Sunday 28 February 2016

Reason 3 : Problem Life for Me

Reason 3 : Problem Life for Me

Sepulang ngaji ada sedikit nggak beres. Wulan dan Ayu sudah mengerti perkataan dariku. Mungkin belum jelas investigasi masih berlanjut. Devi dan Retno melihatku dengan kurang senang. Ia rencana untuk mengejar kasus untuk mengetahui seberapa jauh aku ini type cowok seperti apa? Sepertinya asyik menaiki sepeda. Aku lupa dengan berteman dengan alasan.
Bu Fauziyah mengatakan Ivan selalu hati-hati dengan temanmu karena banyak bermasalahan dengan faktamu. Jaga kerahasiaan.
Walaupun ingat nasehat maka perkataan akan selalu dikunci. Ketika malam hari orang tuaku menyuruhku untuk belajar. Paling parah sih Ayahanda. Sedangkan saya menonton tv.
"Kamu belajar ya. Nggak boleh nonton TV" batin Ayah agak santai
"Apa katamu" ucapku tidak dengar perkataan Ayah.
"Kalau akan menyeretmu jika berani sama ayah." Bentak Ayah dengan emosi tinggi.
Di paksakan lari keluar rumah akhir aku nggak punya pilihan lagi selain menonton TV. Ibu semakin kasihan dengan prihatinku. Saya memandang emosi orang tua dan mengatakan dalam jarak agak.
"Ivan kamu tahu jika menonton TV tapi harus melatih rangsangan otak dulu." Ungkap Ibu dengan tulus.
"Apanya? Untuk apa sih mengatur waktu yang sulit banget." Gumamku dikit parau.
"......." Ayah melirikku dengan sedikit marah
"Kembalilah Van. Supaya bisa berjalan besok" Ungkap Ibu mengulang perkataannya.
Karena sudah larut malam. Aku tertidur dengan membawakan hasil yang maksimal.

Di Sekolah Ia mengaku ada jejak kasus dari Vina. Hanya saja Vina selalu berngobrol dengan teman-teman sekitar. Sedangkan Aku akan mengikuti arahan Vina. Soalnya belum pasti penyebab dari keserakahan padaku. Khawatirnya mengaku bahwa aku itu sebagai mengancamkan kami. Kira-kira aku bersembunyi di tempat kami. Robby mengacaukan misiku
"Ivan, kamu ngapain sih mengikuti orang" Gumam Robby sedikit kecewa
"Nggak papa lah Robby kamu selalu mengacaukan misiku." Batinku terlalu murung
"Sudah lupakan kasus nggak jelas. Lebih baik bermain saja daripada nangkap maling jadi berat." Gagap Robby membubarkan misi indivindu.
"Lhoe sudah gila yah. Hmmm ya sudah apa nama permainannya?"
Balasku sangat sedih sambil mengikuti ucapan teman.
Karena misi gagal ia langsung hilang jejak dan terpaksa memikirkan hipotesa kasusku. Padahal sudah hampir mendekat berujung kekecewaan. Sepertinya Vina sedikit gejala dengan Ivan. Saking tanya dalam hati Sebenarnya aku ini tipe cewek terhadap apa? Mungkin pengaruh masalah dalam komposisi hidup atau cuman masalah ringan. Komponen jejakku masih deteksi tetapi terpaksa membersihkan lantai. Hal ini menganggap jejak biasa.

Sepulang Sekolah Aku berjalan menuju ke sepeda untuk pulang ke Rumah. Tiba-tiba memanggil secara mendadak.
"Berhenti Van."
"Ada Apa Vina kamu mengacaukan sahabat kami kan."
"Sudahlah Ivan begini kau yang mencariku kasus" Sahut Vina agak Jujur.
"Nggak kok aku membersihkan bagian lantai kok" Ucapku pura-pura membersihkan lantai.
"Bohong banget sih"
"Serius aku nggak papa tapi..."
"Sudah cukup pokoknya nggak mau mengikutimu selamanya."
"Pendengaranmu bagus sekali" Ucap Thouriq sedikit merayu
"Thoriq. Kamu?"
"Siapa kau?" Tanya Vina tidak mengerti.
"Thouriq Kemal Al-Ghazi" Jawab Thoriq selalu santai
"Thouriq ngapain ikut campur sama aku"
"Kelihatannya kau sedikit berbeda dengan kami. Maaf ya Vina harus cabut dan salam kenal untuk kamu Thouriq Kemal Al-Ghazi"
"Silahkan pergi ke Rumah. Vina tidak punya pengertian"
"Aku tunggu pembalasanku." Balas Vina secara tak berguna.
"Tapi Riq."
"Sudahlah Van biarkan saja. Oh ya mampir gramedia yuk."
"Oke aku suka itu"
Seiring Konflik ringan. Vina meninggalkan berdua untuk pertemuan besok. Sepulang sekolah aku dan Thoriq janjian untuk membeli buku di Gramedia. Di Gramedia Manyar sengaja saya berjalan-jalan di toko buku. Jenis buku apa saja asal sesuai kesukaanmu. Saking mengambil buku yang cocok mau atau tergantung isi buku.

Beberapa lama kemundian ia sengaja pulang sore karena janjian jadi nggak bisa ngaji. Jam 4 sore sudah mulai pembelajaran. Tak sangka duduk lalu membaca kembali study kasus yang belum terselesaikan. Tidak percaya bahwa suatu nanti Vina akan mengakhiri persahabatan. Soalnya sudah beberapa lama bersahabat dan berakhir ke jalan yang berbeda-beda tidak seperti yang dulu.

Saturday 27 February 2016

Hujan dalam Kegugupan

Hujan dalam Kegugupan

Kadang merasa hujan deras menghabiskan waktu entah sampai
Manusia telah menunggu pulang sampai terang
Jangan enggan melewati air yang menetes
Sehingga mau bagaimana lagi harus kita perbuat
Bahkan saat berpergian tidak melihat keadaan langit
Hingga menutupi awan hitam

Awan hitam ini seakan-akan menutupi suasana cerah dan kehidupan yang jalankan
Mungkin menunggu untuk mencari waktu
Atau gelisah menjadi kisah yang menyedihkan
Menangis akan mempengaruhi masa indah tanpa dipedulikan ucapan serta perkataan orang
Hanya tuhan yang percaya pada-Mu

Hujan menetes tanah menyikapi badai menemani angin yang sangat kencang
Entah mengorbankan makhluk hidup akan sebutir peristiwa
Keluarga telah menunggu anak untuk kembali ke rumah
Menunggu hujan kita ngapain
Walau di tengah kebanjiran
Abaikan merenung hanya mengolah kebenaran atau keburukan
Sebisa mungkin hujan terjadi sewaktu waktu
Tak bisa berhenti hingga beberapa saat
Tuhan akan menangis semua kesalahan yang kita lakukan
Hilangkan kegugupan dari segala alasan.

