Thursday 28 December 2017

Ayat-Ayat Rindu

: untuk Maftuhatin Nikmah

Memelukmu selimut wangi
Kamu menjadi wanita pujaan hati
Membesuk senja diwarnai malam penuh memuja rindu
Kepada yang dirintihkan kalbu
Dan tetesan air mata yang diridhoi
Sholiha memancarkan air mancur
Persembahkan pada langit dan bumi

Mewarnai petang di Rumah
Berdiam diri lubuk cinta
Kepada pujangga merintis kesenyapan
Terdapat sunyi dituang pada secangkir teh hangat
Lalu meremuk sedih selepas mekaran langit
Menyinggah di kursi singgasana
Sajikan sajak untukmu
Jangan bosan mencintai sahabat
Bukan ke sini untuk mendentumkan hamparan malam
Tetapi tersimpuh pada air jernih
Lembar ayat-ayat rindu
Yang disemboyankan pada serdadu kalbu
Dan masih ada mewarnai hidup penuh cinta

Surabaya, 2017

Anak, Menangis di Mall karena Mencintai Mainan

Anak membalut mainan
Mengajak pergi ke pusat perbelanjaan
Untuk menempuh surga para mainan
Mohonkan padamu
Sekaligus memuja mainan
Mainan menyembah akal anak
Ia tinggal begitu saja
Suatu nanti akan mengutuk pemangsa
Mainan adalah serangga
Segera di lumpuhkan
Dan eratlah air mata karena jahitan siang malam
Berkali-kali kasar oleh Ibu
Sadarlah bahwa menangis karena keputusasaan

Surabaya, 2017

Ayat-Ayat Micin

Sebuah cinta dari kenangan pahit
Mengundang sengsara gejolak di pulau garam
Perempuan mengejar polisi atas melanggar ucapan asam
Kritik pedas menggoyah pikiran
Menelusuri bumbu sesat
Terbelenggu oleh cinta dan manis yang mengagumi
Sementara ia hanya setetes spontan bagaikan bumbu merindukanmu
Melalui sehelus pelukan membeluk pasrah
Ku lebihkan dia apa pun

Daripada menaburi cinta
Rasanya terenggan pahit
Ulah hati terganas asam
Mengetah hasrat
Melirik sepetik asa
Bukan rindu yang tak terlupakan
Bukan siapa yang mencintaimu
Dan bukan bagaimana melahirkan bayi bersuara asin
Micin mengerucut lautan asin
Jangan berpoligami sebelum mengatakan sesuatu yang bernilai asin
Kalau kau bukan lelaki asin

Surabaya, 2017

Sekarang Pergilah

Ku Untailah sebuah beremosi
Ku pikir ini menjamu rumahku
Saat kembali pada runtutan padamu
Masih punya langit hitam
Salah satu berikan sesuatu padamu
Harus tahu di sini adalah penghargaanmu
Sudah menduga dan pergilah sesuai harapan dirimu
Ku pikir sekiranya tujuanmu jadi pemberani yang cengeng
Ku pikir semua ini karena kau
Setiap saat merujuk dirimu, keluarga, meninggalkan kota tanpa izin
Keluarlah kau
Sekarang, pergilah kau

Surabaya, 2017

Operasi Kritis

Malam cekat datang hampir nekat
Teganya merusak malam dengan sekadar godaan
Mendukung jiwa yang terbelenggu
Pikirkan kuasamu dan pikiranmu
Masih melekat di ragamu
Operasi kritis ini tersendak lautan penjara
Sehembus langit abu-abu lalu hujan begitu saja
Inilah yang merembah asa

Inilah yang disebut razia secara apatis
Lari lalu dikejar seperti menangkap maling
Berbedebah semak-semak
Lantas menyiksamu secara terduga
Ku palingkanmu di balik jeruji
Dirimu akan merasakan betapa pedihnya menyita barang yang dimusnahkan
Seketika nasibmu akan mengakhiri

Surabaya, 2017

Menyebut Pahlawan lagi Asin

Ku sebut ucapan asin
Melontarkan lautan syair terseret ombak
Berjelaga di pantai sangat panas
Betapa ramainya mengerah sana sini
Runtutan matahari menyuarakan hampa
Mencicipi durian begitu kecut
Malu bila makan durian akan mengesap bau busuk

Tak ada menyebut pahlawan mulia
Apa yang dikatakan itu asin
Dia yang melibatkan cinta menyedap manis
Mengusur senyap dirujuk dia
Mengerah rejeki tapi gaji sedikit
Serut gaji rendah
Pemerintah susah payah meneliti jabatan asin
Bekerja sekadar gairah bergaulan
Pilihlah takdirku bergemercik malam
Tiada kesempatan melangkah
Membulir pasrah
Merajut jauh
Mengeletuk riuh
Membengkalai di balik arah
Hanya pahlawan lagi asin

