Sunday 14 February 2016

Teka Teki Sudut Pandang Vina

Teka-Teki Sudut Pandang Vina
Ketika memasuki pertengahan kelas X masih ingat kejadian semasa kecil ia mempertemukan sahabatnya Vina. Katanya ia belum punya identifikasi tentang keberadaan tempat tinggal. Toti musuh incaranku ia menyembunyikan kertas rahasia milik Vina. Sebelumnya Vina memberikan surat rahasia kepada Toti. Isi surat ini mengenai Rencana membunuh teman akrab. Begitu kurang yakin dengan Surat itu.
            Tiba-tiba surat itu terasa dimensi waktu terhadap masa kecilnya. Tidak salah pun Vina belum bisa menemukan titik temu keberadaan tersebut. Rencananya melakukan pembunuhan di berbagai tempat salah satunya menyerang sahabatku yang sudah akrab dengannya.
            Thoriq sedang membaca buku di Rumah. Sehari-hari kebiasaan cuman internet dan bersih-bersih di Rumah. Di temani dengan sepupu dan orang tua bikin hangat kebersamaan. Di balik aktivitasnya kadang-kadang ia mencari informasi tentang deteksi Ivan sekarang. Belum jelas pasti apa sebenarnya terjadi? Ketentuan masih di selidiki.
            Suara cahaya bermunculan Thoriq berdesak lari keluar rumah. Pintu terbuka langsung terkena Dimensi mimpi. Cahaya putih mulai berkembang luas. Thoriq tertidur sampai Vina mengangguk tersebut. Mata terbuka pelan-pelan lalu ia bangun.
            “Thoriq Kemal” Gumam Vina.
            “Siapa kau?” tanya Thoriq tidak sadar
            “Akulah Hervina Putri teman akrab Ivan. Apakah kau pelajar SMA?”
            “Tidak tahu aku nggak kenal dengan kau. Mau apa di sini? Kenapa mengajak ke Dimensi nggak jelas seperti ini” Ujar Thoriq menanyakan siapa sosok tersebut.
            “Tenang Thoriq, ini alam masa lalu. Kamu belum pernah berteman denganku” Jawab Vina terlalu kalem.
            “Dengarkan Aku. Sebenarnya anda ini kenapa membuka cahaya tak cemerlang. Aku tidak pernah berteman dengan kau.”
            Thoriq menyangka semasa kecil tidak mengenal dengan sahabat akrab pertama. Sebab ia bersekolah di tempat yang berbeda. Tidak hanya melihat lingkungan berbeda-beda melainkan opsi ini juga melibatkan semua masa kejadian tak ada habisnya bila menjadi perseturuan. Thoriq dan Vina menjadi sasaran pertama dalam penyerangan rahasia. Thoriq heran banget. Salah satu alasannya Thoriq tidak punya kebiasaan berteman pada Vina apalagi meragukan apakah kesadaran bisa mengubah? Sampai saat ini Thoriq hanya diam dan menyaksikan kejadian itu.
            Terus terang Thoriq menatap Vina berlama-lama. Urusan telah menanti walaupun tidak punya jalan keluar Thoriq tetap menemukan cara keluar dari jalur itu. Tanpa terduga ia berlari kencang. Mendadak Vina mengeluarkan sinar efek dari tangannya. Hampir berhasil ujung-ujungnya mengeluarkan jurus tersebut. Akhirnya Thoriq membalikan badan terus kesadaran mulai mengubah.
            Thoriq berbaring di tempat tidurnya Vina segera melarikan diri di tempat lain. Belum bisa terkendali setelah terkena kutukan kini belum bisa kembali normal
***
Kak Yuni sedang mendampingi adek yang lagi menjalankan sidang skripsi. Ia sudah lulus tahun lalu saking menjalankan skripsi terlalu susah. Kata temannya Skripsi itu sulit banget bagiku. Tidak ada tanda dari lingkungan menjadi tenang. Seandainya tak seorang pun mengincar untuk menyerang. Kemungkinan cara menyampaikan dalam sidang berlangsung menurut pakar alumni yang sebelumnya sudah mengalami masa sidang.
            Vina melihat dari jauh. Masuk tanpa izin seolah-olah tujuan untuk mencari sasaran kedua setelah Thoriq mengalami tidur di dimensi. Dimensi mimpi tidak jauh dari metode jurus Madara Uchiha. Jurus pohon mimpi mengumpulkan jurus terkait dengan Infinity Tsukoyomi. Sebenarnya jurus berasal dari bulan yang mengikuti pandangan seluruh masyarakat. Bahkan keseluruhan tidak bisa bergerak hingga masuk ke dalam terperangkat tersebut.