Surabaya, 27 Februari 2016

Friday 26 February 2016

Sains

Sains

Tempat meneliti pengetahuan alam
Mungkin rupanya dahulu para pakar menciptakan berbagai alat
Seperti melahirkan sebuah teknologi yang canggih
Serupa metode rumus akan mengembangkan daya rangsangan otak
Tuhan melahirkan sebuah keteladanan dalam hidup

Kadang pula bahan alami suatu gravitasi
Suasana merangkit seri dan paralel
Menghubungkan ilmu pada makhluk hidup
Seolah-olah menggali unsur unsur kimia
Menggali daya kandungan serta membawa kemanfaatan

Kimia mengajarkan sebuah unsur-unsur
Matematika mengolah rumus dari temuan yang meneliti secara terungkap
Biologi mempengaruhi anatomi serta fisiologi makhluk hidup
Fisika ini menunjukkan daya gravitasi serta menyerupai metode rumus dari para pakar.
Percobaan sebagai salah satu penelitian baru dalam pengetahuan

Satukan rahasa keseriusan yang jernih
Abaikan menguji satu warna dengan lain
Manusia berisi beragam aneka sistem organ tubuh
Terdapat kehidupan di dunia hanya sementara
Seperti pula persoalan hanya menemukan segalanya sains hanya menelusuri penjelajah alam
Menghirup langit dan bumi
Segarkan teknik serupa cara memproseskan sesuatu
Eksperimen lebih jernih serta mendalam

Surabaya, 26 Februari 2016

Wednesday 24 February 2016

Gelas Kehidupan

Gelas kehidupan

Gelas masih kosong
Terkadang kehidupan ini sebuah kisah yang nyata
Air menuangkan isi pelajaran yang kita petik
Sekilas sabar dalam segala cobaan dari godaan
Berusaha untuk peduli sesama manusia
Kadang kita selalu bekerja keras demi keberhasilan ini

Mampukah mencukupi kebutuhan hidup
Hanya menetes air biru ini mengembun udara segar
Endapan oksigen sebagai kebaikan kadang pula mengaliri ketenangan
Seperti sungai mengalir hingga menerjunkan ke tanah syurga

Lihatlah hari mengisi air
Terdapat dalam air berisi ilmu dan emosional
Jika warna merah maka seakan-akan hidup lebih buruk
Semakin menetes maka semakin kecil air embun yang kita jatuh dari tanah
Manfaat ini akan membawakan masa depan cemerlang
Mungkin tuhan akan menerima segala doa dari kutukan mereka
Hilangkan dosa kami
Jalankan tanggung jawab
Ambillah hikmah dari seembun air

Surabaya, 25 Februari 2016

Reason 2 : Dimension of Ferdiana Rose

Reason 2 : Dimension of Ferdiana Rose

Semenjak Ferdiana Rose menyatakan tidak lolos sebagai anggota pramuda FLP. Belum pasti mengapa ia bergabung jadi pramuda. Semula ia datang ke kelas untuk menuntut ilmu kepenulisan. Gadis tidak tahu asalnya serius dalam belajar. Mungkin menggali materi terasa paham. Aku mengaku Ferdiana Rose belum meneliti tentang keseharian kak Ferdiana. Aku bertemu dengan Ferdiana Rose di luar perpustakaan Ngagel Rejo mengenai masalah dengan pribadi Ferdiana
"Kak Ferdiana" Sapaku
"Ya dek!" Jawab Rose lontar dalam mulut dan santai
"Aku tanya buat kamu."
"Ya apa maunya Dek Ivan."
"Apakah tahu kamu klen Umi"
"Iya. Emang kenapa?"
"Nggak papa sih."
"Dek Ivan tahu. Apa keseharian jadi umi? tapi Kakak nggak tahu kenapa kewajiban terlalu memberatkan beban."
"Maksud kakak"
"Seandainya Dek Ivan sudah memperjuangkan sebagai anggota. Oleh karena itu jangan sekali membantah denganku. Untuk apa dek mencari kakak. Maaf dek aku harus pulang"
Perkataan dalam dialog menjadi sebuah drama. Kak Ferdiana langsung meninggalkan kami tapi entah belum jelas alasan tidak lolos jadi anggota pramuda. Aku langsung terpandang sendiri. Tanpa berfikir panjang aku pulang ke rumah.

Aku masih merenung soal alasan Ferdiana Rose tidak datang ke kelas kepenulisan. Dalam renungan tersebut aku memasuki dimensi cahaya. Pemandangan ini nggak ada kota dan jalan. Melangkah pelan-pelan untuk mencari sahabatku Kak Ferdiana. Putri Ayu membangunkanku layaknya orang lagi tidur
"Dek Ivan kamu nggak papa."
"Eh Mbak Putri Ayu. Ada apa sih kok bangunkan saya."
"Kamu kenapa? Jelaskan saja"
"Ini aku terpandang sama Kak Ferdiana Rose"
"Oh begitu. Kamu kok khayalan"

Putri Ayu sengaja membicarakan tentang keadaan Ferdiana Rose denganku.  Seolah-olah Putri Ayu merasa belum kenal. Tiba-tiba sosok bayangan mengecam saya. Tanpa panik ia mengejar bayangan dengan menggunakan sepeda motor. Pengejaran begitu cepat aku langsung mengikuti arahan dari penampakan tersebut.

Suasana malam semakin larut. Semua aktivitas di hentikan semua orang lagi tidur. Sementara pengejaran bayangan masih berlanjut. Bayangan makin tawa jahatnya maka ia memilih ke rumah Ferdiana Rose. Karena aku dan sahabatnya capek dalam perjalanan ternyata ia istirahat dulu sebelum mengejar bayangan tak kasat mata.

Beruntung aku membawa air botol dan roti untuk istirahat di sana. Anggaplah piknik pada pagi hari. Coba saja istirahat tanpa makan ia langsung kurang enak. Aku menyantap roti seisi selai coklat sangat enak sedangkan Putri Ayu sedang melatih suara vokal untuk tampil di panggung sabtu besok. Alangkah baiknya ia merehatkan sejenak untuk memulih tenaga dan stamina pada manusia tersebut.

Istirahat telah selesai aku melanjutkan pengejaran bayangan itu. Bulan hampir menjaga waktu tengah malam. Ferdiana tertidur dengan pulas. Ia mimpi dengan Nabi. Terus ia membicarakan kepada rasulullah SAW

"Wahai Rasulullah. Berikan kami kemudahan dan ketabahan dalam menjalankan hari yang lebih berharga. Jauhilah dari dosa."
"Aku akan berikan doa kepada anda tapi jangan terbantah dengan kondisi manusia"

Tengah bermimpi sosok bayangan mulai perlahan membangunkan Ferdiana. Aku mengikuti jejak bayangan secara perlahan-lahan. Hampir sampai di rumah dan langsung mencari jejak. Bayangan merasuki tubuh. Mendadak bangun aku langsung memasuki kamar tanpa seizin pemilik rumah.
"Dek Ivan!"
"Kak Ferdiana. Kau?"
"Siapa namamu?" Gumam Putri Ayu
"Aku Ferdiana Rose dan adek kamu ngapain disini. Seharusnya tidak mengucapkan salam ketika masuk rumah"
"Maafin kakak aku cuman ke sini untuk.."
"Untuk apa dek?" Jelas Kak Ferdiana merendam amarah.
"Kau. Sudah lupa dengan keadaan seperti ini. Dan siapa temanmu"
"Kenalan ini Mbak Putri Ayu Silaen. Ia penyanyi seriosa dan peserta Indonesia Mencari Bakat 1 yang di tayangkan di TV. Nah jadi aku akan bicara tentang berbagai hal."
"Tunggu sebentar. Mbak Putri kamu ngapain nemenin adek?"
"Sebenarnya mbak Putri berteman dan aku tinggal di medan terus menginap di kost sini" kata Ayu menjelaskan keberadaan Ayu
"Dengarkan kami. Tak seindah dengan alamiah. Walaupun kamu sudah berteman dengan kami selama 3 bulan aku akan berpisah sampai di sini. Jangan lupa cinta allah dan rasul."

Setelah melepas dari semua perasaan kurang seru maka aku dan Putri Ayu meninggalkan rumah Kak Ferdiana. Perjalanan belum sampai di sini. Aku masih dalam mencari kasus lain pada Ferdiana Rose. Bayangan tak tahu alasan berdua serta mencari manusia yang mati demi mengancam misi itu.

