Wednesday 30 September 2015

Perjuangan Untung Suropati

Sabtu, 27 Juli 2013

PERJUANGAN UNTUNG SUROPATI

OLEH BELLA JENISKA/SI 3            Untung Suropati semula bernama Untung, menurut ceritanya ia berasal dari Bali yang lahir pada tahun 1660 yang kemudian di beli sebagai budak oleh seorang pedagang Belanda. Karena menjalin hubungan cinta dengan putri tuannya Untung akhirnya masuk penjara. Pada suatu saat ia berhasil dengan teman-temannya mendobrak pintu penjara dan ia memimpin perampasan dan pereampokan terhadap orang-orang Belanda. Upaya VOC untuk menangkap Untung dan teman-temannya gagal. Pada waktu itu, Voc sedang terlibat dalam perang Banten. Dengan siasat liciknya VOC kemudian berhasil menarik kelompok Untung ke pihaknya dan digunakan untuk menangkap Pangeran Purbaya, putra Sultan Agung Tirtayasa yang meloloskan diri. Ketika upaya untuk membawa Pangeran Purbaya ke Batavia hampir berhasil, Untung mendapat penghinaan dan ia memutuskan untuk melanjutkan perlawanan dengan kompeni. Kembali ia melancarkan perang griliya melawan kompeni di wilayah Periangan. Ketika ia melanjutkan perjalanan ke Cirebon, ia terlibat dalam perkelahian dengan seorang Pangeran Cirebon bernama Surapati. Untung diajukan untuk diadili oleh Sultan Cirebon. Namun saat ia ingin di adili, Untung ternyata dapat melepaskan diri dari tuduhan bahwa ia telah ebrani membangkang terhadap kekuasaan Sultan, bahkan Suropati dipersalahkan. Pangeran Suropati dihukum mati dan Untung dianugerahi nama baru dengan nama Untung Suropati. Selanjutnya Untung Suropati melanjutkan perjuangannya diwilayah Mataram.            Pada waktu itu yang menjadi Sunan di Mataram adalah Amangkurat II yang berhati leamh ini kemudian bermaksud merangkul pihak Untung Suropati untuk menentang kompeni. Sifat Sultan yang dahulunya pernah menjerumuskan Trunojoyo muncul kembali, yaitu sifat ragu-ragu. Untung menyadari sifat Sunan yang demikian itu. Setelah ia berhasil membunuh utusan kompeni ke Mataram yang bertugas menangkap Untung yaitu Kapiten Tack dengan anak buahnya, sealnjutnya Untung Surapati menyingkir ke Jawa Timur.            Untung Surapati berhasil membangun pesat perlawanan terhadap VOC di Pasuruan. Dari sini ia membangkitkan semangat anti kompeni yang mendapat simpati dari seluruh rakyat Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Untung Surapati memerintah daerah pusat perjuangan itu dengan nama Wiranegara. Sementara di Mataram timbul konflik antara Pangeran Puger (adik Amangkurat II) dengan Amangkurat III (Sunan Mas). Amangkurat III mempunyai sifat anti Belanda, sedangkan Pangeran Pager memihak Belanda. Dalam menghadapi konflik ini, rupa-rupanya pihak kompeni memilih Pangeran Puger. Karena berani memberikan imbalan yang menguntungkan kompeni. Di Semarang VOC dan Pangeran Puger menandatangani perjanjian yang sangat merugikan pihak Mataram sendiri. Puger menjanjikan bahwa semua daerah sebelah Cilosari samapi Cilacap diserahkan kepada kompeni. Demikian juga dengan Madura timur. Setiap tahun Mataram sanggup membayar 800 koyan beras selama 25 tahun. Selanjutnya ditegaskan bahwa ibukota Kertasura kompeni berhak mendapatkan 200 orang tentaranya dalam benteng kompeni.            Setelah dicapainya kata sepakat di antara keduanya, kompeni dan pasukan Pangeran Puger bergerak ke Kertasura. Pangeran Puger dan VOC berhasil memperoleh kemenangan. Pada tahun 1705 Pangeran Puger dinobatkan sebagai Susuhunan dengan nama Pakubuwono I.            Sunan Mas selanjutnya meninggalkan Kertasura dan bergabung dengan Untung Suropati yang bertahan di Kediri, Bangil, Pasuruan, dan Belambangan. Pada pertempuran besar di Bangil, Untung Surapati gugur pada tahun 1706. Perlawanan dilanjutkan oleh putra-putranya dengan gagah berani disertai dengan semangat pantang menyerah.            Setelah pertahanan Surapati dapat dilemahkan  Sunan Mas menghentikan perlawanan dan datang ke Batavia, meyerahkan diri kepada VOC, beliau di tangkap dan di asingkan ke Sailan (1807).            Sementara itu perlawanan keturunan Untung Surapati terus berkobar. Panglima kompeni yang bernama Herman de Wilde berhasil menduduki Pasuruan, ia berhasil menemukan makam Untung Suropati, di bongkarnya makam tersebut dan dibakarnya sisa-sisa jenazah pahlawan perkasa itu dan abunya dibuang kelaut.            Dalam sejarah nasional kita, nama Untung Suropati sungguh menepati kedudukan yang khusus. Ia pejuang yang berasal dari kalangan rakyat biasa, berjuang melawan Belanda tanpa mengeanl menyerah. Semangat juangnya dilanjutkan oleh putra-putranya serta keturunannya. Keturunan Untung Suropati ini gugur satu persatu dalam pertempuran melawan penjajahan Barat di Pulau Jawa atau ditangkap dan diasingkan ke Sailan.            Perlawanan melawan Belanda tidak sampai disitu. Diberbagai tempat telah terjadi pula perlawanan terhadap VOC yang senantiasa berusaha meluaskan daerah jajahannya dan pengaruhnya dengan turut ikut campur tangan dalam urusan pemerintahan. VOC berusaha mendudukan kepercayaannya atau orang yang dianggap sanggup memberikan imbalan yang menguntungkan VOC atau orang yang bersedia mengakui pertuanan VOC diantaranya :            Di Jawa VOC selalu ikut campur tangan dalam perselisihan mengenai pergantian raja. Dalam sengketa yang terjadi pada tahun 1719-1723 kompeni mendudukan Mangkunegara diatas tahta dengan nama Amangkurat IV. VOC berhasil memadamkan perlawanan terhadap Sunan yang baru diangkat. Dalam peristiwa ini sangat menonjol peranan Pangeran Dipenegoro, Purbaya dan putra-putra Untung Surapati. Perlawanan dapat ditundukkan, mereka diasingkan ke Tanjung Harapan dan Sailan.            Pada pertengahan abad ke 18 kekuasaan VOC diatas Mataram semakin besar. Ketika Sunan Pakubuwono II sakit keras, VOC memaksa pengakuan Sunan menyerahkan Mataram kepada VOC (11 Desember 1749). Kejadian ini membakar perlawanan yang berkobar diseluruh daerah kekuasaan Mataram. Walaupun VOC segera mengangkat putra mahkota Sunan Pakubuwono III, perlawanan tidak dapat dihindarkan (1749-1757). Pihak yang anti kompeni dipimpin oleh Mangkubumi dan Mas Said berhasil memperoleh kemenangan-kemenangan dalam peperangan. Namun, ketika timbul permusuhan antara Pangeran Mangkubumi dengan Mas Said, kompeni berhasil menjalankan taktik memecah belah. Demikianlah Pangeran Mangkubumi bersedia berunding dengan VOC. Ditandatanganinyalah perjanjian Gianti (1755). Hasilnya Pengeran Mangkubumi menjadi Sultan di Yogyakarta, dengan nama Hamengkubuwono I berkedudukan di Yogyakarta dengan nama Adiningrat. Selanjutnya Mas Said, VOC berhasil memaksakan perjanjian di Salatiga (1757). Mas Said mendapat gelar Mangkunegara dengan nama Pangeran Adipati Mangkunegara.            Akibat dari kerusuhan memperebutkan tahta ini, VOC mendapatkan daerah jajahan langsung yaitu Jawa Barat, seluruh utara Jawa Tengah dan Jawa Timur serta Madura. Kebesaran Mataram lenyap, daerahnya hanya meliputi Yogyakarta (di bawah Hamengkubuwono I), daerah Surakarta (di bawah Pakubuwono III), dan daerah Mangkunegara dalam lingkungan Surakarta dibawah pimpinan Pangeran Adipati Mangkunegara.            Perlawanan terhadap kompeni juga terjadi di Banten. Pada masa Ratu Fatimah, pecah pemberontakan yang dipimpin oleh Kyai Tapa dan Ratu Bagus Buang (1750). Perlawanan Kyai Tapa ini meluas dari Batavia sampai ke Jawa Barat. Pemberontakan Kyai Tapa berhasil membinasakan daerah kolonialisasi Belanda di daerah Cipanan, Cianjur, sehingga sejak itu orang-orang menetap didaerah tersebut.

