Wednesday 24 February 2016

Reason 2 : Dimension of Ferdiana Rose

Reason 2 : Dimension of Ferdiana Rose

Semenjak Ferdiana Rose menyatakan tidak lolos sebagai anggota pramuda FLP. Belum pasti mengapa ia bergabung jadi pramuda. Semula ia datang ke kelas untuk menuntut ilmu kepenulisan. Gadis tidak tahu asalnya serius dalam belajar. Mungkin menggali materi terasa paham. Aku mengaku Ferdiana Rose belum meneliti tentang keseharian kak Ferdiana. Aku bertemu dengan Ferdiana Rose di luar perpustakaan Ngagel Rejo mengenai masalah dengan pribadi Ferdiana
"Kak Ferdiana" Sapaku
"Ya dek!" Jawab Rose lontar dalam mulut dan santai
"Aku tanya buat kamu."
"Ya apa maunya Dek Ivan."
"Apakah tahu kamu klen Umi"
"Iya. Emang kenapa?"
"Nggak papa sih."
"Dek Ivan tahu. Apa keseharian jadi umi? tapi Kakak nggak tahu kenapa kewajiban terlalu memberatkan beban."
"Maksud kakak"
"Seandainya Dek Ivan sudah memperjuangkan sebagai anggota. Oleh karena itu jangan sekali membantah denganku. Untuk apa dek mencari kakak. Maaf dek aku harus pulang"
Perkataan dalam dialog menjadi sebuah drama. Kak Ferdiana langsung meninggalkan kami tapi entah belum jelas alasan tidak lolos jadi anggota pramuda. Aku langsung terpandang sendiri. Tanpa berfikir panjang aku pulang ke rumah.

Aku masih merenung soal alasan Ferdiana Rose tidak datang ke kelas kepenulisan. Dalam renungan tersebut aku memasuki dimensi cahaya. Pemandangan ini nggak ada kota dan jalan. Melangkah pelan-pelan untuk mencari sahabatku Kak Ferdiana. Putri Ayu membangunkanku layaknya orang lagi tidur
"Dek Ivan kamu nggak papa."
"Eh Mbak Putri Ayu. Ada apa sih kok bangunkan saya."
"Kamu kenapa? Jelaskan saja"
"Ini aku terpandang sama Kak Ferdiana Rose"
"Oh begitu. Kamu kok khayalan"

Putri Ayu sengaja membicarakan tentang keadaan Ferdiana Rose denganku.  Seolah-olah Putri Ayu merasa belum kenal. Tiba-tiba sosok bayangan mengecam saya. Tanpa panik ia mengejar bayangan dengan menggunakan sepeda motor. Pengejaran begitu cepat aku langsung mengikuti arahan dari penampakan tersebut.

Suasana malam semakin larut. Semua aktivitas di hentikan semua orang lagi tidur. Sementara pengejaran bayangan masih berlanjut. Bayangan makin tawa jahatnya maka ia memilih ke rumah Ferdiana Rose. Karena aku dan sahabatnya capek dalam perjalanan ternyata ia istirahat dulu sebelum mengejar bayangan tak kasat mata.

Beruntung aku membawa air botol dan roti untuk istirahat di sana. Anggaplah piknik pada pagi hari. Coba saja istirahat tanpa makan ia langsung kurang enak. Aku menyantap roti seisi selai coklat sangat enak sedangkan Putri Ayu sedang melatih suara vokal untuk tampil di panggung sabtu besok. Alangkah baiknya ia merehatkan sejenak untuk memulih tenaga dan stamina pada manusia tersebut.

Istirahat telah selesai aku melanjutkan pengejaran bayangan itu. Bulan hampir menjaga waktu tengah malam. Ferdiana tertidur dengan pulas. Ia mimpi dengan Nabi. Terus ia membicarakan kepada rasulullah SAW

"Wahai Rasulullah. Berikan kami kemudahan dan ketabahan dalam menjalankan hari yang lebih berharga. Jauhilah dari dosa."
"Aku akan berikan doa kepada anda tapi jangan terbantah dengan kondisi manusia"

Tengah bermimpi sosok bayangan mulai perlahan membangunkan Ferdiana. Aku mengikuti jejak bayangan secara perlahan-lahan. Hampir sampai di rumah dan langsung mencari jejak. Bayangan merasuki tubuh. Mendadak bangun aku langsung memasuki kamar tanpa seizin pemilik rumah.
"Dek Ivan!"
"Kak Ferdiana. Kau?"
"Siapa namamu?" Gumam Putri Ayu
"Aku Ferdiana Rose dan adek kamu ngapain disini. Seharusnya tidak mengucapkan salam ketika masuk rumah"
"Maafin kakak aku cuman ke sini untuk.."
"Untuk apa dek?" Jelas Kak Ferdiana merendam amarah.
"Kau. Sudah lupa dengan keadaan seperti ini. Dan siapa temanmu"
"Kenalan ini Mbak Putri Ayu Silaen. Ia penyanyi seriosa dan peserta Indonesia Mencari Bakat 1 yang di tayangkan di TV. Nah jadi aku akan bicara tentang berbagai hal."
"Tunggu sebentar. Mbak Putri kamu ngapain nemenin adek?"
"Sebenarnya mbak Putri berteman dan aku tinggal di medan terus menginap di kost sini" kata Ayu menjelaskan keberadaan Ayu
"Dengarkan kami. Tak seindah dengan alamiah. Walaupun kamu sudah berteman dengan kami selama 3 bulan aku akan berpisah sampai di sini. Jangan lupa cinta allah dan rasul."

Setelah melepas dari semua perasaan kurang seru maka aku dan Putri Ayu meninggalkan rumah Kak Ferdiana. Perjalanan belum sampai di sini. Aku masih dalam mencari kasus lain pada Ferdiana Rose. Bayangan tak tahu alasan berdua serta mencari manusia yang mati demi mengancam misi itu.

No comments:

Post a Comment

Pemuda Pulang Kampung walau Orang Tua Tiada

Pemuda itu berjalan, langkahnya berat dan lesu, Di kota besar, dia mencari pekerjaan, namun tak kunjung berhasil, Hatinya penuh kekecewaan, ...