Indonesia Merdeka


Indonesia Merdeka
Indonesia dalam sebuah demokrasi
Semenjak Negara kita menjelajah belanda
Abadikan kepahlawan demi menjaga kekuasaan
Bung Karno akan selalu mengoptimalkan jiwa Negara
Tekadkan Indonesia sebagai wilayah kita

Tak menyangka Negara ini tengah peperangan dalam kekuasaan
Jepang memasuki Indonesia secara tidak terima
Karena musuh kita untuk senantiasa merebut wilayah ini
Dengan cara mengalahkan Negara sekutu tentu menerima tumpah darahku
Rela berkorban dan tabah dalam menanamkan rasa nasionalisme

Tegakaan pancasila sebagai dasar Negara
Setelah Indonesia terbebas dari belanda dan jepang
Kini para rakyat menyambut bahagia mengharukan nama Indonesia
Proklamasi kemerdekaan Indonesia
Mungkin akan memberantas Negara belanda dari ancaman sekutu

Setelah 4 tahun Indonesia merdeka
System pemerintahan akan berganti
Seiring berjalan waktu kepimpinan kita
Indonesia sebagai bendera merah putih
Tumbuhkan rasa nasionalisme dalam mencintai tanah air kita
Indonesia Merdeka tanah negeriku yang tercinta
Hiduplah Negara Indonesia
Surabaya, 23 Februari 2016

Masa SMA


Masa SMA

Masa SMA dimana melanjutkan tekad kita

Masa yang menumbuhkan seorang remaja yang paling gaul

Yaitu menekuni minat dan bakat dengan menggali potensi

Menanamkan jiwa organisasi dalam suatu tanggung jawab siswa

Masa SMA menjadi sebuah memori dalam sekolah penuh tercinta



Ketemukan sahabat baru untuk menjelajahi samudra bersama

Tuhan memberikan rasa syukur kepada sang pengasih

Serta maha penyayang

Sesuatu yang paling inginkan akan terkabul dalam harapan

Satu kelas akan menjadi keluarga kelas untuk menciptakan kreatifitas

Serta menciptakan kebersamaan

Canda tawa tak lepas dari hari ke hari

Pelajaran menjadikan hal yang termudah bagi kita



Ku habiskan waktu selalu menemani bersama

Mengisi momentum juga membawa manfaat

Guru selalu memberikan anugerah terbaik

Selama masih ada

Setiap tugas akan mengembangkan rasa percaya diri

serta mengoptimalkan kecerdasaan kita

membangun tujuan yang lebih baik

Nilai tak bisa ku lupakan

Hingga membahagiakan setiap keberhasilan



Masa SMA sesuatu yang gembira

Setiap menerima pertolongan pasti ada kemanfaatan

Obrolan santai tanpa berhenti

Musik juga mengisi hari dengan keceriaan

Tumbuhkan rasa soldaritas

Kemenangan dan kekalahan juga meraih sukses

Semangat meraih prestasi

Ciptakan inovasi akan membawakan nama sekolah



Masa SMA itu menyenangkan

Karena akhlaq akan selalu terjaga

Kembangkan motivasi sebagai menanam kebiasaan

Belajar terus lakukan

Masalah akan membawa keburukan

Tumbuhkan tulus serta ikhlas

Kobarkan semangat



Surabaya, 24 Februari 2016

Monday 22 February 2016

Do'a

Do'a

Dalam menejamkan mata
Bagaikan renungan dan apa yang telah ku perbuat
Tuhan akan mengaliri diri untuk menyelamatkan hidup
Ya Tuhan kami Berikan kami kesehatan
Ya Tuhan kami berikan kami kesembuhan dari masalah penyakit
Do'a memancarkan ke seluruh tubuh
Seperti pemandangan alam yang begitu indah dan sejuk

Ya Tuhan kami berikan kami kepercayaan kepada orang tua dan sahabat
Mungkin kesalahan yang di timpa akan membalas dalam kebaikan.
Minta maaf atas kesalahan yang ku rasakan selama ini
Ampuni dosa kami dari penyiksaan
Selamatkan kami dari masalah
Berikan kemudahan bagi siapapun
Berikan kami kebaikan dari pagi jingga
Sore dengan tulus

Terima do'a kami
Sesungguhnya do'a akan memancarkan cahaya serta mengabdikan usaha dalam menjalani hari
Terimalah kami taubah dan kebahagian pada kami
Tuhan selalu mengabdi dan meringankan beban
Sehat selalu mengambulkan do'a kami
Berikan kami kebaikan dunia dan akhirat
Pelihara pada kami semua
Dari siksa api neraka

Surabaya, 22 Februari 2016

Kegagalan

Kegagalan

Mungkin tahu semua manusia pasti tidak tercapai
Atau bermasalahan di tengah waktu
Kini hanya menikmati kecewa dalam hidup
Kalah itu berawal dari kesuksesan
Bila aku mengejar waktu namun hasilnya akan sia-sia
Tuhan merasa sedih terhadap amal perbuatannya

Kita tahu tujuan belum terwujud karena perbedaan
Bagaimana lagi cara menentukan masa depan hanya merangkai khayalan
Stress membawakan pikiran kacau
Penderitaan sebagai korban dari kewajiban
Hingga ingin berfikir kembali
Entah sampai kapan engkau berusaha

Tidak sengaja melewati lubang
Walaupun satu dari seluruh orang melewati kemenangan tetapi tidak menggapai hasil
Tentu saja pulang membawa tangan kosong
Kesenangan di tengah kemalasan
Malas itu hanya tidak memenuhi kewajiban
Tak bisa memberikan petunjuk
Akhir dari segalanya jika engkau mati dari segala kemungkaran

Surabaya, 21 Februari 2016

Kemaluan

Kemaluan

Kadang lupa dengan sesuatu
Apakah ia mengaku persiapan hanya belakangan
Waktu telah berjalan meski tengah bermasalah
Tidak punya pilihan selain menjalankan kewajiban
Hanya tuhan yang memberikan kemudahan pada kita.
Tak bisa ku biarkan emosi telah merendam

Tiada berdaya aktivitas di jalani dengan seadanya
Tundukkan kepala lalu memberikan nasehat pada kita
Hanya untuk memperbaiki kekurangan pada esok
Bagaimana lagi cara mengejar tertinggalan
Mungkin bila melewati sesuatu akan menilai dalam suatu kebaikan

Tenaga dan waktu seusaha mungkin
Tanggung jawab tidak di jalankan
Seolah-olah malu sebagian dari iman
Ia paksa untuk mengerjakan sesuatu setelah berjalan kosong
Lupakan percaya kepada orang
Hanya teman yang saling mengingatkan.
Malu juga merangkai kesalahan di kemundian hari
Daun menetes air mata
Tanpa menjawab sebelum lari ke jalan keluar.

Surabaya, 20 Februari 2016

Friday 19 February 2016

Keberanian

Keberanian

Manusia lelaki memliki kekuatan fisik
Semenjak kecil sudah mengajari cara keberanian menghadapi persoalan
Kunci itu menentukan kemauan
Seolah jauh tekad tanpa berhenti
Waktu terus berjalan
Demi melengkapi keberhasilan

Tanggung jawab sebagai kunci utama
Hindarkan kesalahan pada pribadi
Lupakan kemaluan hanya melindungi
Tak menyangka kekuatan tulang perlu energi
Energi mengalir serta bekerja pada tulang.
Seperti mengangkat besi begitu berat untuk menguatkan impian
Gapailah kesuksesan dalam kebersamaan

Meraih semangat dalam menjalankan hari
Kobarkan api mengenggam tangan di atas langit
Melambangkan sebagai manusia harus berani
Selamatkan diri dari berbagai masalah
Jaga diri dari tidak yang di inginkan
Lupakan bersenang-senang hanya membuang waktu dan perasaan
Bersama tujuan menembus keinginan kita

Surabaya, 19 Februari 2016

Thunderstorm of The Stream

Sejak kelas 5 SD aku menempatkan di kelas reguler. Bayangkan suasana kelas makin kacau apalagi melihat situasi yang kurang seru. Apalagi mengingat daya ingat makin naik. Pelajaran demi pelajaran telah menguasai dulu ujung-ujung menimbulkan permasalahan. Masalah yang terjadi ini berat lho. Te man-teman melirikku bahwa aku sebagai orang tidak berkemanusiaan terhadap perilaku di sekolah. Dyah Ayu menatapku kejam sekali dan di kira ternyata perkataan yang nggak jelas.
"Hey kau cemen!" Sindir Ayu memanggilku Cemen.
"Apa yang kau lakukan" gumamku agak sedikit malu
"Jangan kau mendekatiku dan teman-teman" Jelas Ayu memberikan larangan dalam sahabat
"Emangnya nggak boleh"
"Tak bol....."
"Kau pelakunya......" Ucap X selalu meredam konflik
"Siapa kau" Tanya Ayu menggarut kepala.
"Ivan larilah dari tempat tersebut"
"Tunggu siapa kau?"
"Cepat larilah!!!"
"Aku serahkan padamu tanpa nama" Kata aku menghargai ucapan mereka dan lari dari tempat.
Tak menyangka ada seseorang yang ingin membalas amarah begitu parah. Ayu heran siapa sosok tersebut. Sosok ini muncul ketika Petir menghampiri tempat. Memang orang memiliki elemen listrik. Tidak ada bukti sama sekali kemana tujuan sosok tersebut.