            Berjalan pelan layak seperti jalan biasa senantiasa hanya mencari ruangan yang sedang incar. Vina langsung terlihat dari belakang Kak Yuni yang sedang menemani adiknya. Tanpa menunggu lama tangan mengeluarkan efek cahaya. Melangkah pelan dengan jalan jongkok. Kak Yuni menengok kiri kanan. Efek cahaya telah muncul akhirnya ia terjebak sementara adik kelas berlari meminta pertolongan sebab bahwa Kak Yuni telah di culik oleh salah satu sahabart akrab pertama.
            Saat ini Kak Yuni sedang tertidur di dimensi mimpi. Tidur nyenyak tetap tidak ada tanah, maupun semacam langit hanya gambaran masa lalu. Vina terlalu melihat sosok mahasiswi terlalu tinggi dan juga suka mengadaptasi sendiri. Mata terbuka perlahan-lahan walau masih melek sekalipun.
            “Ini dimana ini tolong?” Ucap Kak Yuni pura-pura minta pertolongan.
            “Selamat datang Mahasiswi” gumam Vina mengucapkan selamatkan datang dengan muka terlalu biasa
            “Hey dimana ini?”
            “Ini kita berada di dimensi mimpi. Sebuah imaginasi menggambarkan masa lalu mereka lalu menjadi masalah di dalam masa lalu antara aku dan Ivan. Salah satu temanmu sedang tertidur di sini. Jadi bagaimana menurutmu?”
            “Menurutmu itu sedikit sampah. Di dunia mana ada semacam fanatik kayak loe. Kamu preman nggak punya ibadah, cuci saos, orang tua nggak menyayangi sampai kau membunuh teman dengan godaan setan seperti kamu. Dasar anak kecil sampah nggak punya pengertian!”
            “Jadi kau menghinaku dengan tidak sengaja begitu!” sahut Vina perkataan sangat tidak jelas
            “Oh ya begitu menghiburku anak sampah jalanan!”
            “Kalau begitu akan terjebak di dalam masa lalu. Kemundian kau tinggal menikmati saja”
            “Hey sampah mau kemana?”
            “Diiiiiaaaammmmmmm!!!!!!!!” Vina mengeluarkan jurus khusus dari tangan menghampiri Kak Yuni.
            Efek cahaya semakin berbeda. Thoriq dan Kak Yuni tertidur pulas. Tak menyangka ia terpaksa mengurung di penjara dimensi mimpi. Sampai kapan ia terperangkat. Akhirnya kesadaran belum terbangun serta tubuhnya sudah mengamputasi dengan semacam struktur garisan tersebut.
***
Ketika merayakan ulang tahun SMA Negeri 10 Surabaya. Teman-teman sibuk mendekor kelas apalagi sudah menyiapkan alat-alat itu. Aku terdiam di kelas tanpa melirik teman yang sedang berbicara. Walaupun interaksi dengan teman-teman tentang gambaran seseorang melainkan tetap melindungi dari segala ancaman.
            Bedanya aku menelusuri SMA dengan sedikit efek dari tangan berisi kekuatan cahaya yang ekstrim. Tanpa berfikir panjang ia mengeluarkan efek waktu. Semua orang berhenti begerak gara-gara efek cahaya mengalir ke seluruh penjuru kota. Vina langsung menelusuri sedangkan aku mencari penyebab dari semua ini.
            Lari dimana-mana belum ketemu. Ujung-ujungnya Aku bertemu dengan sahabat yang sudah pergi melepas masa SD. Hervina dan Aku berhenti di tempat hanya untuk melawan secara tak kasat mata. Lama-kelamaan memiliki drama terlalu berbeda. Tak menyangka ia bertemu beberapa kali hingga menyimbulkan nasibnya. Tidak tahu tujuan perlawanan seperti apa.
            “Lama tidak bertemu Hervina Putri.” Ucapku menatap muka jarak cukup sedang.
            “Hai kau cemen. Sudah berapa lama kau bertemu. Apakah kau akan menjadi musuhku hah!” sindir Vina terlalu pelan.
            “Oh kau pasti mencari incaran begitu. Aku tidak tertarik dengan perkataanmu itu.”
            “Apa yang kau lakukan?”