Pangeran Trunojoyo

Berbicara tentang perjuangan Pangeran Trunojoyo atau Raden Nila Prawata, pahlawan dari Madura ini tidaklah lengkap kiranya kalau kita tidak melihat upaya-upaya Sultan Agung dari Kerajaan Mataram dalam memperluas pengaruhnya dan mempersatukan kerajaan-kerajaan di Jawa dan Madura untuk bersatu-padu melawan penjajahan kompeni Belanda pada saat itu.Tahun 1624, Panembahan Kyai Djuru Kiting selaku panglima pasukan Mataram, dengan kekuatan pasukan berjumlah 50.000 orang, telah berhasil mematahkan pasukan Kraton Arosbaya – Madura yang berkekuatan hanya 2.000 orang.Dengan bijaksana, Sultan Agung memerintahkan panglimanya Kyai Djuru Kiting, memboyong Raden Praseno, putra Pangeran Tengah (Arosbaya) yang pada waktu itu masih dibawah umur ke Kraton Mataram.Setelah dewasa Raden Praseno dinikahkan dengan adik dari Sultan Agung sebagai Permaisuri I dan diijinkan kembali ke Madura untuk memimpin Madura dengan gelar: “Pangeran Cakraningrat I” (1624 – 1648) dimana seluruh Madura berada dibawah pimpinannya dengan tetap tunduk dan patuh kepada kekuasaan kerajaan Mataram Sultan Agung di Jawa.Dari beberapa istri yang lain, Pangeran Cakraningrat I mempunyai 11 (sebelas) orang putra dan putri, dimana putra ke-3 bernama R. Demang Mloyo Kusumo (ibunya Putri Sumenep).[Buku “Sejarah Caranya Pemerintahan Daerah-daerah Kepulauan Madura dengan hubungannya” oleh Zainal Fattah, Bupati Pamekasan – hal: 201].R. Demang Mloyo Kusumo atau Raden Maluyo (dalam buku “Raden Trunojoyo, Panembaham Maduratna, Pahlawan Indonesia” oleh Raden Soenarto Hadiwijoyo) adalah ayah dari Raden Trunojoyo.Masa kecil Pangeran Trunojoyo dididik dan dibesarkan di lingkungan Kraton Mataram yang pada waktu itu pimpinan kerajaan sudah beralih kepada putra Sultan Agung, yaitu: Susuhunan Amangkurat I.Tahun 1648, terjadi peristiwa menyedihkan di Kraton Mataram (masa pemerintahan Susuhunan Amangkurat I) perselisihan keluarga yang menyebabkan jatuh korban anggota keluarga kerajaan Mataram, yaitu:Pangeran Cakraningrat I (Raden Praseno) sehingga disebut Pangeran Siding Magiri (Sidho Hing Magiri).Raden Ario Atmojonegoro putra pertama Pangeran Cakraningrat I.Pangeran Ario atau Pangeran Alit, adik Susuhunan Amangkurat I danRaden Demang Mloyo Kusumo, ayah Pangeran Trunojoyo.Terjadi perubahan kekuasan di Madura Raden Undakan putra ke-2 Pangeran Cakraningrat I dinaikkan tahta kerajaan dengan gelar: “Pangeran Cakraningrat II” (1648 – 1707).Pangeran Cakraningrat II dalam melaksanakan pemerintah kerajaannya ternyata tidak sebijaksana ayahandanya, Pangeran Cakraningrat I. Kekuasaan pemerintahan Madura pada waktu itu hanya diserahkan kepada bawahan-bawahannya yang ternyata hanya melakukan penekanan-penekanan kepada rakyat yang dipimpinnya, sementara Raja Cakraningrat II, terlalu sering berada di Kraton Mataram.Pangeran Trunojoyo tumbuh sebagai seorang pemuda yang taat kepada agamanya (Islam) dan tidak suka melihat ketidak-adilan yang terjadi baik di Madura ataupun di Jawa.Beliau segera kembali ke Madura dimana pengaruh kekuasaan Pangeran Cakraningrat II (pamannya) semakin tidak mendapat simpati dari rakyat seluruh Madura. Mengakui kepemimpinan Pangeran Trunojoyo dari Bangkalan sampai dengan Sumenep dan bergelar: “Panembahan Madura”.Dengan diidampingi Macan Wulung menantu dari Panembahan Sumenep, Pangeran Trunojoyo mulai menyusun perlawanan melawan kompeni Belanda yang dinamakan “Perang Trunojoyo” berlangsung dari tahun 1677 – 1680.[Buku “Perlawanan Penguasa Madura atas Hegemoni Jawa” oleh: Prof. Drs. H. Aminuddin Kasdi – hal: 146].Pasukan Pangeran Trunojoyo bergabung dengan pelaut-pelaut Makassar dibawah pimpinan Karaèng Galesung (yang pada akhirnya menjadi menantu Pangeran Trunojoyo). Bantuan dari Panembahan Giri merupakan satu kekuatan yang sangat ditakuti oleh kompeni Belanda.Tanggal 13 Oktober 1676, terjadi pertempuran sengit di Gegodok antara pasukan Pangeran Trunojoyo dan pasukan Mataram yang dipimpin oleh Adipati Anom. Dalam perang dahsyat ini telah gugur pimpinan pasukan Mataram, yaitu: Pangeran Purboyo.Satu demi satu daerah kekuasaan kerajaan Mataram berhasil ditaklukkan pasukan Pangeran Trunojoyo.Sementara itu Susuhunan Amangkurat I sangat bersedih atas kekalahan itu, pasukan Mataram yang dipimpin calon Putra Mahkota Kerajaan Mataram tak berdaya menghadapi pasukan Pangeran Trunojoyo.Kompeni Belanda mulai turun tangan mencampuri urusan karena kalau kerajaan Mataram ditaklukkan Pangeran Trunojoyo berarti kompeni Belanda tidak akan punya pengaruh lagi di tanah Jawa.Cornelis Speelman, pada tanggal 29 Desember 1676 berangkat dari Betawi dengan 5 kapal perang dan 1.900 orang pasukan gabungan dari Jepara menyerbu Surabaya. Perang terjadi antara pasukan Pangeran Trunojoyo dan pasukan kompeni Belanda, walaupun akhirnya Pangeran Trunojoyo harus mundur ke Kediri. Sementara pasukan kompeni Belanda terus mendesak ke Madura ke pusat cadangan pasukan Pangeran Trunojoyo, kompeni Belanda berhasil menaklukkan pasukan cadangan Pangeran Trunojoyo di Madura, tapi pada lain pihak pasukan Pangeran Trunojoyo berhasil menduduki Kraton Kartasura.Jatuhnya ibu kota Mataram, karena tidak ada dukungan sama sekali kepada Susuhunan Amangkurat I, bahkan dari para Pangeran dan Bangsawan Kraton Kartasura.Dalam keadaan sakit, Susuhunan Amangkurat I terpaksa harus mengungsi dari Istana didampingi putranya Adipati Anom.Di desa Tegal Wangi, akhirnya Susuhunan Amangkurat I mangkat, jenasahnya dikebumikan di desa itu, sehingga disebut “Susuhunan Tegal Wangi” tapi sebelum mangkat, beliau masih berkesempatan menobatkan putranya menjadi penggantinya dengan gelar: “Susuhunan Amangkurat II”.Secara singkat dipaparkan bahwa Kraton Mataram sepeninggal Sultan Agung, pengganti beliau baik itu Susuhunan Amangkurat I ataupun Susuhunan Amangkurat II tidak dapat menunjukkan wibawa Kraton Mataram sebagai kerajaan besar di Jawa.Sedikit demi sedikit, kompeni Belanda mulai bertipu-muslihat untuk memperkecil pengaruh kekuasaan Mataram, sementara Pemimpin Kraton (Susuhunan Amangkurat II) tidak peduli akan keadaan kerajaan Mataram dan rakyatnya. Wibawa kerajaan Mataram dari