Aku terus lari dari tempat. Vina berhenti di lapangan. Kemungkinan aku tidak tahu apa sebenarnya yang ku tuju. Aku berfikir dalam hati "Bagaimana caranya aku ngomong dengan Vina. Apa jangan-jangan ia membalas budi karena punya tujuan yang berbeda-beda atau bukan ya."
Aku melangkahi pelan-pelan anggaplah obrolan santai. Badai pasti tertiup angin putin beliung.
"Ivan" Sapa Vina
"Iya Vina. Kau ngapain?" Jawabku secara lontar dalam ucapan
"Kau tahu Ivan mengapa akhir akhir ini masih sadar kembali?"
"Sebenarnya aku tahu karena jiwaku dan....."
"Sudah terbukti gara-gara kakekmu wafat aku sudah melihat gambaran dari sisi hidup"
"Darimana kau tahu tentang gambaran kakekku."
"Lihatlah kekuatan fisikmu. Dan kau akan....."
"Diam kau brengsek! Kau sudah berbeda dari kekanak-kanakan."
"Aku lah yang menjadi incaran adalah kau"
Aku heran sekali kesadaran Vina sudah berbeda dengan pembicaraan. Walaupun kelas 5 masa perbedaan sifat maka aku memilih untuk memecahkan persoalan tersebut.

Sama sekali curiga Vina meninggalkan diri dan sebuah  pesan terakhir menjadi. persahabatan. X dan Ayu masih memecahkan permasalahan perilaku tetapi cuaca hujan telah turun secara lebat.
"Ayu. Sebenarnya kau ini mengancam teman utama. Kecamkan baik-baik."
"Aku tidak mengerti perkataanmu. Bebaskan secara mungkin nikmati bebas daripada kamu"
"Jadi kau begitu ya?"
"Ya. Sungguh cengesan banget kau habis ke tabrak cewek untuk melindungi hak warga hanya cara terburuk untuk kamu. Kau memang menjijikan tahu."
"Menjijikan ya. Kalo begitu hukuman akan menerima sebagai perkataan buruk bagi kamu."
"Hey Bapak nggak pintar"
"Selamat tinggal orang kafir"
Petir menyambar Ayu sebagai menerima hukuman kepada perkataan yang mengandung tercela. Tiba-tiba aku mendengar kematian teman sekelas dan langsung kembali ke tempat. Suasana sudah terlambat. Kini Ayu berbaring karena menyambar petir pada bagian tubuh.

Nyawa sudah tak tertolong lagi. sudah seharusnya Aku tetap mengabdi pada teman malah berujung konflik. Aku duduk dan merenung saja. Tragisnya jasad teman tersebut memasukkan ke liang kubur. Aku menangis dengan kejadian seperti itu. Sosok muncul kembali.

Mungkin aku melirik sosok yang tadi menyelamatkan dari konflik. Baliknya justru menanyakan beberapa hal.
"Sebenarnya anda ini siapa?" Tanyaku mengenai sosok.
"Belum saat yang tahu siapa yang sebenarnya?" Jawab X masih menyembunyikan nama tersebut.
Manusia X mempunyai kekuatan yang terkait dengan elemen petir. Sejak usia 35 tahun ia menempuh kuliah S-2 Psikologi. Ia yang makin memprihatikan mengapa manusia tidak bisa terkontrol. Mahasiswa masih menjalankan tugas kuliah maka X ini melakukan perpecahan di dalam sekolah tersebut. Di kelas 3 ia menemukan bekas pembunuhan tiba-tiba si Shofiana berdatangan di lokaso kejadian. Ia menyangka bahwa siswa SD membunuh siswa yang terjangkit narkoba. Belum pasti jelas siapakah pelaku tersebut.

"Ingat semua ini adalah perpecahan masa lalu untuk dan kau harus menemukan titik kelemahan." Sahut X memberikan kode padaku dan memerintahkan untuk mencari solusi tersebut.
"Jadi begini suasana ini jadi memburukan"
Tiada pasti kemanakah Vina pergi. Aku mempersiapkan senjata untuk memberantas kasus tersebut serta mengejar Vina yang sudah pergi dari kota tersebut. Aku menjelajah ke daerah demi mengatasi walaupun hujan dan angin menyelimuti semangat mencari kebenaran. Inilah tujuan yang sebenarnya. Vina aku akan pulang ke Rumahmu.

Wednesday 17 February 2016

Kesengsaraan

Kesengsaraan

Sengsara bisa memunculkan emosi berlebihan
Apakah tahu mengapa hidup serba tidak adil
Karena hidup ini menyisahkan perbuatan yang sudah tega meninggalkan perkataan
Serta lisan yang mengandung tanda fitnah
Ini terjadi jika godaan setan menyerap manusia yang menganggu hidup
Malam menyisahkan cerita yang buruk
Hingga tidak menilai harganya

Makna itu sebuah kekosongan
Tak menyangka semua catatan kebaikan telah membakar lembaran
Ketika menikmati hidup secara euforia akan terjadi hiburan yang kurang bermanfaat mengubah jadi kemunafikan

Seperti api yang menyala
Siksaan itu menyakiti perasaan
Hati semakin sedih
Hingga tidak mendapatkan apa-apa
Apapun yang terjadi akan terjadi konflik dalam hidup
Menghancurkan tujuan yang kita jalankan
Tak bisa berhenti amarah terus merendam

Ia tidak bisa mengatasi kondisi yang memberatkan
Lihatlah rakyat kita yang mengalami krisis
Sampai kasus telah tiba
Membunuh dalam kesadaran yang sia-sia
Akhlaq bisa merusak kebaikan jika terus mengalami kegagalan
Tak bisa apapun ku rasakan

Jika engkau tidak bisa mengabaikan genggaman
Hidup terbelah dalam waktu
Mungkin ketika meninggal dunia
Tiada meminta maaf bagi seseorang
Kuburan telah menjemput
Peradilan akan perhitungkan amal selama di dunia
Kini akan menikmati adzab yang pedih
Bagi manusia yang berdosa

Surabaya, 18 Februari 2016

Reason

Reason

Sejak kecil aku melakukan ilmu agama di mushola. Ketika sore justru datang agak telat khawatirnya sudah sampai ke mushola malah menanyakan tentang "apa sudah sholat atau belum?" Daripada sholat jamaah di musholla lebih baik melaksanakan kewajiban dari guru. Berangkat ke mushola naik sepeda pancal. Di perjalanan situasi makin memburuk. Begitu bersapa dengan teman pandangan pasti pecah. Tidak tahu apa sih salah denganku? Sampai di tempat belum mulai melainkan anak anak asyik bermain dan aku nunggu dengan seadannya.

