sampai terminal purabaya tapi hanya di jalan raya sidoarjo. Aku pun menunggu bis jurusan Surabaya-Jember, meskipun keadaan puasa ini membuatku semangat dalam mudik ini.


Aku dan Adikku berangkat sedangkan ayah dan kakakku sudah pulang ke rumah. Waktu di perjalanan dengan menggunakan bis ini sengaja mengingat waktu mudik naik bis bersama orang tuannya, lalu tiba-tiba aku bertengkar dengan adik di bis dan pernah mengalami kesengajaan yang sama ketika buang air besar di toilet terminal tawangalun, tiba-tiba bajunya masuk air kotoran sampai ibuku marah, dan ternyata aku pakai baju santai buat balik ke surabaya, ini pengalaman yang paling pahit waktu arus balik lebaran. Perjalanan pun masih berjalan, suasana di kota Surabaya Sidoarjo kembali lancar, namun ada jalan baru yang menghubungkan Surabaya-Gempol. Jalan ini lumayan menarik tetapi luas seperti kota Eropa yang ada sejarah kota dan penduduknya. Semenjak itu saya mau coba untuk tidur namun tiba-tiba heningnya terganggu. Asalnya dari suara motor dan mobil, membuatku aku gak bisa tidur gara-gara perjalanan suara malaikat isrofil. Namun kali ini beritanya sedih banget karena pas perjalanan melewati pasuruan ada mobil truk menabrak kereta api saat kereta berjalan namun masih shock truknya buru-buru pergi ke industri mana pun, saking shocknya truk ini nyaris nyawanya gak bisa menolong, dan sopir ini lari ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.



Perjalanan masih berlanjut tapi penuh protes saat kejadian senin lalu (22/7). Bis ini mempercepat waktu tanpa basa-basi tapi coba lewat jalan yang paling kanan. Ketika lewat jalan raya yang kecil ini sempat lancar. tetepi udah memakan beberapa menit kemundian kali ini sempat macet lagi di jalan. Sopir ini sempat kebingungan cara mengatasi jalan ini. akhirnya harus bersosialisasi kepada warga desa pasuruan. Saat itu jalan sudah sampai setelah pikir-pikir ternyata sampai ke terminal probolinggo, Aku dan Adikku mau turun ke Bus sebelumnya berpindah ke Bus Berikutnya. Dan setelah duduk di kursi empuk ini, Adikku masih pegang karcis yang sudah beli sebelumnya. Kini Bus ini berjalan dengan lancar. Saat di perjalanan penumpang ini sepi sekali jadi bertambah, Aku sampai kebanyakan khayalan mengenai cewek berjilbab itu, sempat di jalan banyak sekali anak memakai kerudung untuk menutup auratnya. Kami pun masih coba lagi tidur di Bus ini namun sempat tidak bisa nyenyak banget karena berbagai suara yang paling keras. Memandai arus mudik di liat situasi arus lalu lintas ternyata lancar, kini bisa melanjutkan dengan kondisi puasa. setelah itu kini udah melewati lumajang namun belum sampai lewat sungai-sungainya. Ketika perjalanan saya lihat terus jalan raya saja. Rela sekali saya tolah-toleh melihat jalan sekitar lumajang, kemungkinan bus ini sudah melewati terminal lumajang, terus melanjutkan perjalanan ke jember dengan jarak tempuh lebih dari 4 kilometer, kini sudah melewati jalan lumajang tapi masih desa saja. sambil bengong terus. Aku mau masukkan uang ke amplop buat yayasan yatim yang kurang mampu.

Sekarang sudah melewati Kota lumajang sekitar daerah sungai sekitar lebih dari 5 kilometer. Saya masih melihat sungai tetapi sekarang masih ada airnya di banding jalan ke lamongan dengan keadaan kering. Perjalanan masih berlanjut saya dan adikku mau diam-diam di Bus, sebenarnya sih tahun lalu saya teralu lisan berlebihan. sekarang tidak lagi di tahun ini, di refreshing dulu setelah sepenggal tubuhnya sakit habis di perjalanan berlama-lama. Tapi sabar dulu jangan tegang dulu, baru sampai lewat jalan Tanggul Jember, barusan melewati perbatasan lumajang dan jember. Kemundian dalam beberapa menit kami menunggu sampai ke tujuan, saat ini aku dan adikku mencoba untuk tidur, tapi aku masih gak bisa tidur dengan mata. Dan akhirnya sudah sampai ke Rambipuji Jember. kalau sudah melewati jalan rambipuji kami dengan keadaan diam. sudah hampir 2 km dari Rambipuji dan tibanya sampai ke terminal tawangalun jember.