hari ke hari mulai suram, akibat ulah Rajanya yang menjalin hubungan dengan kompeni Belanda.Setiap perjanjian-perjanjian kontrak yang dilakukan Kerajaan Mataram dengan kompeni Belanda, selalu pihak Kerajaan Mataram yang dirugikan.Cornelis Speelman, dari pihak kompeni Belanda menawarkan diri untuk ikut memadamkan perlawanan Pangeran Trunojoyo yang sudah tentu nantinya meminta imbalan jasa kepada Kerajaan Mataram.2 (dua) macam perjanjian berupa kontrak tanggal 19 dan 20 Oktober 1677 digadaikannya pelabuhan-pelabuhan Kerajaan Mataram senilai 310.000 uang Spanyol dan biaya-biaya perang harus dibayar lunas yang didapat dari pelabuhan-pelabuhan itu. Yang kedua, daerah-daerah bawahan Kerajaan Mataram seperti Karawang dan Pamanukan dialihkan penguasaannya kepada kompeni Belanda.Di seluruh wilayah kerajaan Mataram, perdagangan candu dan bahan pakaian menjadi hak monopoli kompeni Belanda.Pertempuran tetap berlangsung dengan kemenangan-kemenangan yang selalu ada pada pihak Pangeran Trunojoyo.Tanggal 04 Januari 1678, Cornelis Speelman mencaplok Semarang, Kaligawe dan sekitarnya dengan ijin dari Susuhunan Amangkurat II.Bulan Agustus 1678, dibentuk pasukan gabungan, tentara Belanda, pasukan Jakarta, Bugis dan Ambon ditambah pasukan Mataram dengan jumlah besar dipimpin oleh Anthonie Hurdt, anggota Raad van Indie menyerbu Kediri, pusat pertahanan Pangeran Trunojoyo.Pertempuran berkobar dengan dahsyatnya, setiap jengkal tanah Kediri, dipertahankan mati-matian oleh pasukan Pangeran Trunojoyo, akhirnya 25 Nopember 1678 Kediri jatuh ketangan kompeni Belanda.Kompeni Belanda berhasil mengambil kembali Mahkota Majapahit dan harta-harta yang lain dari Pangeran Trunojoyo ketika menaklukkan Kartasura.Sangat disayangkan bahwa dalam perjalanan perjuangan Pangeran Trunojoyo, ternyata terjadi konflik intern dalam pasukan Pangeran Trunojoyo, Angkatan Laut Makassar memisahkan diri dari pasukan Pangeran Trunojoyo.Dari peristiwa jatuhnya Kediri, Pangeran Trunojoyo ke Blitar dan akhirnya menuju Malang dalam kesulitan mencari tempat pertahanan baru. Pasukan Pangeran Trunojoyo mengalami kerugian tewasnya 400 orang prajurit akibat penyakit dan kekurangan bahan makanan.Lebih-lebih lagi, pengiriman bahan bantuan makanan berupa 8 perahu bahan makanan dari Madura untuk pasukan Pangeran Trunojoyo jatuh ketangan musuh.Tekanan dan kepungan kompeni Belanda kepada pasukan Pangeran Trunojoyo yang sudah makin melemah karena kekurangan bahan pangan dan serangan penyakit semakin berat. Beliau terpaksa membawa memutar pasukannya berpindah ke Batu. Dalam keadaan prihatin, Pangeran Trunojoyo tetap berhati teguh melanjutkan perjuangan beliau dan dukungan dari daerah-daerah seperti Kediri, Ponorogo dan Kertosono tetap berpihak kepada Pangeran Trunojoyo dan pasukannya 500 orang prajurit Madura dikirim melalui Wirosobo ke Malang untuk memperkuat barisan Pangeran Trunojoyo.Suatu goncangan bathin kembali menguji sang Pangeran ketika di Batu istri beliau meninggal dunia karena terserang penyakit menyusul kemudian satu-satunya putra lelakinya juga berpulang ke Rahmatullah.Dari Batu beliau beliau beserta pasukan bergeser mengatur strategi pertahanan ke Ngantang, sementara semakin lama jumlah kekuatan pasukan semakin berkurang, kekurangan bahan pangan dan serangan penyakit.Masih beruntung alam dan medan pegunungan serta rimba di Ngantang menghambat laju tekanan pasukan kompeni Belanda.Kompeni Belanda melakukan sistem pengepungan pagar betis daerah pertahanan pasukan Pangeran Trunojoyo dikepung dan diisolir sehingga pada tanggal 15 Desember 1679 sejumlah besar para pelaut Makassar yang bergabung ke pasukan Pangeran Trunojoyo menyerahkan diri kepada kompeni Belanda.Berbagai keadaan yang berat, tidak membuat Pangeran Trunojoyo dan pasukannya menyerah. Pahlawan tangguh dan pilih tanding ini melakukan perang gerilya, bergerak pindah ketempat yang lebih sulit dicapai oleh tentara kompeni Belanda dibawah pimpinan Couper.Untuk penyegaran, kompeni Belanda mengganti pimpinan pasukannya, yaitu: Kapten Jonker. 5 hari setelah sebagian besar pelaut-pelaut Makassar menyerah maka pada tanggal 20 Desember 1679 beberapa ratus orang Madura dan Makassar diantaranya para wanita dan beberapa ekor kuda turun dari lereng gunung dan segera ditangkap pasukan kompeni Belanda pimpinan Kapten Jonker.Dengan mengorek keterangan dari para tawanan ini, Kapten Jonker berhasil mengepung pertahanan terakhir Pangeran Trunojoyo dan sisa pasukannya di gunung Limbangan itu terjadi pada tanggal 26 Desember 1679.Pahlawan Besar Pangeran Trunojoyo dengan terpaksa harus menyerah dan kedua tangan beliau diikat dengan Cinde Sutera dan pada hari Selasa Kliwon, tanggal 2 Januari 1680 disekitar tapal batas Kediri beliau gugur sebagai kusuma bangsa ditangan iparnya sendiri (Susuhunan Amangkurat II) dengan sebilah keris yang ditusukkan tanpa perlawanan.Perang Trunojoyo, melawan kompeni Belanda boleh berakhir 327 tahun yang lalu tapi semangat juang yang tinggi dan cita-cita tak berkompromi dengan penjajah (bahkan orang-orang asing) yang merugikan bangsa Indonesia tak seharusnya pudar.Ada beberapa hal penting yang harus diketahui :Pangeran Trunojoyo mengakhiri perlawanan kepada kompeni Belanda karena pertimbangan-pertimbangan yang dijanjikan oleh Pangeran Cakraningrat II (pamannya).Pangeran Trunojoyo menyerahkan diri kepada Susuhunan Amangkurat II bukan kepada kompeni Belanda.Naskah sejarah ini, diambil dan disusun dari :Buku Gedenk Boek atau Buku Kenangan dalam memperingati 30 tahun R.A.A. Cakraningrat menjabat sebagai Bupati Bangkalan tertanggal Pebruari 1936.Terjemahan bebas: R.H. Kamaroeddin, mantan Sekwilda Bangkalan periode 1958 – 1980.Buku “Sejarah Caranya Pemerintahan Daerah-Daerah di Kepulauan Madura dengan Hubungannya” oleh Zainal Fattah, Bupati Pamekasan tanggal 4 Maret 1951.Buku “Raden Trunojoyo, Panembahan Maduratna, Pahlawan Indonesia” oleh Raden Soenarto Hadiwijoyo tanggal 8 Desember 1956.Buku “Perlawanan Penguasa Madura atas Hegemoni Jawa” oleh: Prof. Drs. H. Aminuddin Kasdi. ]sumber: http://www.tretans.com/2012/10/sejarah-perjuangan-pangeran-trunojoyo.html