Ketika guru datang memberikan ketenangan pada santriawan-santriawati. Paling aku sedih jika sholat sambil bersuara. Seringkali ia belum mengerti etika sholat berjamaah bagi anak-anak. Guru menyampai pesan secara drama. Saat mendengarkan aku mengangguk pada pandangan sujud. Bu Fauziah mengatakan bahwa sholat bisa memandang ke arah sujud. Reaksinya Wulan dan Ayu melihatku. Ia di anggap memang anak sholeh nggak punya pengertian. Aku berfikir dalam hati "mengapa sih pandangku semakin buruk. Apa jangan-jangan ia rencana untuk menyalahkan hanya mengganggu pribadi." Sampai saat ini konflik masih berada di tengah reaksi.

Tak menyangka sepulang ngaji konflik telah muncul. Bagaimana reaksi teman-teman tersebut secara percuma banget. Aku lari di pintu belakang. Ternyata belum berhasil karena di blokade temannya. Aku coba lari ke pintu depan cuman nggak berhasil juga. Meleset nggak mempan teman maju ke hadapanku
"Hey Kingkong!" Sindir Taufiq dengan sebutan "kingkong"
"Ada apa? Aku mau pulang." Balasku wajah berkeringat dan tidak mengomentari apa pun.
"Kingkong kau hanya menyalahkan apa yang kau perbuat. Kami akan memberikan kejutan."
"Kejutan apa? Nggak jelas ucapan elo."ujarku dengan tidak percaya memanggil kongkong.
"Oh gitu kingkong nggak berbalas budi. Teman-teman berikan tepung dalam wajah kingkong"
Tepung menaburi wajahku menggambarkan kejahilan pada teman sebaya. Aku sedikit kualahan jadi semakin memburuk. Teman teman pada pulang serta aku pulang dengan bekas tepung pada bagian wajah, baju, sampai ke kaki. Matahari telah terbenam aku langsung pulang ke rumah tanpa melihat tanda dari seseorang.

Wulan dan Ayu langsung bertemu denganku. Sebenarnya apa masalahku. Dari tujuannya menanyakan tentang sahabat pertama Vina.
"Ivan." Sapa Wulan
"Ya Wulan kenapa kau menemuiku. Apa masalah denganku?" Batinku sambil menyinggung perasaan setelah konflik kecil dengan teman-teman.
"Kenapa kau bersahabat dengan Vina?" Tanya Wulan soal pertemanan pada Vina.
"Coba jelaskan saja. Aku ingin tahu" Tanya Ayu juga memberikan penjelasan pertanyaan tersebut
"Sebenarnya berteman dengan Vina karena ia sahabat pertama sejak SD. Jadi ia bertujuan untuk menemukan rahasia hidup kepada perasaan seperti ini. Sampai sekarang aku belum cerita pada Vina. Sebab aku gugup." Jelasku mengeluarkan air mata dalam wajah
"Bukan hanya gugup. Wulan tahu gambaranku. Tetapi jangan terkecok dalam pribadi. Melainkan perhatikan sudut pandang sahabat. Kau tahu pasti ada tujuan itu." Sahut Wulan melanjutkan penjelasanku.
"Ivan juga begitu cari alasan dulu kami bukan musuhmu melainkan cari kelemahan pada setiap fisik pada seseorang" Kata Ayu memberikan nasehat padaku.
"Terima kasih teman-teman. Ivan mau pulang ke rumah dulu."
"Hati-hati dan jangan lupa mandi habis kena tepung"
"Ya."
Perjalanan menjadi pelajaran bagi kita. Sebagaian besar aku meremehkan teman-teman dan memberikan ungkapan bagiku. Sampai sekarang aku menyangka kenapa perasaan seperti ini. Aku akan membalas perbuatan yang sebenarnya.

Manusia Teladan

Manusia Teladan

Manusia dari kecil selalu menumbuhkan usia kita
Kadang pula memulai sejak buaian ibu
Pertama kali melihat sudah ingin melepaskan kandungan bayi tersebut
Melahirkan dalam keadaan suci
Ibu sudah rela memberikan anak yang sehat
Baik sehat maupun anak sholeh serta sholiha
Usia berawal dari menyayangi ibu untuk mengembangkannya
Dengan mempelajari dalam pendengaran dan penglihatan
Seperti boneka memeluk anak hingga bermain setiap saat

Memasuki masa belajar ia begitu cerdik dan kreatif
Semasa masuk sekolah bertemu dengan sahabat sebaya
Tak akan lupa mengingat nasehat terhadap orang tua
Hingga membesarkannya
Kerja keras tulang membanting hingga membawa hasil
Seorang lelaki tidak boleh malu
Seorang lelaki tidak boleh takut
Keberanian adalah suatu jalan menuju keberhasilan
Sukses meraih impian
Membantu dengan sesama

Seiring umur sudah beranjak dewasa
Karena sudah bertanggung jawab terhadap diri sendiri
Tunjukkan tekad dan ulet kita
Bagaikan api terus berkobar
Semangat demi cinta tanah air
Membasmi dari kemasalahan
Capailah cita-cita yang kita meraih

Manusia Teladan tak lepas dari kenangan
Mungkin akan berbakti dan mengabdi pada orang lain
Kuatkan iman dan taqwa kita
Allah selalu akan melindungi dari suatu godaan
Beriman tetap rela berkorban dan tabah
Memiliki rasa syukur dan ikhlas
Seolah olah manusia akan meraih ridho pada tuhan yang maha esa
Jangan pernah menyerah
Percaya akan selalu jujur
Melalui hati yang tulus

Surabaya, 17 Februari 2016

Teka-Teki Emosional terhadap Masa Lalu (1)

Dari kecil sengaja melihat keadaan yang baru. Tak menyangka sejak kecil pandang selalu kedap-kedip dalam mata. Mengikuti kedap-kedip terikuti padamnya listrik ketika malam hari.

Saya mungkin mengapa kedap kedip bisa mati lampu. Berdasarkan sudut pandangku sebab mati lampu bukan kedap-kedip melainkan mendatangkan masalah dalam masa lalu. Pagi hari ia melirik sana-sini. Ibu tega banget anak ini bandel.

Ibu tak tahan melihat aku maka ia terpaksa menyiksa kecuil terus membawa ke kamarnya untuk mengurung selama beberapa jam. Aku harus bagaimana? Cara melarikan diri dengan ide. Bingungnya Ibu beraktivitas seperti bisa tidak seperti drama tadi. Nantinya aku bakalan siksa lagi.

Kakek sedang melihatku dalam kamar kakek. Tak seharusnya kakek lagi mendengarkan radio sedangkan aku hanya menikmati popmie yang sudah beli. Kakek curiga denganku
"Ivan" Sapa kakek
"Ya kek, ada apa?" Jawabku dengan muka biasa
"Kakek merasa aneh banget" gumam kakek sedikit bermasalah dalam keluarga
"Kenapa kakek ada masalah" tanya dalam lantang.
"Van, maafin sebenarnya apa yang harus ku jalani tapi setiap saat selalu bermasalah dengan pandangan orang"
"Kek, sudahlah jangan di fikirkan. Yang penting harus tahu gimana kebaikan kakek."

Seingat suasana kakek jadi begini. Semenjak mengunjungi kuburan kakek. Tempat istirahat untuk kakek sejak tahun 2001. K.H Ahmad Suyono salah satu tokoh Addimiyati. Ia mendirikan sejak lama. Kakekku telah mengabdi dan mengasihi kita. Yang menjadi bahan pertanyaan dalam kuburan kakek berupa pemikiran sudut pandang secara kritis.
"Apakah lupa masa kecil ketika bertemu dengan kakek dan mengapa kehidupan selalu bermasalah dengan kejiwaan?" Sampai sekarang aku pasti belum menemukan jawaban.

Semasa kecil saat bersekolah merasa ada sedikit bingung dengan pelajaran apalagi guru menatapku secara mata ke mata. Seiring guru memberikan pertanyaan kepadaku cuman aku sedikit gugup.

