Teka-Teki Sudut Pandang Vina
Ketika memasuki
pertengahan kelas X masih ingat kejadian semasa kecil ia mempertemukan
sahabatnya Vina. Katanya ia belum punya identifikasi tentang keberadaan tempat
tinggal. Toti musuh incaranku ia menyembunyikan kertas rahasia milik Vina.
Sebelumnya Vina memberikan surat rahasia kepada Toti. Isi surat ini mengenai
Rencana membunuh teman akrab. Begitu kurang yakin dengan Surat itu.
Tiba-tiba surat itu terasa dimensi waktu terhadap masa
kecilnya. Tidak salah pun Vina belum bisa menemukan titik temu keberadaan
tersebut. Rencananya melakukan pembunuhan di berbagai tempat salah satunya
menyerang sahabatku yang sudah akrab dengannya.
Thoriq sedang membaca buku di Rumah. Sehari-hari
kebiasaan cuman internet dan bersih-bersih di Rumah. Di temani dengan sepupu
dan orang tua bikin hangat kebersamaan. Di balik aktivitasnya kadang-kadang ia
mencari informasi tentang deteksi Ivan sekarang. Belum jelas pasti apa
sebenarnya terjadi? Ketentuan masih di selidiki.
Suara cahaya bermunculan Thoriq berdesak lari keluar
rumah. Pintu terbuka langsung terkena Dimensi mimpi. Cahaya putih mulai
berkembang luas. Thoriq tertidur sampai Vina mengangguk tersebut. Mata terbuka
pelan-pelan lalu ia bangun.
“Thoriq Kemal” Gumam Vina.
“Siapa kau?” tanya Thoriq tidak sadar
“Akulah Hervina Putri teman akrab Ivan. Apakah kau
pelajar SMA?”
“Tidak tahu aku nggak kenal dengan kau. Mau apa di sini?
Kenapa mengajak ke Dimensi nggak jelas seperti ini” Ujar Thoriq menanyakan
siapa sosok tersebut.
“Tenang Thoriq, ini alam masa lalu. Kamu belum pernah
berteman denganku” Jawab Vina terlalu kalem.
“Dengarkan Aku. Sebenarnya anda ini kenapa membuka cahaya
tak cemerlang. Aku tidak pernah berteman dengan kau.”
Thoriq menyangka semasa kecil tidak mengenal dengan
sahabat akrab pertama. Sebab ia bersekolah di tempat yang berbeda. Tidak hanya
melihat lingkungan berbeda-beda melainkan opsi ini juga melibatkan semua masa
kejadian tak ada habisnya bila menjadi perseturuan. Thoriq dan Vina menjadi
sasaran pertama dalam penyerangan rahasia. Thoriq heran banget. Salah satu
alasannya Thoriq tidak punya kebiasaan berteman pada Vina apalagi meragukan
apakah kesadaran bisa mengubah? Sampai saat ini Thoriq hanya diam dan
menyaksikan kejadian itu.
Terus terang Thoriq menatap Vina berlama-lama. Urusan
telah menanti walaupun tidak punya jalan keluar Thoriq tetap menemukan cara
keluar dari jalur itu. Tanpa terduga ia berlari kencang. Mendadak Vina
mengeluarkan sinar efek dari tangannya. Hampir berhasil ujung-ujungnya
mengeluarkan jurus tersebut. Akhirnya Thoriq membalikan badan terus kesadaran
mulai mengubah.
Thoriq berbaring di tempat tidurnya Vina segera melarikan
diri di tempat lain. Belum bisa terkendali setelah terkena kutukan kini belum
bisa kembali normal
***
Kak Yuni sedang
mendampingi adek yang lagi menjalankan sidang skripsi. Ia sudah lulus tahun
lalu saking menjalankan skripsi terlalu susah. Kata temannya Skripsi itu sulit
banget bagiku. Tidak ada tanda dari lingkungan menjadi tenang. Seandainya tak
seorang pun mengincar untuk menyerang. Kemungkinan cara menyampaikan dalam
sidang berlangsung menurut pakar alumni yang sebelumnya sudah mengalami masa
sidang.
Vina melihat dari jauh. Masuk tanpa izin seolah-olah
tujuan untuk mencari sasaran kedua setelah Thoriq mengalami tidur di dimensi.