Aku dan Adikku turun dari Bis, sebelum ke rumahnya kami mau melaksanakan sholat jamak takdim dari dhuhur hingga ashar di mushola. Hampir lelah habis perjalanan dari Surabaya hingga jember, Istirahat dengan sholat jamak takdim karena ada perjalanan yang paling lama. Setelah sholat jamak takhdim Aku dan Adikku mau naik ojek dengan harga ongkos rp 35.000,00. Lalu saya berangkat menuju ke rumah dengan melihat pemandangan kota jember yang megah ini. Namun naik ojek cuman 3 orang kami akan berusaha untuk sampai ke jember. Walaupun aku perjalanan dengan membawa tas laptop sangat berat, isinya buku novel, chas laptop, buku catatan, dan lain-lainnya, setelah sudah melewati klompangan kini jelang melewati jenggawah, hampir sudah melihat bukitnya lalu melewati sawahnya dan Tibanya sudah sampai ke rumah. Aku dan Adikku ketemu dengan nenek dan keponakkannya. Kini Aku dan Adikku mau istirahat ke rumah
Inilah cerita mudik saya mulai awal hingga akhir.

Wednesday 23 July 2014

KHAYALAN



Khayalan
Pada waktu pagi saat sekolah adit itu sangat sekali belajar di kelas, Adit ini duduk di bangku SD kelas 6 bersama para anak inklusif. Sungguh wajar ini Adit pun sangat serius belajar di kelas daripada anak inklusif senormal itu. Sambil liat kelas dia langsung usil. Anak ini nakal banget dengan cara ketapel lempar batu ke sasaran teman sebelah, tiba-tiba ‘Awwwwww Sakit nih’. Si adit ini menyalahi teman sendiri. Adit ini merasa dirinya pura-pura tidak tahu kenakalan adit, dulu Adit ini pernah jadi juara 1 lomba gulat se-jawa barat, lalu gue pernah juara 3 olympiade matematika antar se-provinsi. Pengalaman adit ini buruk banget, ketika di mall teman-teman ini traktir di restoran murah terus sambil bercanda gurau kepada teman-teman, dan akhirnya adit tidur sehabis makan lalu pengawai restoran datang kemundian di bayar, dan Bill makanan mahal eh Adit ini grogi, dan akhir-nya teman-teman ini kabur sebagai bertanggung jawab terhadap adit yang nakal ini. Adit bangun melihat teman-teman justru kosong dan melirik pengawai restoran.

‘Hey dik ini BILL-nya?’
‘makasih,whaaattttttt rp 180 ribu mahal banget gue gak punya uang’ kata Adit agak Grogi
‘Adek gak punya uang sebagai pelangan adek harus membersihkan semua sampai tuntas!’ seru Pengawai Restoran memberikan  hukuman terhadap Adit.
‘whaattt ampun pak restoran”