"Ivan" sapa Guru terlalu biasa
"Iya Bu Guru ada apa?"
"Kamu ke sini untuk bersekolah. Apa tujuan kamu masuk sekolah islam?" Tanya Guru dengan menggunakan pemikiran secara kritis.
Aku sedikit mengeluh
Sebelum di jawab ada selalu 2 kemungkinan. Pertama apabila ia betah lalu mendalami ilmu agama maka ia akan terjebak dalam suasana. Kedua bila aku berhenti dari sekolah maka seolah-olah orang tua sem akin tenggang terhadap perilaku anak. Sebagai respondensi aku memutuskan untuk berhenti sekolah karena tak betah dengan komunikasi antar guru dan anak. Sepulang sekolah aku terlalu khawatir dengan interaksi. Sayangnya belum pasti jelas kapan kesadaran bisa kembali? Jalan hari dengan apa adanya.

Semenjak ingat kembali misteri dialog antara aku dan guru menjadi sebuah kunci rahasia kehidupan semasa kecil. Apapun resiko belum sampai pada berlanjut usia serta pesan terakhir sebelum keluarga kita pindah ke Surabaya.

Tuesday 16 February 2016

Tentang Waktu

Tentang Waktu

Waktu adalah Uang
Tidak hanya ingin mendapatkan uang
Waktu seolah-olah ingin mencari kesuksesan
Tiada kata mengeluh
Untuk meraih usaha kita
Jalankan hari dengan bekerja dan menuntut ilmu demi meraih dunia dan akhirat
Waktu terus berjalan
Tanpa berhenti setiap saat

Alangkah usaha kita membandingkan tulang
Memberikan ujian dalam segala cobaan
Allah akan selalu memberikan kemudahan pada manusia
Jangan sekali waktu yang kita jalani akan menumpukan bebannya
Lihatlah mereka bahwa isilah waktu dengan bahagia dan menyenangkan
Tidak akan meremehkan berjalan detik, menit, maupun jam
Hari terus maju tak bisa mundur
Apabila mundur maka melampui masa lalu mereka

Waktu menjadi bermakna
Karena setiap berjalan akan menghasilkan proses yang kita jalani hingga berujung keberhasilan
Memperbaiki diri jika kegagalan
Kegagalan adalah awal dari usaha
Kesuksesan akan meraih jalan yang benar
Kuatkan passion kita
Bekerja tanpa berhenti jika terus melangkah
Maka akan menciptakan sesuatu yang di rencanakan hingga terwujud
Peduli dengan sesama menjadi anugrah dalam tuhan
Kejarlah waktu untuk mencari jalan keluar dalam suatu masalah
Tekad terus berjalan
Meraih mengenggam tangan
Demi masa depan yang lebih cemerlang

Surabaya, 16 Februari 2016

Monday 15 February 2016

Langit dan Bumi 2

 Langit dan Bumi 2
Alangkah indah menata bumi yang luas bagaikan planet mengeliling tata surya
Semata-semata bumi menghampiri alam semesta
Atmosfer berisi permukaan bumi yang begitu dahsyat
Senantiasa tuhan telah menciptakan makhluk hidup dan alam sekitarnya
Lihatlah pagi meluas samudra biru
Sungai mengalir udara sejuk dan burung berkicau
Pelangi menyelimuti pagi cerah serta merangkai awan terdapat oksigen
Seolah olah oksigen telah menghembuskan udara kebaikan
Cuaca menemani hari sambut dengan ceria
Matahari begitu berbinar-binar
Cerminkan setiap hari mengisi waktu tanpa berhenti bagaikan planet berputar dengan sudut tiga ratus enam puluh derajat
Hingga hari akhir tanpa bisa melihat dunia dengan seisinya
Mungkin benar langit bertahan hingga menuju terbenamnya matahari
Malam menyambut bintang yang kilau
Bintang bagaikan garis tak ada batasan
Seperti bumi dan bulan saling bertemu satu sama lain
Tengoklah ke atas bahwa gerhana matahari muncul pada saat setiap tanggal dan bulan
Gerhana menutupi cahaya terang
Setiap malam bulan terus menampak
Fenomena terus bermunculan
Hingga saat ini kapan yang ku akan terjadi
Maka sewaktu-waktu alam tak bisa terhitung hanya pemandangan yang luas tanpa berhenti
Surabaya, 15 Februari 2016