Sultan Agung Harnykrakusuma

Sultan Agung Hanyokrokusumo (1593 - 1645) adalah raja Kesultanan Mataram yang memerintah pada tahun 1613-1645.Di bawah kepemimpinannya, Mataram berkembang menjadi kerajaan terbesar di Jawa dan Nusantara pada saat itu. Atas jasa-jasanya sebagai pejuang dan budayawan, Sultan Agung telah ditetapkan menjadi pahlawan nasional Indonesia.Nama aslinya adalah Raden Mas Jatmika, atau terkenal pula dengan sebutan Raden Mas Rangsang. Sultan Agung merupakan putra dari pasangan Prabu Hanyokrowati dan Ratu Mas Adi Dyah Banowati.Ayahnya adalah raja kedua Mataram, sedangkan ibunya adalah putri Pangeran Benawa raja Pajang. Pada awal pemerintahannya, Mas Rangsang bergelar Panembahan Agung. Kemudian setelah menaklukkan Madura tahun 1624, dia mengganti gelarnya menjadi Susuhunan Agung atau disingkat Sunan Agung.Pada 1641 Sunan Agung mendapatkan gelar bernuansa Arab. Gelar tersebut adalah Sultan Abdullah Muhammad Maulana Mataram, yang diperolehnya dari pemimpin Ka'bah di Makkah. Sultan Agung naik takhta pada tahun 1613 dalam usia 20 tahun. Pada tahun 1614 VOC (yang saat itu masih bermarkas di Ambon) mengirim duta untuk mengajak Sultan Agung bekerja sama namun ditolak mentah-mentah.Pada tahun 1618 Mataram dilanda gagal panen akibat perang yang berlarut-larut melawan Surabaya. Meskipun demikian, Sultan Agung tetap menolak bekerja sama dengan VOC.Menyadari kekuatan bangsa Belanda tersebut, Sultan Agung mulai berpikir untuk memanfaatkan VOC dalam persaingan menghadapi Surabaya dan Banten. Maka pada tahun 1621 Mataram mulai menjalin hubungan dengan VOC.Kedua pihak saling mengirim duta besar. Akan tetapi, VOC ternyata menolak membantu saat Mataram menyerang Surabaya. Sultan Agung pantang menyerah menghadapi penjajah yang sangat kuat. Dia mencoba menjalin hubungan dengan Portugis untuk bersama-sama menghancurkan VOC-Belanda. Namun hubungan kemudian diputus tahun 1635 karena menyadari posisi Portugis saat itu sudah lemah.Seluruh Pulau Jawa akhirnya berada dalam kekuasaan Kesultanan Mataram, kecuali Batavia yang masih diduduki militer VOC-Belanda. Sedangkan desa Banten telah berasimilasi melalui peleburan kebudayaan.Wilayah luar Jawa yang berhasil ditundukkan adalah Palembang di Sumatra tahun 1636 dan Sukadana di Kalimantan tahun 1622. Sultan Agung juga menjalin hubungan diplomatik dengan Makassar, negeri terkuat di Sulawesi saat itu. Sultan Agung berhasil menjadikan Mataram sebagai kerajaan besar tidak hanya dibangun di atas pertumpahan darah dan kekerasan, namun melalui kebudayaan rakyat yang adiluhung dan mengenalkan sistem-sistem pertanian.Negeri-negeri pelabuhan dan perdagangan seperti Surabaya dan Tuban dimatikan, sehingga kehidupan rakyat hanya bergantung pada sektor pertanian. Sultan Agung juga menaruh perhatian pada kebudayaan.Dia memadukan Kalender Hijriyah yang dipakai di pesisir utara dengan Kalender Saka yang masih dipakai di pedalaman. Hasilnya adalah terciptanya Kalender Jawa Islam sebagai upaya pemersatuan rakyat Mataram. Selain itu Sultan Agung juga dikenal sebagai penulis naskah berbau mistis, berjudul Sastra Gending. Di lingkungan keraton Mataram, Sultan Agung menetapkan pemakaian bahasa Bagongan yang harus dipakai oleh para bangsawan dan pejabat demi untuk menghilangkan kesenjangan satu sama lain.Dengan demikian diharapkan dapat terciptanya rasa persatuan di antara penghuni istana. Menjelang tahun 1645 Sultan Agung merasa ajalnya sudah dekat.Dia membangun Astana Imogiri sebagai pusat pemakaman keluarga raja-raja Kesultanan Mataram mulai dari dirinya. Sultan juga menuliskan serat Sastra Gending sebagai tuntunan hidup trah Mataram.Sesuai dengan wasiatnya, Sultan Agung yang meninggal dunia tahun 1645 digantikan oleh putranya yang bernama Raden Mas Sayidin sebagai raja Mataram.Riset dan analisis oleh Vizcardine Audinovic