Akhirnya itulah pengalaman buruk pada Adit seandainya teman-temannya gak mau ke mall lagi karena di hukum lagi sama pengawai restoran. Di kelas Adit dan gengnya untuk mengodain anak sekolah. Ini sangat buruk sekali, di Kelas Adit dan gengnya untuk mencari sasaran untuk mengusili kita. Sasaran pertama yang di jahili adalah perempuan, karena perempuan suka godain anak laki-laki, dan setelah mengimbang sasaran dia bersiap-siap untuk melempar sasaran tadi. Dan pun makai ketapel buat melabui musuhnya. Dia memegang erat-erat lalu tali megang mundur perlahan-lahan kemundian focus liat sasaran, dan tembak, akhir cewek menghindar malah guru datang tiba-tiba “aaaaooooowwwwhhhhhhh” sakit kepala yang begitu pusing. Ketahuan liat guru mengambil tindakan deh.
“Anak-anak siapa yang bertanggung jawab atas lempar batu kepada ibu guru?” kata Ibu Guru sambil marah-marah.
“si Adit tukang pengusil” kata seluruh siswa yang nunjukkin teman.
“Whaat, aku gak papa cuman action aja” jawab Adit pura-pura tidak tahu.
 “ADIT kau harus di hukum karena kau melempar batu ibu guru, iya kan?
 “What do you going now?”
‘Pokoknya ikut aku di ruang hukum sekarang !’
 ‘no speaking now teacher kurang baik dan bajumu kotor !’
‘apaa ngejek tak paksain semua’ seru Ibu Guru memberikan jeweran telinga Adit.
‘aduh bu aduh aoooh ampun guru’ kata Adit bersusah payah.
‘Anak-anak lainnya tolong kerjakan  matematika halaman 20, ibu mau keluar bentar.”
“ya Bu Guru!” jawab seluruh siswa.
Akhirnya Bu Guru di hukum Adit menuju ke ruang guru layak polisi berjalan menangkap maling yang mencuri sepeda motor, dia berjalan dengan keadaan dramatis banget, tiba sampai ke ruang guru dengan mengada-ada, Adit duduk untuk menghadapi dialog kepada guru dengan cara menanyai beberapa pertanyaan layak Sidang kasus korupsi di KPK. Suasana greget, imajinasi adit menurun drastis. Bu Guru pun tegas dan bijaksana untuk mencari keadilan terhadap Adit yang nakal ini

Bu Guru : Adit beberapa kali kau jadi anak nakal?
Adit : beberapa kali aja, Bu.
Bu Guru : Kau kenapa di lempar teman dengan batu?
Adit : Aku cuman mencari sasaran aja biar apa
Bu Guru : Adit, ini sekolah bukan untuk bermain-main, sekolah itu mencari ilmu, siswa-siswi ini tidak ada yang mengodain baik siswa,guru,staf maupun kepala sekolah, Adit kamu itu susah sekali mengatur anak baik, Lain kali jangan mengulangi lagi.
Adit : Ya ampun Bu Guru saya tak akan mengulangi lagi.
Bu Guru : Bagus Dit, sebagai anak bertanggung jawab sebelum masuk kau harus membersihkan lantai yang kotor dan menulis kata selama 100 x.
Adit : ‘Apa !! ahhhhh gue mati ya tuhan !’
Bu Guru : kenapa mau nambah hukuman lagi ?
Adit : jangan, Bu.
Bu Guru : Ok gitu aja hukuman kamu sampai tuntas, lakukan sekarang !
Tiada henti Adit ini sanggup menjalankan semua hukuman yang udah di sediain oleh guru, gue jadi shock gini ketika menerima tantangan berat kepada tuhan, walaupun hatinya sedih terus yang penting bisa menjalani semua. Pas jam istirahat tiba teman-teman adit ini mengelilingi kantin sambil ngobrol dengan temannya sendiri. Sedikit kecewa bahwa si Adit ini tidak bisa menjalani pelajaran karena di hukum oleh guru, tapi gak ada yang di godain, namun perlu di ajari.
Saat di kantin ada seorang anak cowok yang paling macho, dia adalah Gilbert Mohammed De Lopez atau di panggil Gilbert, dia ini cowok berasal dari Yogyakarta, dia ini suka mengikuti marathon, dia juga pernah mengelilingi mulai dari Inggris,Algeria,Arab Saudi hingga Malaysia, dan gini dia pernah jadi juara 3 lomba gulat internasional di America Serikat. Namun kali ini Gilbert sedang istirahat minum air secukupnya tanpa minuman berakholol, setelah minum dia harus mengelilingi sekolah dengan baik banget.
Diffa heran melihat anak yang paling macho, kaget banget sehingga Diffa sembunyi di balik tembok sebelah dekat dengan tangga. “gue heran siapa anak ini apa anak emas atau nakal seperti Adit itu.” Tanya Diffa di dalam hati, sebaiknya Diffa pipis di celana.
Waktu istirahat semua siswa masuk di dalam kelas tanpa kecuali sementara si Adit tidak bisa memberi kesempatan karena di hukum oleh guru. Gilbert melangkahi menuju ke kelas namun shock melihat Diffa membawa buku pelajaran, dan hampirnya menabrak dengan tidak sengaja. Ternyata Gilbert membantu bereskan buku Diffa.
 ‘oh sorry, gue gak sengaja biar bantu.’ kata Gilbert dengan senyuman manis
‘Oh gak usah nak, biar aja ku beres sendiri.’ jawab Diffa dengan menolak penawaran.
‘Gak papa biar takutnya bukunya berat.’
‘oh ya makasih’ seru Diffa dengan senyuman malu.
Setelah membantu beresin gini Gilbert membantu buku Diffa ke kelas. Ketika melangkahi jalan kelas Diffa ingin tau seberapa sifatnya itu. ‘gue mau bicara ah sekalian apa bisa nggak yah ?’ tanya Diffa dalam hati. Lagi jalan dia perlu bicara dengan super ganteng ini.