Dimensi mimpi tidak jauh dari metode jurus Madara Uchiha. Jurus pohon mimpi
mengumpulkan jurus terkait dengan Infinity Tsukoyomi. Sebenarnya jurus berasal
dari bulan yang mengikuti pandangan seluruh masyarakat. Bahkan keseluruhan
tidak bisa bergerak hingga masuk ke dalam terperangkat tersebut.
Berjalan pelan layak seperti jalan biasa senantiasa hanya
mencari ruangan yang sedang incar. Vina langsung terlihat dari belakang Kak
Yuni yang sedang menemani adiknya. Tanpa menunggu lama tangan mengeluarkan efek
cahaya. Melangkah pelan dengan jalan jongkok. Kak Yuni menengok kiri kanan.
Efek cahaya telah muncul akhirnya ia terjebak sementara adik kelas berlari
meminta pertolongan sebab bahwa Kak Yuni telah di culik oleh salah satu sahabart akrab pertama.
Saat ini Kak Yuni sedang
tertidur di dimensi mimpi. Tidur nyenyak tetap tidak ada tanah, maupun semacam
langit hanya gambaran masa lalu. Vina terlalu melihat sosok mahasiswi terlalu
tinggi dan juga suka mengadaptasi sendiri. Mata terbuka perlahan-lahan walau
masih melek sekalipun.
“Ini dimana ini tolong?”
Ucap Kak Yuni pura-pura minta pertolongan.
“Selamat datang Mahasiswi”
gumam Vina mengucapkan selamatkan datang dengan muka terlalu biasa
“Hey dimana ini?”
“Ini kita berada di
dimensi mimpi. Sebuah imaginasi menggambarkan masa lalu mereka lalu menjadi
masalah di dalam masa lalu antara aku dan Ivan. Salah satu temanmu sedang
tertidur di sini. Jadi bagaimana menurutmu?”
“Menurutmu itu sedikit
sampah. Di dunia mana ada semacam fanatik kayak loe. Kamu preman nggak punya
ibadah, cuci saos, orang tua nggak menyayangi sampai kau membunuh teman dengan
godaan setan seperti kamu. Dasar anak kecil sampah nggak punya pengertian!”
“Jadi kau menghinaku
dengan tidak sengaja begitu!” sahut Vina perkataan sangat tidak jelas
“Oh ya begitu menghiburku
anak sampah jalanan!”
“Kalau begitu akan
terjebak di dalam masa lalu. Kemundian kau tinggal menikmati saja”
“Hey sampah mau kemana?”
“Diiiiiaaaammmmmmm!!!!!!!!”
Vina mengeluarkan jurus khusus dari tangan menghampiri Kak Yuni.
Efek cahaya semakin
berbeda. Thoriq dan Kak Yuni tertidur pulas. Tak menyangka ia terpaksa
mengurung di penjara dimensi mimpi. Sampai kapan ia terperangkat. Akhirnya
kesadaran belum terbangun serta tubuhnya sudah mengamputasi dengan semacam
struktur garisan tersebut.
***
Ketika merayakan ulang tahun SMA Negeri 10 Surabaya. Teman-teman sibuk
mendekor kelas apalagi sudah menyiapkan alat-alat itu. Aku terdiam di kelas
tanpa melirik teman yang sedang berbicara. Walaupun interaksi dengan
teman-teman tentang gambaran seseorang melainkan tetap melindungi dari segala
ancaman.
Bedanya aku menelusuri SMA
dengan sedikit efek dari tangan berisi kekuatan cahaya yang ekstrim. Tanpa
berfikir panjang ia mengeluarkan efek waktu. Semua orang berhenti begerak
gara-gara efek cahaya mengalir ke seluruh penjuru kota. Vina langsung
menelusuri sedangkan aku mencari penyebab dari semua ini.
Lari dimana-mana belum
ketemu. Ujung-ujungnya Aku bertemu dengan sahabat yang sudah pergi melepas masa
SD. Hervina dan Aku berhenti di tempat hanya untuk melawan secara tak kasat
mata. Lama-kelamaan memiliki drama terlalu berbeda. Tak menyangka ia bertemu
beberapa kali hingga menyimbulkan nasibnya. Tidak tahu tujuan perlawanan
seperti apa.
“Lama tidak bertemu
Hervina Putri.” Ucapku menatap muka jarak cukup sedang.