Sunday 14 February 2016

Tangisan dalam Duka


Tangisan dalam Duka

M Ivan Aulia Rokhman

Manusia sudah tak bisa menolong nyawa-Mu

Hari telah berakhir sampai di sini

Seperti daun kuncup sekali sentuh hampir gugur

Walau tak bisa bertemu lagi selamanya



Ucapkan selamat jalan kepada semua

Kini tangisan berjatuhan dalam tubuh

Bagaikan air merubah salju menjatuhi tubuh-Mu

Hanya Tuhan yang maha tahu atas segala sesuatu



Kau siksa rasa rindu ini

Rindu untuk berbincang, bercanda, dan bersama meraih mimpi

Jalankan dirimu bayangan saja tak dapat ku jumpa

Walau engkau tidak punya pilihan saat di alam kubur



Tangisan di iringi meski tak kuasa menahan air mata

Sampaikan pesan sebelum berjalan di alam sana

Jangan lupa pesan itu sebuah petunjuk

Untuk melangkah ke jalan yang lurus



Surabaya, 5 Desember 2015

Sukerela dalam Ketulusan Hati


Sukerela dalam Ketulusan Hati


Hidup Sukarela……

Kini masalah telah ku hadapi

Kadang rakyat kita merasa pertolongan

Musibah mungkin menelan bangunan dan korban jiwa kita

Tuhan tolongkan kami memberikan bantuan dengan rasa ikhlas



Hidup Sukarela

Bantuan sudah datang untuk kita

Sungguhkan kami berbagi setulus hati

Hanya menerima terhadap rasa senang

Tiada daya memperoleh kesederhanaan



Hidup Sukarela

Seperti Daun telah mengugur

Luruskan diri dengan niat

Tekadkan diri demi keberhasilan

Bersama membangun kerukunan



Hidup Sukarela

Capailah kami keikhlasan dalam berbagi

Kebaikan sama dengan memperoleh amalan

Manusia hanya berbalas budi pada-Mu

Gapailah mimpi setinggi langit



Surabaya, 14 Desember 2015

Teka Teki Sudut Pandang Vina

Teka-Teki Sudut Pandang Vina
Ketika memasuki pertengahan kelas X masih ingat kejadian semasa kecil ia mempertemukan sahabatnya Vina. Katanya ia belum punya identifikasi tentang keberadaan tempat tinggal. Toti musuh incaranku ia menyembunyikan kertas rahasia milik Vina. Sebelumnya Vina memberikan surat rahasia kepada Toti. Isi surat ini mengenai Rencana membunuh teman akrab. Begitu kurang yakin dengan Surat itu.
            Tiba-tiba surat itu terasa dimensi waktu terhadap masa kecilnya. Tidak salah pun Vina belum bisa menemukan titik temu keberadaan tersebut. Rencananya melakukan pembunuhan di berbagai tempat salah satunya menyerang sahabatku yang sudah akrab dengannya.
            Thoriq sedang membaca buku di Rumah. Sehari-hari kebiasaan cuman internet dan bersih-bersih di Rumah. Di temani dengan sepupu dan orang tua bikin hangat kebersamaan. Di balik aktivitasnya kadang-kadang ia mencari informasi tentang deteksi Ivan sekarang. Belum jelas pasti apa sebenarnya terjadi? Ketentuan masih di selidiki.
            Suara cahaya bermunculan Thoriq berdesak lari keluar rumah. Pintu terbuka langsung terkena Dimensi mimpi. Cahaya putih mulai berkembang luas. Thoriq tertidur sampai Vina mengangguk tersebut. Mata terbuka pelan-pelan lalu ia bangun.
            “Thoriq Kemal” Gumam Vina.
            “Siapa kau?” tanya Thoriq tidak sadar
            “Akulah Hervina Putri teman akrab Ivan. Apakah kau pelajar SMA?”
            “Tidak tahu aku nggak kenal dengan kau. Mau apa di sini? Kenapa mengajak ke Dimensi nggak jelas seperti ini” Ujar Thoriq menanyakan siapa sosok tersebut.
            “Tenang Thoriq, ini alam masa lalu. Kamu belum pernah berteman denganku” Jawab Vina terlalu kalem.
            “Dengarkan Aku. Sebenarnya anda ini kenapa membuka cahaya tak cemerlang. Aku tidak pernah berteman dengan kau.”
            Thoriq menyangka semasa kecil tidak mengenal dengan sahabat akrab pertama. Sebab ia bersekolah di tempat yang berbeda. Tidak hanya melihat lingkungan berbeda-beda melainkan opsi ini juga melibatkan semua masa kejadian tak ada habisnya bila menjadi perseturuan. Thoriq dan Vina menjadi sasaran pertama dalam penyerangan rahasia. Thoriq heran banget. Salah satu alasannya Thoriq tidak punya kebiasaan berteman pada Vina apalagi meragukan apakah kesadaran bisa mengubah? Sampai saat ini Thoriq hanya diam dan menyaksikan kejadian itu.
            Terus terang Thoriq menatap Vina berlama-lama. Urusan telah menanti walaupun tidak punya jalan keluar Thoriq tetap menemukan cara keluar dari jalur itu. Tanpa terduga ia berlari kencang. Mendadak Vina mengeluarkan sinar efek dari tangannya. Hampir berhasil ujung-ujungnya mengeluarkan jurus tersebut. Akhirnya Thoriq membalikan badan terus kesadaran mulai mengubah.
            Thoriq berbaring di tempat tidurnya Vina segera melarikan diri di tempat lain. Belum bisa terkendali setelah terkena kutukan kini belum bisa kembali normal
***
Kak Yuni sedang mendampingi adek yang lagi menjalankan sidang skripsi. Ia sudah lulus tahun lalu saking menjalankan skripsi terlalu susah. Kata temannya Skripsi itu sulit banget bagiku. Tidak ada tanda dari lingkungan menjadi tenang. Seandainya tak seorang pun mengincar untuk menyerang. Kemungkinan cara menyampaikan dalam sidang berlangsung menurut pakar alumni yang sebelumnya sudah mengalami masa sidang.
            Vina melihat dari jauh. Masuk tanpa izin seolah-olah tujuan untuk mencari sasaran kedua setelah Thoriq mengalami tidur di dimensi. Dimensi mimpi tidak jauh dari metode jurus Madara Uchiha. Jurus pohon mimpi mengumpulkan jurus terkait dengan Infinity Tsukoyomi. Sebenarnya jurus berasal dari bulan yang mengikuti pandangan seluruh masyarakat. Bahkan keseluruhan tidak bisa bergerak hingga masuk ke dalam terperangkat tersebut.
            Berjalan pelan layak seperti jalan biasa senantiasa hanya mencari ruangan yang sedang incar. Vina langsung terlihat dari belakang Kak Yuni yang sedang menemani adiknya. Tanpa menunggu lama tangan mengeluarkan efek cahaya. Melangkah pelan dengan jalan jongkok. Kak Yuni menengok kiri kanan. Efek cahaya telah muncul akhirnya ia terjebak sementara adik kelas berlari meminta pertolongan sebab bahwa Kak Yuni telah di culik oleh salah satu sahabart akrab pertama.
            Saat ini Kak Yuni sedang tertidur di dimensi mimpi. Tidur nyenyak tetap tidak ada tanah, maupun semacam langit hanya gambaran masa lalu. Vina terlalu melihat sosok mahasiswi terlalu tinggi dan juga suka mengadaptasi sendiri. Mata terbuka perlahan-lahan walau masih melek sekalipun.
            “Ini dimana ini tolong?” Ucap Kak Yuni pura-pura minta pertolongan.
            “Selamat datang Mahasiswi” gumam Vina mengucapkan selamatkan datang dengan muka terlalu biasa
            “Hey dimana ini?”
            “Ini kita berada di dimensi mimpi. Sebuah imaginasi menggambarkan masa lalu mereka lalu menjadi masalah di dalam masa lalu antara aku dan Ivan. Salah satu temanmu sedang tertidur di sini. Jadi bagaimana menurutmu?”
            “Menurutmu itu sedikit sampah. Di dunia mana ada semacam fanatik kayak loe. Kamu preman nggak punya ibadah, cuci saos, orang tua nggak menyayangi sampai kau membunuh teman dengan godaan setan seperti kamu. Dasar anak kecil sampah nggak punya pengertian!”
            “Jadi kau menghinaku dengan tidak sengaja begitu!” sahut Vina perkataan sangat tidak jelas
            “Oh ya begitu menghiburku anak sampah jalanan!”
            “Kalau begitu akan terjebak di dalam masa lalu. Kemundian kau tinggal menikmati saja”
            “Hey sampah mau kemana?”
            “Diiiiiaaaammmmmmm!!!!!!!!” Vina mengeluarkan jurus khusus dari tangan menghampiri Kak Yuni.
            Efek cahaya semakin berbeda. Thoriq dan Kak Yuni tertidur pulas. Tak menyangka ia terpaksa mengurung di penjara dimensi mimpi. Sampai kapan ia terperangkat. Akhirnya kesadaran belum terbangun serta tubuhnya sudah mengamputasi dengan semacam struktur garisan tersebut.
***
Ketika merayakan ulang tahun SMA Negeri 10 Surabaya. Teman-teman sibuk mendekor kelas apalagi sudah menyiapkan alat-alat itu. Aku terdiam di kelas tanpa melirik teman yang sedang berbicara. Walaupun interaksi dengan teman-teman tentang gambaran seseorang melainkan tetap melindungi dari segala ancaman.
            Bedanya aku menelusuri SMA dengan sedikit efek dari tangan berisi kekuatan cahaya yang ekstrim. Tanpa berfikir panjang ia mengeluarkan efek waktu. Semua orang berhenti begerak gara-gara efek cahaya mengalir ke seluruh penjuru kota. Vina langsung menelusuri sedangkan aku mencari penyebab dari semua ini.