‘ehhhmmmm sebelumnya makasih beresin buku.” kata Diffa dengan perasaan malu, jawab Jonathan dengan serius ‘ya sama-sama, gue anak teladan ya seberapa filling gitu deh.”
“oh ya boleh kenalan?”
“Boleh!”
“gue Diffa.”
“Gilbert Mohammed De Lopez”
“loh kok namanya di ambil Negara brazil”
“ya benar Diffa waktu di Algeria gue pernah mengikuti marathon dan dapat juara 2 di sana.”
“wooow Gilbert hebat, sering punya teman di luar Negara itu?”
“Punya!,waktu di Amerika Serikat ada teman dari Indonesia ada satu dia itu makai jilbab warna hitam dengan baju kotak lengan panjang. Gue itu jalan-jalan mengelilingi masjid sampe kelelahan habis temanku resah banget.”
“Gua suka itu, ayo ke kelasku yuk!”
“boleh”.

Akhirnya Diffa dapat perhatian dari cowok hebat ini sama sekali mengetarkan hati Diffa ini. Belakangan ini Adit kecewa terhadap cowok hukuman seharusnya grege, dan lapar, makan tapi harus selesaikan.
Teman-teman lainnya liat Adit dengan dekat. Sayangnya Adit mau menjaga lisan. Gue curiga banget dia kelas 6B yang pernah bullying di sekolah maupun kompleks sebelah.

‘Adit, kamu nakal ya dari tadi liat dari sebelah ?’ tanya teman adit sambil marah besar.
‘bukan-bukan aku nak gitu aja anak SD’ jawab Adit Pura-pura tidak tahu.
‘oh Adit ini pernah ngerjain kasih kulit pisang terus kamu jilat kue ketahuan sama orang’
‘oh no ‘kampreett !’ ya kamu pas main sepak bola malah loe yang ninggalin gue dan gue pernah di taman bermain sambil kejar sama satpam.’
‘Halah loe cuman jadi anak cemen di sekolah, sekolah ini gak mau jadi penguasaan orang pintar di banding loe.”
“Gue gak mau ketemu ama geng loe kayak penyalahgunaan narkoba.”
“hoooeeeeoooooo dasar cemen,orang cemen!,orang cemen!” kata teman-teman dengan berjalan mundur”
Adit sabar menghadapi lisan ini seandainya gak bisa mau kecanduan orang yang senasib itu. Bahkan juga respon anak ini sesuatu pernah di bunuh oleh satu orang yang seusia remaja. Bu Guru ini mau cek di ruang guru sambil melihat kebersihan kelas yang di kerjakan oleh Adit, dan hasilnya bagus banget cuman Adit ini baik banget tapi jangan beranjak dulu. Adit ini harus di bicarakan oleh guru itu. Bu Guru akan dialog dengan anak pintar ini.
‘Adit, kelasmu bersih dan kamu anak teladan, lain kali jangan mengulangi lagi.’ kata Ibu Guru sambil senyuman. Adit menjawab dengan tunduhan kepala ke bawah ‘ya Bu Guru gue gak mau mengulangi lagi.’
namun dia sedikit cerita dengan Bu Guru
‘Dit, kau tahu Raditya Dika ?’
‘Raditya Dika’
‘Iya dia jadi penulis novel best seller waktu itu Bu guru waktu kuliah di Universitas Indonesia, namun Ibu heran ketemu dengan Mas Radith, dia sekali penulis tanpa membuang malas itu’