“Hai kau cemen. Sudah
berapa lama kau bertemu. Apakah kau akan menjadi musuhku hah!” sindir Vina
terlalu pelan.
“Oh kau pasti mencari
incaran begitu. Aku tidak tertarik dengan perkataanmu itu.”
“Apa yang kau lakukan?”
“Dahulu aku sejak kecil
kita berteman dan suasana seperti bermain ayunan yang tidak pernah berhenti dan
juga dulu aku berinteraksi tentang kebiasaan dan sampai saat ini kau cukup
berbeda.”
“Oke kalau begitu akan
memasuki dunia lain seperti temanmu yang sudah tertidur”Ujar Vina sambil
mengeluarkan efek cahaya dari tangan.
Tidak peduli jurus apa
yang telah punya. Aku terpaksa menunjukkan mata Mangekyo Sharingan yang berasal
dari kalangan klen uchiha. Mulai menyerang aku menggunakan teleportasi agar
tidak terkena jurus itu. Cahaya mengalir ke seseorang namun berhasil tetapi
Vina membalikkan badan akhirnya ia terkena Efek mata sharingan kena pada bagian
matanya. Mata Vina semakin perih Aku tetap bertahan di tempat terus memaksa
memasuki lorongan waktu bagi orang yang menyiksa teman secara kurang
kemanusiaan
***
Langit menghias merah menemani pemandangan layaknya kebiasaan yang buruk.
Nyatanya Vina terjebak di dalam efek mata sharingan. Tak tersangka teman ini
menculik agak tidak sengaja. Apalagi dengan situasi yang mengambarkan
perisitiwa yang terjadi dalam dimensi merah. Vina lemah daya dalam kurungan
menjadi tidak bisa melihat apa-apa. Belum jelas pasti bagaimana sebenarnya
terjadi.
“Dimana aku tolong.
Keluarkan dari permainan ini. Lepaskan” gumam Vina berada dalam keadaan tak
berdaya
Aku berhadapan dengan Vina
lalu melakukan pembunuhan secara balas dendam. Aku sedikit kecewa dengan
sahabat yang sudah terkurung di dalam dimensinya. Akhirnya aku angkat bicara
dan menyaksikan hari pembalasan.
“Vina, sayang sekali kau.
Seharusnya kamu melepaskan sahabat dari kurungan ini tapi ternyata kau semakin
kejam.”
“Hey cemen bagaimana keadaan
seperti itu. Kenapa kau menghancurkan seluruh alam semesta.” Kata Vina kalau
memanggil cemen.
“Aku tidak mengatakan
seperti itu hanyalah kau yang pasti tergodakan. Dan tidak dengar ucapan sampah
yang melontar di mulut lho. Kecewa banget sampai mengimbangkan suasana.”
“Dasar sampah!!!” sindir
Vina keras sekali
“Aku tidak dengar. Dan kau
sungguh kejam.”
Pedang menusuk bagian
perut kanan. Vina merasakan teriak kesakitan. Tak tahan kuasa air mata sambil
meminta ampun kepada teman. Selanjutnya pedang menusuk pada bagian kedua kaki.
Sedikit sakit hingga nggak bisa meminta pertolongan. Akhirnya aku mengalah dan
Pertanyaan seputar teka-teki rahasia tentang pembunuhan sahabat.
Toti mampir ke sekolah
SMA. Mencari orang tetapi belum ketemu lalu mencari sampai ketemu. Pemandangan
merah masih berlanjut. Vina membekas luka serta mengeluarkan darah di luar
wajah. Bayangkan pemandangan terlihat di atas. Jika tangan vina tak bisa
mengeluarkan efek cahaya lagi. Karena tidak punya pilihan maka ia memutuskan
untuk mengeluarkan dari kesengsaraan. Aku mengikuti perkataan teman efek akan
terlepas dengan sendirinya. Vina langsung berbaring dalam tanah tersebut. Efek
telah pecah akhirnya Dimensi mimpi segera berakhir.
Thoriq dan Kak Yuni
melepaskan dari efek dan menuju ke tempat yang semula. Drama belum selesai Vina
berbaring dalam tanah sedangkan Saya bertahan di tempat layaknya menyaksikan
orang yang sudah berjuang mata-mata melawan teman. Toti ketemu tetapi suasana
semakin redup. Surat terjatuh dari tangan tak tersangkan emosi Toti meninggi.