            Lari dimana-mana belum ketemu. Ujung-ujungnya Aku bertemu dengan sahabat yang sudah pergi melepas masa SD. Hervina dan Aku berhenti di tempat hanya untuk melawan secara tak kasat mata. Lama-kelamaan memiliki drama terlalu berbeda. Tak menyangka ia bertemu beberapa kali hingga menyimbulkan nasibnya. Tidak tahu tujuan perlawanan seperti apa.
            “Lama tidak bertemu Hervina Putri.” Ucapku menatap muka jarak cukup sedang.
            “Hai kau cemen. Sudah berapa lama kau bertemu. Apakah kau akan menjadi musuhku hah!” sindir Vina terlalu pelan.
            “Oh kau pasti mencari incaran begitu. Aku tidak tertarik dengan perkataanmu itu.”
            “Apa yang kau lakukan?”
            “Dahulu aku sejak kecil kita berteman dan suasana seperti bermain ayunan yang tidak pernah berhenti dan juga dulu aku berinteraksi tentang kebiasaan dan sampai saat ini kau cukup berbeda.”
            “Oke kalau begitu akan memasuki dunia lain seperti temanmu yang sudah tertidur”Ujar Vina sambil mengeluarkan efek cahaya dari tangan.
            Tidak peduli jurus apa yang telah punya. Aku terpaksa menunjukkan mata Mangekyo Sharingan yang berasal dari kalangan klen uchiha. Mulai menyerang aku menggunakan teleportasi agar tidak terkena jurus itu. Cahaya mengalir ke seseorang namun berhasil tetapi Vina membalikkan badan akhirnya ia terkena Efek mata sharingan kena pada bagian matanya. Mata Vina semakin perih Aku tetap bertahan di tempat terus memaksa memasuki lorongan waktu bagi orang yang menyiksa teman secara kurang kemanusiaan
***
Langit menghias merah menemani pemandangan layaknya kebiasaan yang buruk. Nyatanya Vina terjebak di dalam efek mata sharingan. Tak tersangka teman ini menculik agak tidak sengaja. Apalagi dengan situasi yang mengambarkan perisitiwa yang terjadi dalam dimensi merah. Vina lemah daya dalam kurungan menjadi tidak bisa melihat apa-apa. Belum jelas pasti bagaimana sebenarnya terjadi.
            “Dimana aku tolong. Keluarkan dari permainan ini. Lepaskan” gumam Vina berada dalam keadaan tak berdaya
            Aku berhadapan dengan Vina lalu melakukan pembunuhan secara balas dendam. Aku sedikit kecewa dengan sahabat yang sudah terkurung di dalam dimensinya. Akhirnya aku angkat bicara dan menyaksikan hari pembalasan.
            “Vina, sayang sekali kau. Seharusnya kamu melepaskan sahabat dari kurungan ini tapi ternyata kau semakin kejam.”
            “Hey cemen bagaimana keadaan seperti itu. Kenapa kau menghancurkan seluruh alam semesta.” Kata Vina kalau memanggil cemen.
            “Aku tidak mengatakan seperti itu hanyalah kau yang pasti tergodakan. Dan tidak dengar ucapan sampah yang melontar di mulut lho. Kecewa banget sampai mengimbangkan suasana.”
            “Dasar sampah!!!” sindir Vina keras sekali
            “Aku tidak dengar. Dan kau sungguh kejam.”
            Pedang menusuk bagian perut kanan. Vina merasakan teriak kesakitan. Tak tahan kuasa air mata sambil meminta ampun kepada teman. Selanjutnya pedang menusuk pada bagian kedua kaki. Sedikit sakit hingga nggak bisa meminta pertolongan. Akhirnya aku mengalah dan Pertanyaan seputar teka-teki rahasia tentang pembunuhan sahabat.
            Toti mampir ke sekolah SMA. Mencari orang tetapi belum ketemu lalu mencari sampai ketemu. Pemandangan merah masih berlanjut. Vina membekas luka serta mengeluarkan darah di luar wajah. Bayangkan pemandangan terlihat di atas. Jika tangan vina tak bisa mengeluarkan efek cahaya lagi. Karena tidak punya pilihan maka ia memutuskan untuk mengeluarkan dari kesengsaraan. Aku mengikuti perkataan teman efek akan terlepas dengan sendirinya. Vina langsung berbaring dalam tanah tersebut. Efek telah pecah akhirnya Dimensi mimpi segera berakhir.
            Thoriq dan Kak Yuni melepaskan dari efek dan menuju ke tempat yang semula. Drama belum selesai Vina berbaring dalam tanah sedangkan Saya bertahan di tempat layaknya menyaksikan orang yang sudah berjuang mata-mata melawan teman. Toti ketemu tetapi suasana semakin redup. Surat terjatuh dari tangan tak tersangkan emosi Toti meninggi. Lari menghampiriku sambil mengenggam pisau mereka. Aku tertutup mata seperti menangis dan mengamati orang. Hampir menyerang cuman berhasil menangkis lawan. Tak tahan kuasa amarah akhirnya ia menusuk langsung pada bagian perut mereka. Drama tragis segera berakhir.
            “Ivan, kau sedikit berubah dan apa yang telah derita” Kata Toti menyiksakan hati terlalu dalam
            “...................................................................” aku terdiam
            “Apa tujuanmu untuk membunuh’kan?”
            “Aku tidak ingin membunuh siapapun kecuali ada peristiwa yang terjadi kesalahan pada diri sendiri. Jadi aku tidak tahu kapan akan berakhir di sini. Yang jelas aku nggak punya bantuan untuk kau dan relawan telah mengenang kami.”
            Drama telah berakhir. Aku mengambil surat kejam tersebut lalu mengembalikan simulasi seperti semula lagi. Akhirnya efek telah hilang maka aktivitas segera kembali. Tak terasa tubuh bisa bergerak lagi. Aku segera mencari tempat yang enak untuk membuka surat kejam tersebut. Sampai di sana ia duduk dengan santai lalu membuka surat kejam. Ia menyangka surat ini berisi tentang kekejaman untuk membunuh sahabat.
            Sebelum berakhir ada salah satu ungkapan yang harus kalian dengar. Sejak kecil ia bermain dengan sendirinya. Seiring orang tua membimbing dan menyayangi ia selalu cuek dalam suasana ini. Tapi nggak bisa melupakan bahwa sejak sekolah ia malu dengan teman-teman. Sekolah menyimpan sejuta perasaan tetapi aku belum berani menyampaikan apa yang telah kau lakukan apalagi melihat kondisi seperti ini. Hidup setelah ini aku akan membunuh siapa saja yang telah membenciku. Hanya saja sahabat yang kau benci untuk membentuk segala ucapan yang tidak berkenang. Apalagi melakukan kejadian yang ku alami. Balas dendam akan membawa kesengaraan bagi hidupnya. Maafkan aku ini merupakan akhir dari segala kehidupan maka merekalah akan membunuh serta menyaksikan mayat dalam kuburan lalu membalas semua apa yang telah lakukan untuk mengembalikan perasaanku. Terima kasih Tuhan.
            Setelah membaca surat itu ternyata aku merasa bersalah atas semua kejadian masa SD. Lupakan itu kemundian Aku membangunkan teman-teman yang terjebak dalam dunia dimensi. Dokter Yono bermunculan di tempat. Tanpa basa-basi ia segara melakukan pertolongan.
            “Dokter tolong sembuhkan kami”
            “Baiklah” Sahut dokter sambil mengeluarkan alat-alat medis.
            Ia memilih meminum obat penghilang efek. Dokter membantu membuka mulut Thoriq dan Kak Yuni. Terus meminum botol itu. Obat ini bisa mengembalikan penyakit efek dalam tubuh tersebut.
            “Apa dia mempan”
            “Ia pasti pulih kembali.”
            Akhirnya tubuh terasa normal kembali.  Ia segera membuka mata perlahan-lahan dan melihat di tempat yang normal. Layaknya kesadaran berawal dari nol.
            “Mama, kita dimana?” kata Kak Yuni menanyakan tempatnya
            “Iya apa yang telah terjadi?” gumam Thoriq.
            “Kalian terjebak di dalam dimensi waktu dan nafas pelan-pelan.”
            “Ivan kau di sini.” Sapa Kak Yuni
            “Hey ada Ivan” Sapa juga Thoriq
            Terima kasih Dokter yang telah memulihkan kami dan kembali ke tempat yang berada dengan ilusi. Aku menatap ternyata dokter entah kemana mereka? Thoriq dan Kak Yuni mengajak liburan ke Pantai Papuma untuk bersenang-senang di sana. Permintaan telah terwujud Aku dan kawan-kawan akan merasakan bintang yang sedang bersebrang. Masa lalu telah hilang kembalilah ke jalan yang benar. Sambil menyeruput kopi yang telah buat. Ternyata suasana makin mereda. Kini Canda tawa dan bersenang-senang bareng masih menyenangkan suasana. Lupakan masa lalu dan jalankan hari ini dengan bersenang ria.

Surabaya, 14 Februari 2016

Pemuda Pulang Kampung walau Orang Tua Tiada

Pemuda itu berjalan, langkahnya berat dan lesu, Di kota besar, dia mencari pekerjaan, namun tak kunjung berhasil, Hatinya penuh kekecewaan, ...