Ibu Guru ini pernah kuliah di Universitas Indonesia jurusan Sastra Indonesia, namun dulu dia bertemu di kafe pas lagi meeting, di Kampus Ibu sempat khawatir dengan mas Radith, saking lagi nulis diapun akan menekuni tekad mas Radith, dia itu baik,ramah,gak pernah sombong,rajin nulis novel,jadi stand up comedy di depan para penonton. Tapi di balik itu mas Radith ketemu dengan Ibu Guru, dia pengajar anak SD. Dengan harga diri beliau ini menekuni pengajar muda itu, usia 19-an, ketika ketemu dia ngobrol Bu Guru dengan mas Radith dengan santai
“mas Raditya Dika” kata Guru dengan ucapan baik
‘ya Bu, Guru SD kan ?’ di tanya mas Radith. Ibu Guru jawab dengan senyuman ‘iya mas Radith gue liat di tv ternyata mendukung di youtube kayaknya 2 juta orang liat ini.’
‘woooow Bu Guru cuek banget, ya gue liat ketika nampil stand up comedy-an di kafe, banyak sekali barang gebetan yang masih simpan, seakan-akan premis ini akan memperbaiki hati gebetan maupun orang yang lagi naksir sama cewek.”
‘mas Radith pernah punya cewek ?’
‘Gue pernah deketin ma gebetan pas malam minggu, pas kencan dia banyak tau orang lagi berpisah bisa jadi LDR-an deh, gue sering putus, gue juga pengalamanku nulis di buku CINTA BRONTOSAURUS isinya cerita cinta mas Dika ada juga pernah nulis blog di australia, nyokap gue nyuruh kuliah di Ancelaide Australia jurusan Finance, namun gagal kuliah gara-gara LDR-an susah di jalani.’
‘mas Radith mau tahu apa itu LDR ?’ tanya Ibu Guru kepada mas Radith
 ‘LONG DISTANCE RELATIONSHIP = Hubungan Jarak Jauh”
“oh ya, yah gitu deh ibu pernah LDR dengan anakku di Malaysia buat kuliah S-2 di sana itu membuat segan banget.’
‘Oh anakmu kuliah di sana. Ya gak papa semangat belajar di sana’

Setelah cerita dengan Ibu Guru seakan memperjuangan mencari ilmu dengan sungguh-sungguh, Ibu Guru usia 50 tahun ini tak akan lupa menyayangi anak SD. Mimpi pada seseorang akan di wujudkan setelah kerja keras demi gaji keluarga. Betah melihat keluarga sibuk mencari inspirasi. Tidak tahu masa lalu membuat ingatan menyejuk para anak usia, Ibu Guru sudah lulus S-1 sarjana, Si Guru ini pernah kuliah di Kuala Lumpur Malaysia untuk mendapatkan gelar, namun bahasa agak sedikit tapi bisa meraih impiannya. Lanjutkan dialog Ibu Guru dengan Adit, itulah masa lalu di alami Ibu Guru, dan berperan bahwa khayalan itu bukan dari mimpi segala membuat sesuatu imajinasi di masa depan, dan akhirnya Adit bisa mewujudkan impian ke masa depan yang akan mendatang, agak mudeng banget. Jangkauan hati bisa di liputi setelah awal sampai terakhir.