Lari menghampiriku sambil mengenggam pisau mereka. Aku tertutup mata seperti
menangis dan mengamati orang. Hampir menyerang cuman berhasil menangkis lawan.
Tak tahan kuasa amarah akhirnya ia menusuk langsung pada bagian perut mereka.
Drama tragis segera berakhir.
“Ivan, kau sedikit berubah
dan apa yang telah derita” Kata Toti menyiksakan hati terlalu dalam
“...................................................................”
aku terdiam
“Apa tujuanmu untuk
membunuh’kan?”
“Aku tidak ingin membunuh
siapapun kecuali ada peristiwa yang terjadi kesalahan pada diri sendiri. Jadi
aku tidak tahu kapan akan berakhir di sini. Yang jelas aku nggak punya bantuan
untuk kau dan relawan telah mengenang kami.”
Drama telah berakhir. Aku
mengambil surat kejam tersebut lalu mengembalikan simulasi seperti semula lagi.
Akhirnya efek telah hilang maka aktivitas segera kembali. Tak terasa tubuh bisa
bergerak lagi. Aku segera mencari tempat yang enak untuk membuka surat kejam
tersebut. Sampai di sana ia duduk dengan santai lalu membuka surat kejam. Ia
menyangka surat ini berisi tentang kekejaman untuk membunuh sahabat.
Sebelum berakhir ada salah satu
ungkapan yang harus kalian dengar. Sejak kecil ia bermain dengan sendirinya.
Seiring orang tua membimbing dan menyayangi ia selalu cuek dalam suasana ini.
Tapi nggak bisa melupakan bahwa sejak sekolah ia malu dengan teman-teman.
Sekolah menyimpan sejuta perasaan tetapi aku belum berani menyampaikan apa yang
telah kau lakukan apalagi melihat kondisi seperti ini. Hidup setelah ini aku
akan membunuh siapa saja yang telah membenciku. Hanya saja sahabat yang kau
benci untuk membentuk segala ucapan yang tidak berkenang. Apalagi melakukan
kejadian yang ku alami. Balas dendam akan membawa kesengaraan bagi hidupnya.
Maafkan aku ini merupakan akhir dari segala kehidupan maka merekalah akan
membunuh serta menyaksikan mayat dalam kuburan lalu membalas semua apa yang
telah lakukan untuk mengembalikan perasaanku. Terima kasih Tuhan.
Setelah membaca surat itu
ternyata aku merasa bersalah atas semua kejadian masa SD. Lupakan itu kemundian
Aku membangunkan teman-teman yang terjebak dalam dunia dimensi. Dokter Yono
bermunculan di tempat. Tanpa basa-basi ia segara melakukan pertolongan.
“Dokter tolong sembuhkan
kami”
“Baiklah” Sahut dokter
sambil mengeluarkan alat-alat medis.
Ia memilih meminum obat
penghilang efek. Dokter membantu membuka mulut Thoriq dan Kak Yuni. Terus meminum
botol itu. Obat ini bisa mengembalikan penyakit efek dalam tubuh tersebut.
“Apa dia mempan”
“Ia pasti pulih kembali.”
Akhirnya tubuh terasa
normal kembali. Ia segera membuka mata
perlahan-lahan dan melihat di tempat yang normal. Layaknya kesadaran berawal
dari nol.
“Mama, kita dimana?” kata
Kak Yuni menanyakan tempatnya
“Iya apa yang telah
terjadi?” gumam Thoriq.
“Kalian terjebak di dalam
dimensi waktu dan nafas pelan-pelan.”
“Ivan kau di sini.” Sapa
Kak Yuni
“Hey ada Ivan” Sapa juga
Thoriq
Terima kasih Dokter yang
telah memulihkan kami dan kembali ke tempat yang berada dengan ilusi. Aku
menatap ternyata dokter entah kemana mereka? Thoriq dan Kak Yuni mengajak
liburan ke Pantai Papuma untuk bersenang-senang di sana. Permintaan telah
terwujud Aku dan kawan-kawan akan merasakan bintang yang sedang bersebrang.
Masa lalu telah hilang kembalilah ke jalan yang benar. Sambil menyeruput kopi
yang telah buat. Ternyata suasana makin mereda. Kini Canda tawa dan
bersenang-senang bareng masih menyenangkan suasana. Lupakan masa lalu dan
jalankan hari ini dengan bersenang ria.
Surabaya,
14 Februari 2016