            “Dahulu aku sejak kecil kita berteman dan suasana seperti bermain ayunan yang tidak pernah berhenti dan juga dulu aku berinteraksi tentang kebiasaan dan sampai saat ini kau cukup berbeda.”
            “Oke kalau begitu akan memasuki dunia lain seperti temanmu yang sudah tertidur”Ujar Vina sambil mengeluarkan efek cahaya dari tangan.
            Tidak peduli jurus apa yang telah punya. Aku terpaksa menunjukkan mata Mangekyo Sharingan yang berasal dari kalangan klen uchiha. Mulai menyerang aku menggunakan teleportasi agar tidak terkena jurus itu. Cahaya mengalir ke seseorang namun berhasil tetapi Vina membalikkan badan akhirnya ia terkena Efek mata sharingan kena pada bagian matanya. Mata Vina semakin perih Aku tetap bertahan di tempat terus memaksa memasuki lorongan waktu bagi orang yang menyiksa teman secara kurang kemanusiaan
***
Langit menghias merah menemani pemandangan layaknya kebiasaan yang buruk. Nyatanya Vina terjebak di dalam efek mata sharingan. Tak tersangka teman ini menculik agak tidak sengaja. Apalagi dengan situasi yang mengambarkan perisitiwa yang terjadi dalam dimensi merah. Vina lemah daya dalam kurungan menjadi tidak bisa melihat apa-apa. Belum jelas pasti bagaimana sebenarnya terjadi.
            “Dimana aku tolong. Keluarkan dari permainan ini. Lepaskan” gumam Vina berada dalam keadaan tak berdaya
            Aku berhadapan dengan Vina lalu melakukan pembunuhan secara balas dendam. Aku sedikit kecewa dengan sahabat yang sudah terkurung di dalam dimensinya. Akhirnya aku angkat bicara dan menyaksikan hari pembalasan.
            “Vina, sayang sekali kau. Seharusnya kamu melepaskan sahabat dari kurungan ini tapi ternyata kau semakin kejam.”
            “Hey cemen bagaimana keadaan seperti itu. Kenapa kau menghancurkan seluruh alam semesta.” Kata Vina kalau memanggil cemen.
            “Aku tidak mengatakan seperti itu hanyalah kau yang pasti tergodakan. Dan tidak dengar ucapan sampah yang melontar di mulut lho. Kecewa banget sampai mengimbangkan suasana.”
            “Dasar sampah!!!” sindir Vina keras sekali
            “Aku tidak dengar. Dan kau sungguh kejam.”
            Pedang menusuk bagian perut kanan. Vina merasakan teriak kesakitan. Tak tahan kuasa air mata sambil meminta ampun kepada teman. Selanjutnya pedang menusuk pada bagian kedua kaki. Sedikit sakit hingga nggak bisa meminta pertolongan. Akhirnya aku mengalah dan Pertanyaan seputar teka-teki rahasia tentang pembunuhan sahabat.
            Toti mampir ke sekolah SMA. Mencari orang tetapi belum ketemu lalu mencari sampai ketemu. Pemandangan merah masih berlanjut. Vina membekas luka serta mengeluarkan darah di luar wajah. Bayangkan pemandangan terlihat di atas. Jika tangan vina tak bisa mengeluarkan efek cahaya lagi. Karena tidak punya pilihan maka ia memutuskan untuk mengeluarkan dari kesengsaraan. Aku mengikuti perkataan teman efek akan terlepas dengan sendirinya. Vina langsung berbaring dalam tanah tersebut. Efek telah pecah akhirnya Dimensi mimpi segera berakhir.
            Thoriq dan Kak Yuni melepaskan dari efek dan menuju ke tempat yang semula. Drama belum selesai Vina berbaring dalam tanah sedangkan Saya bertahan di tempat layaknya menyaksikan orang yang sudah berjuang mata-mata melawan teman. Toti ketemu tetapi suasana semakin redup. Surat terjatuh dari tangan tak tersangkan emosi Toti meninggi. Lari menghampiriku sambil mengenggam pisau mereka. Aku tertutup mata seperti menangis dan mengamati orang. Hampir menyerang cuman berhasil menangkis lawan. Tak tahan kuasa amarah akhirnya ia menusuk langsung pada bagian perut mereka. Drama tragis segera berakhir.
            “Ivan, kau sedikit berubah dan apa yang telah derita” Kata Toti menyiksakan hati terlalu dalam