Wednesday 5 August 2015

Meneguhkan Islam Nusantara Untuk Peradaban Indonesia dan Dunia

Istilah Islam Nusantara agaknya ganjil didengar, sama dengan Islam Malaysia, Islam Saudi, Islam Amerika, dan seterusnya, karena bukankah Islam itu satu, dibangun di atas landasan yang satu, yaitu Alquran dan Sunnah. Memang betul Islam itu hanya satu dan memiliki landasan yang satu, akan tetapi selain memiliki landasan nash-nash syariat (Alquran dan Sunnah), Islam juga memiliki acuan maqāṣīd al-syarīʻah (tujuan syariat). Maqāṣīd al-syarīʻah sendiri digali dari nash-nash syariah melalui sekian istiqrāꞌ(penelitian).
Ulama kita zaman dahulu sudah terlalu banyak yang mereka lakukan. Di antaranya adalah melakukan penelitian dengan menjadikan nash-nash syariat, hukum-hukum yang digali dari padanya, ʻillat-ʻillat dan hikmah-hikmahnya sebagai obyek penelitian. Dari penelitian itu diperoleh kesimpulan bahwa di balik aturan-aturan syariat ada tujuan yang hendak dicapai, yaitu terwujudnya kemaslahatan manusia di dunia dan akhirat.
Kemaslahatan (maṣlaḥah) semakna dengan kebaikan dan kemanfaatan. Namun, yang dimaksud dengan maslahat dalam konteks ini adalah kebaikan dan kemanfaatan yang bernaung di bawah lima prinsip pokok (al-kulliyāt al-khams), yaitu hifẓ al-dīn, hifẓ al-ʻaql, hifẓ al-nafs, hifẓ al-māl, dan hifẓ al-ʻirḍ.
Ulama Uṣūl Fiqh membagi maslahat kepada tiga bagian. Pertama, maslahat muʻtabarah, yaitu maslahat yang mendapat apresiasi dari syariat melalui salah satu nashnya seperti kearifan dan kebijakan dalam menjalankan dakwah islamiah. Kedua, maslahat mulgāh, yaitu maslahat yang diabaikan oleh syariat melalui salah satu nashnya seperti menyamaratakan pembagian harta pusaka antara anak laki-laki dan anak perempuan. Ketiga, maslahat mursalah, yaitu kemaslahatan yang terlepas dari dalil, yakni tidak memiliki acuan nash khusus, baik yang mengapreasiasi maupun yang mengabaikannya seperti pencatatan akad nikah.
Tujuan negara dalam Islam sejatinya sejalan dengan tujuan syariat, yaitu terwujudnya keadilan dan kemakmuran yang berketuhanan yang Maha Esa, negara yang memiliki dimensi kemaslahatan duniawi dan ukhrawi seperti tersebut sesungguhnya sudah memenuhi syarat untuk disebut negara khilāfah, sekurang-kurangnya menurut konsep al-Mawardi. Dalam hal ini menurut beliau, “الامامة موضوعة لخلافة النبوة فى حراسة الدين وسياسة الدنيا”/kepemimpinan Negara diletakkan sebagai kelanjutan tugas kenabian dalam menjadi agama dan mengatur dunia.
Maqāṣīd al-syarīʻah sekurang-kurangnya penting diperhatikan dalam dua hal:
  1. Dalam memahami nuṣūṣ al-syarīah, nash-nash syariat yang dipahami dengan memperhatikanmaqāṣīd al-syarīʻah akan melahirkan hukum yang tidak selalu tekstual tetapi juga kontekstual.
  2. Dalam memecahkan persoalan yang tidak memiliki acuan nash secara langsung. Lahirnya dalil-dalil sekunder (selain Alquran dan Sunnah) merupakan konsekuensi logsi dari posisi maslahat sebagai tujuan syariat. Di antara dalil-dalil sekunder adalah al-Qiyās, Istiḥsān, Sadd al-żarīʻah, ʻurf, dan maṣlaḥah mursalah seperti disinggung di atas.
Al-Qiyās ialah memberlakukan hukum kasus yang memiliki acuan nash untuk kasus lain yang tidak memiliki acuan nash karena keduanya memiliki ʻillat (alasan hukum) yang sama.
Istiḥsān ialah kebijakan yang menyimpang dari dalil yang lebih jelas atau dari ketentuan hukum umum karena ada kemaslahatan yang hendak dicapai.
Sadd al-żarīʻah ialah upaya menutup jalan yang diyakini atau didgua kuat mengantarkan kepada mafsadat.
ʻUrf adalah tradisi atau adat istiadat yang dialami dan dijalani oleh manusia baik personal maupun komunal. ʻUrf seseorang atau suatu masyarakat harus diperhatikan dan dipertimbangkan di dalam menetapkan hukum sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariat. Mengabaikanʻurf yang sahih seperti tersebut bertentangan dengan cita-cita kemaslahatan sebagai tujuan (maqāṣid) syariat.
Sebagian ulama mendasarkan posisi ʻurf sebagai hujjah syarʻiyyah pada fiman Allah,
خذ العفو وأمر بالعرف وأعرض عن الجاهلين
Jadilah engkau pema’af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.” (al-Aʻrāf: 199)
Dan sebagian yang lain mendasarkan pada hadis riwayat Ibn Masʻūd,
ما رآه المسلمون حسنا فهو عند الله حسن
Apa yang oleh kaum muslimin dipandang baik, maka baik pula menurut Allah.
Al-Sarakhsi mengungkapkan dalam kitab al-Mabsūṭ,
الثابت بالعرف كاالثابت بالنص
Yang ditetapkan oleh ʻurf sama dengan yang ditetapkan oleh nash.
Pada titik ini perlu ditegaskan bahwa Islam bukanlah budaya karena yang pertama bersifat ilahiah sementara yang kedua adalah insaniah. Akan tetapi, berhubung Islam juga dipratikkan oleh manusia, maka pada satu dimensi ia bersifat insaniah dan karenanya tidak mengancam eksistensi kebudayaan.
Selain nuṣūṣ al-syarīʻah dan maqāṣīd al-syarīʻah, Islam juga memiliki mabādiꞌ al-syarīʻah (prinsip-prinsip syariat). Salah satu prinsip syariat yang paling utama sekaligus sebagai ciri khas agama Islam yang paling menonjol adalah al-wasaṭiyyah. Hal ini dinyatakan langsung oleh Allah swt dalam firman-Nya,
وَكَذلِك جَعَلْناكُم أُمَّةً وَسَطا لِتَكُوْنُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكَم شَهِيدًا.
Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu…”(al-Baqarah: 143)
Wasaṭiyyah yang sering diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan kata moderasi memiliki beberapa makna. Salah satu maknanya adalah al-wāqiʻiyyah (realistis). Realistis di sini tidak berarti taslīm atau menyerah pada keadaan yang terjadi, akan tetapi berarti tidak menutup mata dari realita yang ada dengan tetap berusaha untuk menggapai keadaan ideal.
Banyak kaidah Fikih yang mengacu pada prinsip wāqiʻiyyah, di antaranya:
الضرر يزال
اذا ضاق الامر اتسع واذا اتسع ضاق
درء المفاسد مقدم على جلب المصالح
النزول الى الواقع الأدنى عند تعذر المثل الأعلى
دارهم ما دمت فى دارهم، وحيهم ما دمت فى حيهم
Dakwah beberapa Wali Songo mencerminkan beberapa kaidah di atas. Secara terutama adalah Kalijaga dan Sunan Kudus. Sunan Kalijaga misalnya sangat toleran pada budaya lokal. Ia berkeyakinan bahwa masyarakat akan menjauh jika pendirian mereka diserang. Maka mereka harus didekati secara bertahap, mengikuti sambil mempengaruhi. Sunan Kalijaga berkeyakinan jika Islam sudah dipahami, dengan sendirinya kebiasaan lama hilang. Maka ajaran Sunan Kalijaga terkesan sinkretis (penyesuaian antara aliran aliran) dalam mengenalkan Islam. Ia menggunakan seni ukir, wayang, gamelan, serta seni suara suluk sebagai sarana dakwah. Dialah pencipta Baju takwa, perayaan sekatenan, grebeg maulud, Layang Kalimasada, lakon wayang Petruk Jadi Raja. Lanskap pusat kota berupa Kraton, alun-alun dengan dua beringin serta masjid diyakini sebagai karya Sunan Kalijaga.
Metode dakwah tersebut tidak hanya kreatif, tapi juga sangat efektif (wa yadkhulūna fī dīn Allahi afwājān). Sebagian besar adipati di Jawa memeluk Islam melalui Sunan Kalijaga. Di antaranya adalah Adipati Padanaran, Kartasura, Kebumen, Banyumas, serta Pajang (sekarang Kotagede – Yogya). Sunan Kalijaga dimakamkan di Kadilangu -selatan Demak.
Demikian juga dengan metode Sunan Kudus yang mendekati masyarakatnya melalui simbol-simbol Hindu dan Budha. Hal itu terlihat dari arsitektur masjid Kudus. Bentuk menara, gerbang dan pancuran/padasan wudhu yang melambangkan delapan jalan Budha. Sebuah wujud kompromi yang dilakukan Sunan Kudus.
Ada cerita masyhur, suatu waktu, ia memancing masyarakat untuk pergi ke masjid mendengarkan tabligh-nya. Untuk itu, ia sengaja menambatkan sapinya yang diberi nama Kebo Gumarang di halaman masjid. Orang-orang Hindu yang mengagungkan sapi, menjadi simpati. Apalagi setelah mereka mendengar penjelasan Sunan Kudus tentang surat Al-Baqarah yang berarti “Seekor Sapi”. Sampai sekarang, sebagian masyarakat tradisional Kudus, masih menolak untuk menyembelih sapi. Sunan Kudus juga menggubah cerita-cerita ketauhidan. Kisah tersebut disusunnya secara berseri, sehingga masyarakat tertarik untuk mengikuti kelanjutannya. Suatu pendekatan yang agaknya meng-copy paste kisah 1001 malam dari masa kekhalifahan Abbasiyah. Dengan begitulah Sunan Kudus mengikat masyarakatnya.
Perlu juga dikemukakan perbedaan prinsip antara Fikih ibadat (ritual) dan muamalat (sosial). Salah satu kaidah Fikih ibadat mengatakan “الله لا يعبد الا بما شرع”/Allah tidak boleh disembah kecuali dengan cara yang disyariatkan-Nya. Sebaliknya kaidah Fikih muamalat mengatakan, “المعاملات طلق حتى يعلم المنع”/Muamalat itu bebas sampai ada dalil yang melarang.
Paparan di atas dikemukakan untuk menjelaskan manhaj Islam Nusantara sebagaimana dibangun dan diterapkan oleh Wali Songo serta diikuti oleh ulama Ahli al-Sunnah di Negara ini dalam periode berikutnya.
Islam Nusantara ialah faham dan praktik keislaman di bumi Nusantara sebagai hasil dialektika antara teks syariat dengan realita dan budaya setempat.
Satu lagi contoh penting dari bagaimana ulama Nusantara memahami dan menerapkan ajaran Islam adalah lahirnya Pancasila. Pancasila yang digali dari budaya bangsa Indonesia diterima dan disepakati untuk menjadi dasar negara Indonesia, meskipun pada awalnya kaum muslimin keberatan dengan itu, karena yang mereka idealkan adalah Islam secara eksplisit yang menjadi dasar negara. Namun, akhirnya mereka sadar bahwa secara substansial pancasila adalah sangat Islami. Sila pertama yang menjiwai sila-sila yang lain mencerminkan tauhid dalam akidah keislaman. Sedangkan sila-sila yang lain merupakan bagian dari representasi syariat.
Seandainya kaum muslimin ngotot dengan Islam formalnya dan kelompok lain bersikeras dengan sekulerismenya barang kali sampai saat ini negara Indonesia belum lahir. Itulah pentingnya berpegang pada kaidah “درء المفاسد مقدم على جلب المصالح”/Menolak mudarat didahulukan daripada menarik maslahat.
Pemahaman, pengalaman, dan metode dakwah ulama Nusantara, sejauh ini,telah memberikan kesan yang baik, yaitu Islam yang tampil dengan wajah sumringah dan tidak pongah, toleran tapi tidak plin-plan, serta permai nan damai.
Saat ini, dunia Islam di Timur Tengah tengah dibakar oleh api kekerasan yang berujung pada pertumpahan darah. Ironisnya, agama Islam acapkali digunakan sebagai justifikasi bagi pengrusakan-pengrusakan tersebut. Maka cara berislam penuh damai sebagaimana di Nusantara ini kembali terafirmasi sebagai hasil tafsir yang paling memadai untuk masa kini.
Yang menjadi pekerjaan rumah bersama adalah bagaimana nilai-nilai keislaman yang telah dan sedang kita hayati ini, terus dipertahankan. Bahkan, kita harus berupaya ‘mengekspor’ Islam Nusantara ke seantero dunia, terutama ke bangsa-bangsa yang diamuk kecamuk perang tak berkesudahan, yaitu mereka yang hanya bisa melakukan kerusakan (fasād) tapi tidak kunjung melakukan perbaikan (ṣalāḥ). Tugas kita adalah mengenalkan Allah yang tidak hanya menjaga perut hamba-Nya dari kelaparan, tapi juga menenteramkan jiwa dari segala kekhawatiran,
فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ، الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوْعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ.
Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan” (Quraisy: 3-4)