Surabaya, 2017

Monday 18 December 2017

Anak, Menangis di Mall karena Mencintai Mainan

Anak membalut mainan
Mengajak pergi ke pusat perbelanjaan
Untuk menempuh surga para mainan
Mohonkan padamu
Sekaligus memuja mainan
Mainan menyembah akal anak
Ia tinggal begitu saja
Suatu nanti akan mengutuk pemangsa
Mainan adalah serangga
Segera di lumpuhkan
Dan eratlah air mata karena jahitan siang malam
Berkali-kali kasar oleh Ibu
Sadarlah bahwa menangis karena keputusasaan

Surabaya, 2017

Thursday 7 December 2017

Menjamu Novelis pada Almarhum

: untuk Almarhum Bondan Winarno

Manusia telah meninggalkan dunia
Beristirahatlah selamanya di alam sana
Sementara menjamu karya novel berawal senja tenggelam
Sedangkan dirimu meramu makanan yang lezat
Sedangkan selera ditangguh oleh siapapun
Suatu saat membekali ilmu dan bumbu kepadamu

Ternyata tidak lagi menjurus bumbu
Seiring meninggal para tokoh yang dijuluki 'Maknyus'
Novel masih terlaris dan di dapatkan sebagai bukti
Bahwa kulineris benar-benar terjamin nikmati
Bila menikmati karya yang dibaca

Surabaya, 2017

Jangan Enggan Melihat Iklan di TV

Ada hal yang aku kurang suka
Ada hal yang aku kurang nyaman
Ada hal yang aku melanggar hidup tanpa melandaskan agama
Ada hal yang terbiasa mencongkak di tembok
Ada hal yang mengutuk minat
Dalam segapai uang gendut
Dilarang melihat iklan tv yang berbaur negatif bagi sesama umat
Cegahlah pada segala cobaan
Nikmati televisi yang mengandung nilai Islami
Hanya allah membenarkan padamu

Surabaya, 2017

Friday 1 December 2017

Cintai Baginda Rasul

Kenalkan pada nabi
Syahdu memuja pada anaknya
Tersurut pujian dalam memuliakan pada baginda
Dahulu melindungi baginda pada sahabat
Hadirlah demi mengeletak syafaat

Sepertinya melahirkan nada
Syair memukat suka dan duka
Inilah perjalanan baginda
Seperti keteladanan dari sunnatullah
Memuji padanya
Hapuslah dosa yang melekat padanya
Baktilah jika suatu kehormatan harus ditaati
Pemimpin dengan hati
Bersihkan suci
Menerima penuh setulus hati

Surabaya, 1439 H

Maulidiyah Rasulullah SAW

Berjelajah pada langit
Kepada rasul dan para sahabat
Berziarah untuk nabi Muhammad SAW
Lihatlah iman dan keragaanmu
Lantunkan shalawat nabi
Untuk memuja pendiri yang menerangkan cahaya pada ufuk fajar
Keliling kabah tujuh kali
Bersujud kepada kanjeng nabi
Bersama membumikan langit dan bumi
Rentangkan akbar kepada langit yang berkuasa

Lautan syahdu mengiringi maghrib
Dua belas rabiul awal sebagai saksi sejarah
Cinta Rasul untuk membela para syuhada
Tegakkan ayat alquran dalam al-ahzab
Lupakan godaan nafsu
Dapatlah keberkahan
Buktikan pada dzikir-dzikir untuk memuja Allah
Dimanakah cinta kasih sayang pada pelukan pertama
Saat melahirkan ibu kemudian dilahirkan kedua adalah ayah

Wahai Rasul
Terima kasihlah padamu
Mengembara langit dan bumi
Kepada engkau menjemput tangga di Surga
Kepadaku akan membalas dengan sepuluh kali dalam bershalawat
Setiap hari bersyafaat karena shalawat
Tegakkan tahajud
Tunaikan sujud
Bersabarlah pada ujian
Jangan sampai melempar batu pada tubuh rasul
Katakan pada al-ahzab mengatakan bahwa suri teladan rasul dengan baik
Lindungilah pada benteng pertahanan
Peranglah demi kekuasaan sambil menegakkan pertolongan allah
Pimpinlah rahmat
Terbanglah kepada Islam Rahmatan lil Alamin
Rayakan maulidiyah Rasulullah
Untuk mengukuhkan kesabaran
Berteladan dan selalu bersabar

sholatullah salamullah ‘ala thoha rasulillah
sholatullah salamullah, ‘ala yasin habibillah
tawasalna bibismillah, wa bilhadi rasulillah
wa kulli mujahidin lillah, bi ahlil badri, ya allah

Surabaya, 12 Rabiul Awal 1439 H

Pemuda Pulang Kampung walau Orang Tua Tiada

Pemuda itu berjalan, langkahnya berat dan lesu, Di kota besar, dia mencari pekerjaan, namun tak kunjung berhasil, Hatinya penuh kekecewaan, ...