            “...................................................................” aku terdiam
            “Apa tujuanmu untuk membunuh’kan?”
            “Aku tidak ingin membunuh siapapun kecuali ada peristiwa yang terjadi kesalahan pada diri sendiri. Jadi aku tidak tahu kapan akan berakhir di sini. Yang jelas aku nggak punya bantuan untuk kau dan relawan telah mengenang kami.”
            Drama telah berakhir. Aku mengambil surat kejam tersebut lalu mengembalikan simulasi seperti semula lagi. Akhirnya efek telah hilang maka aktivitas segera kembali. Tak terasa tubuh bisa bergerak lagi. Aku segera mencari tempat yang enak untuk membuka surat kejam tersebut. Sampai di sana ia duduk dengan santai lalu membuka surat kejam. Ia menyangka surat ini berisi tentang kekejaman untuk membunuh sahabat.
            Sebelum berakhir ada salah satu ungkapan yang harus kalian dengar. Sejak kecil ia bermain dengan sendirinya. Seiring orang tua membimbing dan menyayangi ia selalu cuek dalam suasana ini. Tapi nggak bisa melupakan bahwa sejak sekolah ia malu dengan teman-teman. Sekolah menyimpan sejuta perasaan tetapi aku belum berani menyampaikan apa yang telah kau lakukan apalagi melihat kondisi seperti ini. Hidup setelah ini aku akan membunuh siapa saja yang telah membenciku. Hanya saja sahabat yang kau benci untuk membentuk segala ucapan yang tidak berkenang. Apalagi melakukan kejadian yang ku alami. Balas dendam akan membawa kesengaraan bagi hidupnya. Maafkan aku ini merupakan akhir dari segala kehidupan maka merekalah akan membunuh serta menyaksikan mayat dalam kuburan lalu membalas semua apa yang telah lakukan untuk mengembalikan perasaanku. Terima kasih Tuhan.
            Setelah membaca surat itu ternyata aku merasa bersalah atas semua kejadian masa SD. Lupakan itu kemundian Aku membangunkan teman-teman yang terjebak dalam dunia dimensi. Dokter Yono bermunculan di tempat. Tanpa basa-basi ia segara melakukan pertolongan.
            “Dokter tolong sembuhkan kami”
            “Baiklah” Sahut dokter sambil mengeluarkan alat-alat medis.
            Ia memilih meminum obat penghilang efek. Dokter membantu membuka mulut Thoriq dan Kak Yuni. Terus meminum botol itu. Obat ini bisa mengembalikan penyakit efek dalam tubuh tersebut.
            “Apa dia mempan”
            “Ia pasti pulih kembali.”
            Akhirnya tubuh terasa normal kembali.  Ia segera membuka mata perlahan-lahan dan melihat di tempat yang normal. Layaknya kesadaran berawal dari nol.
            “Mama, kita dimana?” kata Kak Yuni menanyakan tempatnya
            “Iya apa yang telah terjadi?” gumam Thoriq.
            “Kalian terjebak di dalam dimensi waktu dan nafas pelan-pelan.”
            “Ivan kau di sini.” Sapa Kak Yuni
            “Hey ada Ivan” Sapa juga Thoriq
            Terima kasih Dokter yang telah memulihkan kami dan kembali ke tempat yang berada dengan ilusi. Aku menatap ternyata dokter entah kemana mereka? Thoriq dan Kak Yuni mengajak liburan ke Pantai Papuma untuk bersenang-senang di sana. Permintaan telah terwujud Aku dan kawan-kawan akan merasakan bintang yang sedang bersebrang. Masa lalu telah hilang kembalilah ke jalan yang benar. Sambil menyeruput kopi yang telah buat. Ternyata suasana makin mereda. Kini Canda tawa dan bersenang-senang bareng masih menyenangkan suasana. Lupakan masa lalu dan jalankan hari ini dengan bersenang ria.

Surabaya, 14 Februari 2016

No comments:

Post a Comment

Pemuda Pulang Kampung walau Orang Tua Tiada

Pemuda itu berjalan, langkahnya berat dan lesu, Di kota besar, dia mencari pekerjaan, namun tak kunjung berhasil, Hatinya penuh kekecewaan, ...