Saturday 11 July 2015

Santunan Anak Yatim

Santunan Anak Yatim Ketika bulan Ramadhan aku melihat menderitaan anak yatim kita. Yatim telah menghilangkan orang tua yang kita cintai, keluarga, tetangga, sepupu, dan juga yang lainnya. Makanya kita melihat kegiatan panti asuhan mereka. Ia rela bersedia untuk membantu kita dengan mengisi hiburan dengan berdzikir. Dzikir ini memerlukan ingatan kepada allah swt sebagai ungkapan rasa syukur yang menerima ganjaran kita. Aku mengiringi lantunan ayat suci al-quran sehingga anak yatim bisa mengerti dan memahami. Lalu ia mengisi waktu dengan sholat fardhu berjamaah. Kekhusyuan pada sholat makin tenang dan jauh hatinya kemundian bersimpu kepada allah lewat doa, ia membaca doa hendak ia menghilangkan rasa ghibah dan prasangka buruk kepada allah SWT. Seterusnya ku melanjutkan dengan bermain bersama sambal mengejar dan mengenggam tangan bersama mengiringi lagu untuk mengobati kerinduan yang engkau cintai. Sore sudah menjelang dan seterusnya anak yatim akan berbagi cerita tentang keseharian mengunjungi anak yatim. Ingin sekali tapi serasa waktu sudah berlalu. Maka anak yatim akan membagikan sebuah bingkisan kepada kita untuk mendapatkan ganjaran allah seperti ia bershodaqoh. Suasana semakin haru justru menetes air mata pun ikut memandangiku. Sehabis itu kami akan pulang dan mengucapkan selamat tinggal kepada anak yatim yang telah mengisi waktu kami dengan berbagi serta mengapai lewat sejuta cerita juga menghibur para anak yatim. Terima kasih nabi Muhammad SAW.

Thursday 25 June 2015

MIAFORGINAL : The Romadhon of the Riset (Episode 3)

Sahabatku, Yuni
Yuni Kartika Sari. Seorang mahasiswi di jurusan Pendidikan SD STKIP PGRI Bangkalan, beliau juga suka nulis diary dan fiksi. Dia bercerita ia sejak itu sudah mendapatkan juara lomba cerpen di kampus Yuni. Kadang-kadang keseharian Yuni sebagai Penulis butuh ekstra tenaga dan uang. Ia mengenakan kerudung biru, kemeja biru kotak dan juga rok warna hitam. Memang karakternya perempuan memang lemah lembut tetapi sikapnya makin berbeda dari perempuan lain.
            Di UINSA beberapa tahun lalu ia sempat mengikuti workshop menulis GAGASMEDIA. Pantas ia belum tahu sosok mahasiswi yang suka menulis atau anang-anang aja. Saat mengajukan hasil karya kepada narasumber ini ternyata ia pertama kali membacakan hasil karya lewat puisi itu. Mungkin sebandel dengan pipi kakak itu. Anang-anang kak Yuni membacakan hasil karya dengan bahasa melodi ia gunakan. Sehebatnya ini tidak ada lelah. Narasumber ia berpendapat “Yuni ini hasil karya itu terlalu jauh mendetail tapi tidak ada kendala satu pun.” Begitu ia mendapatkan buku novel karangan kak Prisca tetapi foto bareng sama Editor GagasMedia.
            Emang terkejut dengan peserta workshop ini gue berseragam SMA ini menguatkan eksistensi dengan tulisan itu. Lalu setelah acara selesai baju kemeja kotak ini melangkah lari dan ternyata gue mau memberikan pergaulan baru kepada peserta baru. Ini pertama kali kenalan setelah teman baru ia menemani seminar ini tak karuan-karuan. Reaksi kenalan gue pada peserta baru tersebut.
            ‘Kok hebat loh, boleh kenalan ya?’ ujar gue sambil memperkenalkan diri.
            ‘boleh!’ balas peserta
            ‘Nama gue M Ivan.’
            ‘Yuni’
            ‘Yuni oh salam kenal ya.’
Setelah perkenalan diri akhirnya kak Yuni segera bergegas pulang ke Bangkalan karena ia tidak punya waktu untuk ngobrol dengan gue. Sebelum pulang gue sempat minta nomor ke kak Yuni. Mungkin ini menjadi sahabat akrab pertama menjadi penulis. Kak Yuni melangkah jalan keluar Auditorium dan pulang dengan selamat. Ketika di rumah gue sempat berkomunikasi dengan kak Yuni. Sejujurnya bicara lewat SMS. Agar sahabat bisa memahami LDR (Long Distance Relationship) atau hubungan jarak jauh ke gue.
Kalo sekolah gue baru memulai obrolan lewat SMS. Gue mengambil HP di saku, milih menu SMS, lalu memencet HP dengan mengetik tulisan.
Kakak gimana kabarnya?
Tanpa menduga SMS itu siap di kirim ke kak Yuni. Baru saja kakak sedang memegang HP sambil lihat SMS balasan gue, lalu ia mengetik dengan tangan mengotak atik tangannya gue. Kak yuni entah ngapain juga lalu lekas pun bisa mengenang kembali. Setelah sudah lama komunikasi antar jarak jauh antar bersamaan. Sudah mengetik lalu balas ke gue.
Dari Kak Yuni
Alhamdulillah baik. Kamu?
SMS gue barusan melihat semenit lalu. Lalu mengetik lagi SMS apa saja ia lakukan di anggap sebagai sahabat akrab yang bisa di lampuinya. Baru dengar ia pernah mengajar les kelas SD. Dan gadis ini suka dengan menulis fiksi mini ia nulis. Fiksi mini sebuah cerita secara kecil-kecilan. Yang paling terkesan dari kakak itu suka berfoto dengan panitia. Ia ragu-ragu kalo mau mengajak bareng foto sama panitia. Pertama setelah dari seminar biasanya kak Yuni sempat berjalan lalu mencari kesempatan untuk berfoto bareng sama panitia. Yang kedua Kak Yuni sedang menanyakan kepada panitia seperti ini :
“Permisi sebentar” ucap kak Yuni sedang ngomong dengan panitia
“Ia mbak!” jawab Panitia
“Boleh foto bareng nggak?” nanya kak Yuni ke Panitia
“Boleh silahkan!”
Setelah ini ia panitia bisa mengatur posisi foto dan juga kebanyakan peserta yang ingin eksis saat foto bareng. Kameraman mengatur posisinya panitia dan peserta, setelah mengatur posisi lalu ia berfoto memang bisa biasa dan gaya tersebut dan fotonya sudah di simpan di kameraman mungkin Ia kangenan atau sebanyak tanpa susah ragu foto bareng dengan dia. Kemundian gadis baju kemeja kotak ini melihat ponsel Samsung itu. Lalu ia membalas dengan mengetik otak atik tangan pada HP tersebut. Lalu ia berburu pulang ke Madura.
Gue meluangkan waktu dengan SMS mereka. Ia baru mengetik lewat HP gue ia pegang. Ambil HP dari kantong lalu mengetik SMS pertama oleh kakak saat hendak bersekolah. Terus ngirim SMS itu.
Assalamuaikum!
Kak Yuni bangun kesiangan terus ia memegang HP dan kakak melihat SMS gue ia balas tadi. Setelah baca SMS terlalu unyu-unyu lalu ia meneruskan SMS mereka. Setelah SMS tersebut ia membalas SMS itu.
Dari : Kak Yuni
Waalaikumussalam! J
Kaget ada SMS lagi dari kak Yuni itu. Kemungkinan ia ingin sekali lagi SMS mereka sampai tak habis-habis mereka lakukan. Sebagai sahabat akrab ini harus di nemani setiap saat agar ia tidak terjadi salah pergaulan saat pertemanan entah SMS maupun telepon. Mungkin ia pertama kali mengenal Gadis berkerudung biru dan kemeja biru kotak dengan rok hitam membuat ia melihat masa depan persahabatan.