Monday 2 June 2014

PROLOGUE

Dahulu itu aku masih umur 2 setengah tahun saya bisa bicara. Walaupun seusia bayi ini membawa jalan menuju masa depan. Tapi anehnya dulu di Jember ini belum bisa melihat suasana dunia ini. Ini dunia apa atau belaka, pernah di alami masa kecil anak bayi masih minum susu dengan cara mencucu mulut bayi. Seperti susu putih bisa berkhasiat untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh, suatu itu saya bisa jalan dengan sendirinya. Sedikit demi sedikit bisa menguasainya. Tapi buruknya saya dulu dapat mencelakai tubuhku. Ketika di ajak jalan-jalan yang terlihat lagi melihat kota-kota yang paling indah persis kota Jakarta. Abadinya kota Jember ini kota bersih di banding kota Pahlawan masih ada lingkungan yang kurang sehat, Ada yang Bonek yang mendukung arek persebaya. Tetapi aku gak pernah mendukung bonek itu. Karena kota bonek itu merusak moral tiap saat maupun selamanya. Seusia tumbuh itu pingin mendidik di SD. Ketika di SD saya merasa melihat murid lainnya bengok semua. Gue gak tau kenapa aku liat seperti itu? murid lainnya belum melihat aku sosok orang GJ(gak jelas). Mokapku melirih ke depan hadapan guru. Tapi guru malah bicara dengan dia. "Dek,kenapa ada kurang ngerti tentang pelajaran ini?" tanya Guru. Akupun menjawab "Ya,tapi gak tau mau belajar di sini tapi masih belum tahu tentang itu." Ekspresi pada guru itu kurang sosialisasi di sekolah. Sebab sekolah yang berbasis islam ini memperkuatkan moral baik jasmani dan rohani. Tapi gak ada satupun yang pintar di kota ini. Dan aku pun tidak bisa bersekolah karena mental dan moralnya agak rendah. Dan juga mengetahui gue harus mendidik dimana yang berada? tapi aku pun mengikuti temannya.

Entahlah tujuanku yang engkau di tuju langkah awal untuk menuju masa depan adalah mengikuti sekolah dengan adikku. Hanya capai satu titik pun lekas lanjut. Tanpa putus asa pada waktu maka aku luangkan waktu untuk sekolah. Tapi aku semangat dalam sekolah dengan membuka mulut dan bilang "HOREEEEE!" aku tau ledakkan hati ke hati terlalu susah di ingetin kalo bertemu dengan orang pas di jalan, sayangnya pasti belum berani untuk komunikasi dengan orang lain, semudah itu. Pas kecil dia terlalu sulit menjalani sekolah yang lebih baik karena si A ini keluhan masih banyak, masalah pun juga banyak, dia sih masih berusaha untuk menyayanginya, si B juga keluhan masih dikit agar teman-teman ajak bermain dia masih bangga banget, semangat di pagi hari masih jauh, supaya sehat gue tiap hari minum susu untuk meningkatkan tubuh bukan dadanya nyeplak, seperti gue pernah di kurung dengan ibu pas main atau apa. Jenjang masih jauh harapannya, jelajah jember untuk mengetahui betapa luas gunung,pasar, dan kota ini, orang jember punya komunikasi berbeda-beda tapi butuh sosialisasi, 'foundasi di jember ini sungguh menakjubkan bagaikan bunga petik di mana-mana' di ungkapkan gue, "apanya kota ini masih luas pemandangan di kota teladan ato apa itu?" jawab si C. Gue gak tau si C ini tega sekali mengejek kota atau apa beginian dalam suasananya jelek, "hey you Cecak, kenapa di gunung aja biar di kasih sate panggang kayak loe." kata gue sambil mengejek si C, "Hey kampret, loe juga ke neraka biar tau di siksa orang tak berdaya." jawab si C sambil membalasnya.

Beliau itu baik dan sabar, tapi gue kadang sabar kadang tidak bikinnya teladannya naik turun, Level memahami masih jalan saking level naik maka masa depan akan berjalan hingga akhir waktu. System pada belajar mulai proses, gue dan adikku menjalani sekolah pasti meraih dapat generasi emas agar para pelajar bisa meraih mimpi di masa depan.

Pemuda Pulang Kampung walau Orang Tua Tiada

Pemuda itu berjalan, langkahnya berat dan lesu, Di kota besar, dia mencari pekerjaan, namun tak kunjung berhasil, Hatinya penuh kekecewaan, ...