Tak hanya ia berhambur-hambur namun juga terhening oleh manis wajah terseri mengungkapkan bunga sholehah menjadi teladan terhadap muslimah yang ingin memperjuangkan melawan keterbatasan.

MIAFORGINAL : The Romadhon of The Riset (Episode 8)

Friends Fight Dimensional Dream
(Part 1)
Di dimensi gue pengalaman yang ku pernah alami oleh seorang guru yang saat kita cinta Bu Tary Can. Gadis lahir di gresik, ia sudah menempuh pendidikan di PLB UNESA tahun 2010, ia pernah mengajar jadi guru SMP gue, dan selalu menemani bersama di sisinya. Di ruang sumber SMP ini membuat ia betah di sini. Suasananya hampir seru tapi juga gokil mulai dari pengicauan, pertentangan, maupun sengaja tidak sengaja.
            Namun di sisi berbeda dengan dahulu itu. Bu Tary setelah di wisuda akhir ia ketemu dengan kekasihnya dia, namanya Erry Kuroy. Ia cowok yang jantan, menjadi teman sekampus, dan tinggi badan, Bu Tary mengagumi dengan kekasihnya, walaupun sejak lama ia tak pernah memisah dalam hidup ini. Sedangkan di FB gue ternyata Bu Tary telah menyelesaikan skripsi sejak maret lalu, sebelumnya ia pernah jadi guru di SMKN 8 Surabaya, nggak tahu mapelnya apa? Seringkali gue bertemu dengan Bu Tary, ia berpesan kepada gue kau ingin jadi penulis, tulislah pengalamanmu selama kau menemani hari. Lalu udah beberapa waktu kemundian gue nggak bisa berkomunikasi dengan guru.
            Dari dulu SMS yang ia tulis sudah di kirim, tapi nggak bales sama sekali. Pagi kan sekolah, habis pulang sekolah gue cek di FB, dan ia mengobrol lewat chat, dan hampir semua ia lampui ternyata menyimpan rahasia di balik kebiasaan bu Tary tersebut. Sungguh tak menyangka kalo bu tary menjadi mantan sahabat gue.
            Di benah gue, ia bertemu di kampus PLB menemui bu Tary. Tapi secara kurang focus tiba-tiba gue terdiam di tempat. Bu Tary menatap gue pada saat siang hari melawan tubuh yang mengalami dehidrasi. Pada hari itu Bu Tary tidak berada di lokasi kampus karena ia sudah menempuh pendidikan sejak maret. gue sampai tidak orang di kampus malah ia bingung mau ke mana mencarinya. Begitu gue pulang ke rumah tak terasa gue mengeluarkan mata akibatnya beliau sudah tiada. Namun ada teman yang sengaja ke rumah gue, ketika gue berjalan ke ruang tamu air mata menetes hilang. Ternyata ada teman seminar di UINSA tahun lalu, kak Yuni. Kak Yuni menceritakan tentang gue kejadian awal bu Tary ingin mempersatukan kembali sambil obrolan santai.
            ‘Van’ sapa kak Yuni. Wajah senyum meriah.
            ‘Ya kak, kok kamu di sini ada perlu apa?’ balas gue, ia nanya teman mampir ke rumah gue.
            ‘Oh Ya adek katanya Bu Tary mau berpisah atau apa’ nanya Kak Yuni, lemah lembut namun santai.
            ‘Yah ini mau berpisah sejak beberapa tahun yang sudah mengajariku tentang persahabatan namun sudah tiada.’ Gumam gue, menghela nafas penuh tangisan.
            ‘Tenang dek kita akan menemukan momentum adek biar nggak rela kalau kau menjadi sahabat akrab seperti kakak yang pernah mengajak seminar di ITS sama UINSA itu bagus kok’ jelas Kak Yuni, menghelus lengan gue hendak berpelukan.
            ‘Iya yah gue kan pernah mengajak seminar itu ya, Ivan hampir lupa ya selama ini gue udah lama menjadi sahabat’ helus gue, air mata di hilangin.
            Setelah obrolan santai ya panjang lebar kak Yuni menginap ke rumah gue dan ia bertujuan untuk mencari rahasia di balik persahabatan. Hampir jam 9 malam gue dan kak Yuni nongkrong di kamar sehingga kak membawa tas berisi baju dan rok secukupnya. Di kamar ia memikirkan gadis itu tak salah-salah ungkapan yang berikan ketika bertemu itu membuat ia sudah lega semua impiannya harus lepas, tak seberapa ingatan gadis ia mengajarkan kepada kami sudah mempererat tali persaudaraan. Di benahan gue selalu mengingat mengajar pertama sejak ia belajar ketika gue di bangku kelas 3 SMP.
            Dulu ia pernah mengajar bersama gue dan david. Ketika ia belajar gue senang mendapatkan pelajaran ia engkau berikan tetapi ada suatu yang menjengkelkan. Ketika ada kata-kata yang pernah ku lakukan salah satunya Revina Syaduma. Gadis yang tidak mengetahui jenis penyakit apa? Tetapi membuat Vina makin egois. Jangan-jangan di lembaran ada karakter kucing yang sering di lihat oleh televisi setempat. Benar banget doraemon, ucapkan ia keluarkan tiba-tiba Vina tak nahan kemaluan terhadap anime yang berasal dari jepang itu. Ketika mengolok vina tubuhnya penuh gemetar dan juga kaget dengan ucapan yang menurut gue bagus tapi nggak tahu maksud vina itu apa?
            ‘Doraemon’ ucap Alvian.
            ‘Ihhhh jangan dong. INGAT ITU BERDOSA’ gumam Vina, gerak hindar dengan tubuh grogi.
            ‘Eh teman-teman berhenti nak, nanti nggak selesai belajar’ kata Bu Tary, memperingatkan dengan pelan-pelan.
            ‘Bu, biarin ia mati masuk angin.’ Ujar Nanda, kalimat yang menghiraukan guru.
            ‘Emangnya di akherat ada balsem?’ nanya David, nanya soal mati masuk angin, perasaan bingung.
            ‘Ia juga sih!!!’ gumam Nanda, ia menggaruk kepala.
            ‘Anak-anak merepotkan banget ya.’ Ujar Bu Tary, ia melorot lemas.
            ‘Ivan, kamu nggak ikut hibur?’ nanya Bu Tary ke gue.
            ‘Kagak, aku jarang sindiran kecuali ada kesalahan yang pernah ku alami.’ Balas gue.
            Suasananya semakin seru kemilikan dari suatu beban yang ku rasakan. Sejauh ini ia melanjutkan belajar dari rangkaian yang potong tadi gara-gara menghibur dengan ucapan dan berbagai hal-hal yang serupa. Ia melanjutin belajar, gue fokus ke depan dan teman-teman murid Bu Tary juga mengikuti dengan tenang. Selepas dari belajar akhirnya Bu Tary dan Bu Ilmi pamit dari Ruang Sumber SMPN 29 Surabaya. Ketika ia berpamit ada adegan yang mencurigakan pada siswa. Ada yang mengeluarkan ucapan ia hendak narsis, Bu ilmi menyerang kalimat sok tahu tetapi gurauannya tak pernah berhenti dan membujuk dengan emosional, sedangkan Bu Tary hendak membalas budi ke gue kali sudah menjadi pengajar yang professional, kalo gue nilai gadis ia memakai celana tapi sikap lemah lembut. Nilai gue masih di pertimbangkan. Tanpa basa-basi guru harus buru-buru ke kampus untuk melakukan kuliah di sana.
Di benahan gue sudah menentukan nasib persahabatan. Sudah hampir 3 jam berfikir kak Yuni sudah tidur nyenyak sementara gue nggak bisa dari tempat tidur. Gue akan mencoba lagi berbaring di tempat tidur mereka. Mata gue sudah tidur nyenyak dan ia mulai bermimpi dengan tentang. di mimpi ada sebuah  momentum yang masih di mungkinkan tentang sahabat. Terus gue berada di ruang sumber dengan suasananya bercahaya putih. Ketika berjalan ia memantau tentang gue yang sedang belajar kemungkinan ia semangat membara ketika belajar. Terus terang gue menatap suasana. Hanya sumbu kewajaran ia mencekam masih ada bukti dari semua yang engkau lakukan. Justru itu gue terheran-heran dengan guru. Secara skala besar gue melayang ke bawah menuju ke dimensi mimpi ia gue bawakan. Suasananya bawah menjadi firasat buruk. Gue hampir terjatuh, tidak ada tempat dan jalan ini hanya dimensi bukan penataannya. Memang dimensi menyimpan mimpi yang engkau selama ini sudah tererat oleh perasaan dan jiwanya. Tak karuan gue melihat namun tak ada batasannya namun tiba-tiba ada sosok tubuh yang menggabungkan bintang dan cahaya yang tak tembus pandang.
Gue masih betah dimensi semakin tak lihat makhluk yang tak kasat mata. Ia menunggu musuh atau sahabat yang pernah merasa itu akhirnya ia tiba di benahan gue. Bu Tary melangkah hendak ia melawan dengan jarak jauh. Gue dan Bu Tary berada di dimensi mimpi. Namun gue kecewa terhadap apa yang engkau lakukan memakan waktu dengan perjuangan dan kehadratan dengan kondisi yang dominan. Gue masih melirih Gadis dan Gadis juga menantap gue dengan emosi yang berbeda. Waktu nonton spongebob saat di depan hendak pidato, para siswa langsung melirik dengan heran banget. Spongebob terus mengugup sehingga ia sebabkan siswa mulai menggeram amarah, mulai dari teman-teman yang menatap dengan keras dan juga patrick berwajah marah dengan melempar bantal ke orang yang berada di depan.
Angin pun menghampiri suasana reda dengan Gue dan Bu Tary makin menganaskan. Gue melorot otot mata dengan bertemu wajah ke wajah namun sama dengan Bu Tary juga ekspresinya biasa dan ia ke memperogoki dengan meremuk tangan. Mulai melangkah menuju ke jarak dekat. Gue mulai berbicara kenangan yang selama berbulan-bulan ia mengikat seluruh elemen sahabat yang menghambat dirinya keji dari segumpal darah.
            ‘Bu Tary lama kau ke temu dengan kau, tapi sekarang kenapa kau tidak kembali lagi ke surabaya dan memanfaatkan waktu dengan sia-sia’
            ‘Wahai muridku aku tidak mau engkau kembali ke Surabaya, karena ia merasakan guru perlu menyayangi kau untuk mengingat pesan-pesan yang engkau berikan pada waktu itu.’
            ‘Omong kosong, kau sudah tidak membalas SMS dan di kiranya SMS itu hanya berisi dengan tega sendiri dan mengamankan ke seluruh waktu yang di gunakan itu sudah muat dengan murid yang tak berguna.’
            ‘Jangan kau marah atau kau akan menghabiskan waktu di dimensi dengan perasaan dendam yang penuh ketidakadilan dengan ku sengaja sesalin demi sahabat yang engkau mengenang tapi jangan kau memarahi kamu. Itu hanya kumpulan cerita yang sudah di berikan karena etika.’ Jelas gue dengan wajah penuh air mata.
            ‘Sudah kau terlambat yang berada di sisimu dan jangan engkau kembali lagi ke jalan terang beneran. Aku akan membunuh dengan cara dengan mengenggamku tangan gue akan mengolesi luka hati kamu!’
            Begitu gue berlari dengan kencang hendak mulai menyerang duluan, Bu Tary bertahan di tempat. Kaki gue berlari cepat, matanya penuh tangisan. Bu Tary hampir khawatir dengan murid, ‘hiiiiiiiiyaahhhhhhh’ jerit gue mengenggam tangan gue mulai memukul dengan setengah lingkaran ke wajah gue. Tangan gue menangkis dan ia gagal memukul. Menerkam tangan gue mulai dari melotot dengan kuat. Bu Tary hampir saja, dan ia memulai air mata dengan sekencang-kencangnya. Genggaman tangan guru memukul wajah gue dengan keras, sampai gue terkena luka dan darahnya mulai keluar dengan sendiri dan gue menjatuh.
Kaki guru menginjak tangan kiri gue dengan sekuat tenaga. Gue hampir mencoba lepas injak, tapi hampir kesakitan dengan menetes cairan darah. Gue menjerit kesakitan ‘tiddddaaaakkk! Saaaakiiitttt!!! Aaaaaaaaaaaaa!!!!!!!!’ sampai sekarang ia melemah dan kondisi di sana terlalu tangisan yang mengigih. Terus menerus bu Tary menganggukan gue dengan kisah yang pernah kau mendalami hati. Samping juga masih berhasil menyerang duluan tapi gue mulai kesakitan yang perih di tangan kiri gue.

Sampai-sampai ia menceritakan semua yang engkau lakukan dengan kondisi yang mengejutkan. Gue menatap wajah bu Tary namun ia mengangguk dengan perasaannya sendiri tetapi cerita luka pun mulai dari..................................

MIAFORGINAL : The Romadhon Of The Riset (Episode 7)

VIVA SMADA!!!!
Mungkin anda dengar tentang VIVA SMADA. Yah nama slogan yang di makai oleh siswa-siswi SMA Negeri 2 Surabaya. Semua orang bersimbol kuning di dalamnya ada bentuk garis persis di penjara dan di pinggir ada tulisan ‘Sekolah menengah Atas Negeri 2 Surabaya’ ini sebagai sekolah kawasan di Surabaya. Gue tak bicarakan system pendidikan, siswa akan mengajak imaginasi dengan SMA selalu identic dengan anak remaja di mana suatu tuturan yang baik menjadi orang yang di siplin itu. Kali ini gue akan menjelajah SMA Negeri 2 Surabaya. Ketika gue masuk memakai seragam sekolah SMA lalu ia masuk ke dalam lapangan yang luas itu. Emang pintu masuk itu ada 2 sekolah SMA yang bersebelahan. Yang paling kanan posisi berada di SMA Negeri 1 Surabaya, dan yang paling kiri itu berada di SMA Negeri 2 Surabaya.
            Ketika gue sudah masuk ia merasakan lapangan di SMADA ini bagus banget. siswa pun betah di sini nggak seperti yang lainnya. Gue akan melanjutkan jalan-jalan itu. Nah di situ ada ruang tapi di tutupi dengan pintu yang bergaris-garis nggak bisa keluar, layak sepi sunyi. Siswa menatap gue, anang-anang tak segitu ini sekian banyak yang sekolah di sini karena sekolah ini anggap seperti penjara.
            Gue melihat lapangan ini, setelah di lihat hasilnya lapangan ini perlu bagus. Tak salah lagi ada fasilitas penunjang juga minim karena terlihat oleh siswa dan sekitarnya. Di sudut kami gue malangkah menemui kepala sekolah di SMA Negeri 2 Surabaya. Begitu sudah sampai di sana gue masuk dan ia sapa ‘Assalamualaikum  Pak kepala sekolah’ lalu kepala sekolah SMADA menjawab dengan santun ‘walaikumussalam warohmatullahi wabarakatuh’. Kepala sekolah di mempersilahkan gue duduk di kursi empuk dan bicara sedikit mengenai penelitian di SMADA. Suasana di ruangan sekolah cukup luas, ada AC bikin suasana agak dingin, dan ruang fasilator begitu lumayan, dan prestasi sudah di raih oleh siswa setelah memperjuangkan sejarah SMAN 2 tersebut.
            Gue mulai dialog dengan kepala sekolah. Tak hanya gue aja, tapi Mas Febry dari Alumnus SMKN 6 Surabaya yang menemani kita dalam penelitian itu. Gue sedang wawancarai dengan kepala sekolah.
            ‘Bagaimana kabar bapak’
            ‘Alhamdulillah baik semoga di berikan sehat wal afiat dan juga memberikan           kemudahan oleh allah s.w.t’
            ‘Pak, mau bertanya sebenarnya SMAN 2 Surabaya sebagai sekolah kawasan, dan bagaimana sekolah ini sebagai sekolah kawasan’
            ‘Yah pertanyaan yang bagus, SMAN 2 Surabaya ini sebagai sekolah yang berakhlaqul karimah sebenarnya sekolah ini sebagai sekolah kawasan, karena mengaplikasi siswa yang ingin sekolah di situ harus mempunyai kemampuan yang kuat, sehingga sekolah ini menjadikan salah satu sekolah kompleks, agar siswa selama belajar di SMADA ini menjadikan subtansi siswa yang ingin memperluaskan eksistensi terhadap siswa yang ingin menguasai pelajaran. Yah bisa kemungkinan siswa perlu mengasah diri lewat Tes Potensi Akademik sebelum masuk di sekolah tersebut, dulu kan ada ujian RSBI, karena di hapus oleh pemerintah maka ia akan mengadakan tes potensi akademik’ jelas pak Kepala sekolah SMADA, kalimat penjelasan begitu panjang.
            ‘Oke, kan sekolah kan selain siswa yang menerima kawasan dengan mengasah dengan TPA sebelum masuk di situ, nah kenapa TPA sebelum masuk sebagai syarat masuk di sekolah tersebut?’
            ‘Terima kasih, jadi mengapa tes TPA menjadi salah faktor utama siswa yang ingin masuk di sini karena ada keinginan oleh siswa, ada juga siswa yang keyakinan diri, dan juga siswa yang menjadi teladan. Sekolah kawasan mempunyai pola fikir yang tinggi maka jelas Tes TPA ini memberikan solusi bagaimana siswa akan mempersaingan nilai baik rangking kelas maupun prestasi yang di capai.’
            ‘Bicara soal siswa SMADA bersimbolis kuning. Pada dasarnya siswa ada juga mempertahankan angkatan siswa karena sekolah memiliki sejarah. Mengapa demikian?’
            ‘SMADA ini salah satu sekolah yang berjiwa gaul, dan sebagaian besar kultural dengan etika cara menumbuhkan jiwa mandiri, seperti di katakan oleh pendidikan. Kita juga manusia yang melakukan belajar dengan mudah, maka sekolah ini sebagai bekal untuk menggali ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai wadah kebutuhan masyarakat. Dulu sekolah ini di pakai pada zaman belanda, karena ketika sekolah ini di buka situasi pertama sekolah ini terlalu minim fasilitas, dan sampai sekarang bangunan ini di mempertahankan sebagai mengenang jasadnya itu.
            ‘Berati kita mengambil kesimpulan bahwa sekolah SMADA sebagai berakhlaqul karimah dan jiwa prestasi. Baik bapak terima kasih ya. Bolehkan mengelilingi sekolah di sini untuk mengetahu seberapa jauh kehidupan siswa di sini?’
            ‘Ya makasih anak-anak yang sudah mampir ke sekolah, kalian boleh mengelilingi sekolah dengan senang hati, dan jangan lupa terus beriktiar dan berdoa agar suasana di sini semakin lancar.’
            ‘kami pamit dulu, assalamualaikum’ ucap gue, meminta pamit sambil memberikan salam kepada kepala sekolah.
            ‘Walaikumussalam, jaga yang baik-baik’ balas kepala sekolah SMADA.
            Tak terasa setelah dialog seputar SMADA ini gue akan menjelajah sekolah itu. Suasana siswa mencakup bagus, tak sepatah ini. Gue dan Febry melihat kelas yang terdapat pada pintu bergaris-garis, gue akan masuk ke dalam. Begitu masuk ke dalam kelas ini ada salah satu siswa yang belajar di sini. Gue akan izin kepada salah satu perwakilan kelas tentang ingin berbagi cerita di SMADA. Gue berbincang santai dengan siswa muslimah. Siswa muslimah SMADA duduk di bangku di kelas XI-MIA. Dan gue terkagum dengan siswa cantik. Ia bernama Adelia, siswa muslimah menyukai dunia kedokteran, tapi gaul terlalu kalbu.
            ‘Permisi mbak kami boleh bicara sebentar’ halus ucap gue.
            ‘oh ya kalian siapa kok memakai seragam sekolah yang berbeda’
            ‘yah ini gue meneliti sekolah di situ. Kebetulan bulan puasa ini banyak manfaatnya.’
            ‘hahahahaha betul sekali dong.’ Ujar Adel.
            ‘di SMADA sendiri ada aktivitas unik di sini?’
            ‘Yah kebetulan dek ada kegiatan di kelas, ketika pas jamkos ini ada situasi yang menarik karena ada memanfaatkan jamkos dengan aktivitas yang seberapa besar saja.’
            ‘kalo bicara tentang Viva Smada! Kenapa yel-yel ini menjadi pembangkit semangat di sekolah?’
            ‘Oh ya benar dek, Viva Smada ini di ambil dari salah satu kekompakan di SMADA, mungkin kalau ada pertandingan atau event lain sengaja memeriahkan warga SMADA mengomplikasi dengan semangat biar nanti kalo memang kita akan menyambut dengan sendirinya.
            ‘Mbak adel, benar sekali ada kekaguman Viva SMADA sebagai slogan di SMAN 2 dan menurut kamu di kelas ada situasi yang menjengkelkan selama belajar di sini?’
            ‘GR-an sih dek. Yah kan SMADA ini dulu kelas 10 ada dikit masalah mengenai PR. Nah ketika ada mengerjakan tugas kan luamayan. Tapi guru sedikit bandel sih tugas, kalo sampai ada kejadian itu lagi nanti nilai bisa di kosongi gara-gara tugas itu. Yah itulah menjadi kejadian yang superiseng.’
            ‘Yaudah ini mau jalan-jalan lagi. Aku pamit dulu.’
            ‘Oh ya kamu kan riset yang pengalaman. Aku boleh ikut biar nggak sendirian.’
            ‘Oh boleh kok nggak bayar alias gratis nih.’ Seru gue.
Setelah cakap-cakap gue menjelajah lagi. SMADA tak hanya salah satu sekolah terindah, tetapi juga sekolah yang mendukung dengan tenaga pengajar dengan professional. Sekolah ya bikin ia eksis sampai hingga masa-masa yang indah. Kira-kira pendapat guru mengenai SMADA tersebut apakah ada yang tingkah siswa selama belajar di sini.
            Pak Yoni :
            Kalo di kelas ini ada sedikit siswa yang kurang memperhatikan saat pelajaran. Begitu ia ada tugas yang di berikan namun siswa masih berkesempatan di sini maka nilainya seadanya. Dan juga ketika ada siswa yang memperhatikan di kelas saya terasa sudah cukup enak tapi maksimalkan efek waktu untuk mendengarkan dan mengamati.
            Bu Intan :
            Ketika upacara di kelas. Ada siswa kelas berapa itu banyak yang mengeluarkan suara. Nah ini sulit di amankan karena kan upacara sebagai siswa di siplin. Maka ia akan memperingatkan pada siswa yang sedang mengalami masalah tentu akan menyelesaikan dengan cara tertentu.
            Pak Harto :
            Jika dari lihat dari lingkungan kelas cukup baik. Tetapi kita menjaga lingkungan SMADA. Mengapa demikian maka ia akan menjadi siswa yang mencintai lingkungan. Jangan ada satu pun yang merusak lingkungan SMADA. Jadi minta perhatian agar senantiasa siswa ini memiliki jiwa yang prestasi.
Di luar benah otak gue siswa SMADA ini semaksimal dengan kebiasaan siswa tetapi jika ada siswa yang bertingkah seperti itu maka siswa merasa stress kalo aktivitasnya cuman bengong doang. Gue berjalan di kantin. Kalo di lihat siswa ini suka dengan kantin, menurut gue kebanyakan siswa yang kejadian yang hal ku duga ketika di kantin. Ada siswa yang ketika jam pelajaran malah ada yang makan di situ. Ketika pulang ada siswa bertingkah yang bergaul dengan penjual kantin, dan sebagaian besar pas ada guru malah di bentak-bentak.
Setelah gue jelajah ke kantin. Gelutuk gue makin aneh banget, ia melihat gedung kelas yang besar terdapat ada 3 lantai itu isinya kelas dan juga ada auditorium SMADA yang luasnya tergantung oleh siswa yang menempati fasilitas tersebut. Kemarin SMC 2014 gue melihat ada siswa yang banyak mengikuti SMC mungkin dari berbagai sekolah di jatim.
Terakhir gue akan menjelajah masjid. Ketika melihat di masjid tetapi lokasinya di atas. Bangunan ini ada sejumlah anak tangga yang ingin beribadah di masjid SMADA. Begitu ia naik akhirnya suasana di sekolah kompleks ini cukup melihat teropong kota yang sekarang ia lakukan. Gue pun mengangguk suasana sekolah dan semacam orang yang sepenuhnya ada kegiatan yang harus di jalani.
Sesudah gue beribadah di masjid, dan jelajah SMADA selesai sudah gue akan meninggalkan tempat ini. Gue belajar banyak bahwa SMADA ini memiliki kualitas yang memiliki sarana dan prasana yang bertujuan ingin menganugerahkan siswa yang berakhlaqul karimah dan juga sebagai penyemangat siswa menjadi tanggung jawab yang utuh.

Tak serasa di lingkungan SMADA ini sampai di sini. Sampai-sampai gue mengeluarkan air mata, banyak pembelajaran yang kita ambil selama jelajah dan juga mempengaruhi dengan kepekaan yang mempertahankan bangunan yang secara kompleks. Inilah perjalan hidup menuju lingkungan masa depan.

Pemuda Pulang Kampung walau Orang Tua Tiada

Pemuda itu berjalan, langkahnya berat dan lesu, Di kota besar, dia mencari pekerjaan, namun tak kunjung berhasil, Hatinya penuh kekecewaan, ...