Wednesday 30 July 2014

Pengalaman Mudik Ke Jember

Saat bulan puasa ramadhan aku mau siap-siap berangkat ke jember bersama adikku. Sebelum berangkat aku mau mandi terlebih dahulu. Setelah mandi lalu saya mau mengenakan baju baru saya.
Kemundian di cek barang-barang yang mau ke bawa. Sesudah cek barang-barang sudah beres. Waktu berangkat Aku sama Kakakku sedangkan Adikku sama Ayah. Saatnya berangkat ke Terminal Purabaya, ketika berangkat saya sempat mengelilingi cewek berjilbab. Saya gak tau semua orang pergi kemana-mana cewek memakai jilbab buat menutup auratnya. Perjalanan masih berlanjut tapi saya merasakan ketika melewati jalan achmad yani, jalannya sempat macet di jalan karena para pemudik jumlahnya banyak. Sesudah lewat jalan jemursari saya senang sekali melihat jalan achmad yani dan melihat menara masjid nasional al-akbar yang megah ini. Setelah waktu dari sejam setengah perjalanan kami sampai terminal purabaya tapi hanya di jalan raya sidoarjo. Aku pun menunggu bis jurusan Surabaya-Jember, meskipun keadaan puasa ini membuatku semangat dalam mudik ini.


Aku dan Adikku berangkat sedangkan ayah dan kakakku sudah pulang ke rumah. Waktu di perjalanan dengan menggunakan bis ini sengaja mengingat waktu mudik naik bis bersama orang tuannya, lalu tiba-tiba aku bertengkar dengan adik di bis dan pernah mengalami kesengajaan yang sama ketika buang air besar di toilet terminal tawangalun, tiba-tiba bajunya masuk air kotoran sampai ibuku marah, dan ternyata aku pakai baju santai buat balik ke surabaya, ini pengalaman yang paling pahit waktu arus balik lebaran. Perjalanan pun masih berjalan, suasana di kota Surabaya Sidoarjo kembali lancar, namun ada jalan baru yang menghubungkan Surabaya-Gempol. Jalan ini lumayan menarik tetapi luas seperti kota Eropa yang ada sejarah kota dan penduduknya. Semenjak itu saya mau coba untuk tidur namun tiba-tiba heningnya terganggu. Asalnya dari suara motor dan mobil, membuatku aku gak bisa tidur gara-gara perjalanan suara malaikat isrofil. Namun kali ini beritanya sedih banget karena pas perjalanan melewati pasuruan ada mobil truk menabrak kereta api saat kereta berjalan namun masih shock truknya buru-buru pergi ke industri mana pun, saking shocknya truk ini nyaris nyawanya gak bisa menolong, dan sopir ini lari ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.



Perjalanan masih berlanjut tapi penuh protes saat kejadian senin lalu (22/7). Bis ini mempercepat waktu tanpa basa-basi tapi coba lewat jalan yang paling kanan. Ketika lewat jalan raya yang kecil ini sempat lancar. tetepi udah memakan beberapa menit kemundian kali ini sempat macet lagi di jalan. Sopir ini sempat kebingungan cara mengatasi jalan ini. akhirnya harus bersosialisasi kepada warga desa pasuruan. Saat itu jalan sudah sampai setelah pikir-pikir ternyata sampai ke terminal probolinggo, Aku dan Adikku mau turun ke Bus sebelumnya berpindah ke Bus Berikutnya. Dan setelah duduk di kursi empuk ini, Adikku masih pegang karcis yang sudah beli sebelumnya. Kini Bus ini berjalan dengan lancar. Saat di perjalanan penumpang ini sepi sekali jadi bertambah, Aku sampai kebanyakan khayalan mengenai cewek berjilbab itu, sempat di jalan banyak sekali anak memakai kerudung untuk menutup auratnya. Kami pun masih coba lagi tidur di Bus ini namun sempat tidak bisa nyenyak banget karena berbagai suara yang paling keras. Memandai arus mudik di liat situasi arus lalu lintas ternyata lancar, kini bisa melanjutkan dengan kondisi puasa. setelah itu kini udah melewati lumajang namun belum sampai lewat sungai-sungainya. Ketika perjalanan saya lihat terus jalan raya saja. Rela sekali saya tolah-toleh melihat jalan sekitar lumajang, kemungkinan bus ini sudah melewati terminal lumajang, terus melanjutkan perjalanan ke jember dengan jarak tempuh lebih dari 4 kilometer, kini sudah melewati jalan lumajang tapi masih desa saja. sambil bengong terus. Aku mau masukkan uang ke amplop buat yayasan yatim yang kurang mampu.

Sekarang sudah melewati Kota lumajang sekitar daerah sungai sekitar lebih dari 5 kilometer. Saya masih melihat sungai tetapi sekarang masih ada airnya di banding jalan ke lamongan dengan keadaan kering. Perjalanan masih berlanjut saya dan adikku mau diam-diam di Bus, sebenarnya sih tahun lalu saya teralu lisan berlebihan. sekarang tidak lagi di tahun ini, di refreshing dulu setelah sepenggal tubuhnya sakit habis di perjalanan berlama-lama. Tapi sabar dulu jangan tegang dulu, baru sampai lewat jalan Tanggul Jember, barusan melewati perbatasan lumajang dan jember. Kemundian dalam beberapa menit kami menunggu sampai ke tujuan, saat ini aku dan adikku mencoba untuk tidur, tapi aku masih gak bisa tidur dengan mata. Dan akhirnya sudah sampai ke Rambipuji Jember. kalau sudah melewati jalan rambipuji kami dengan keadaan diam. sudah hampir 2 km dari Rambipuji dan tibanya sampai ke terminal tawangalun jember.


Aku dan Adikku turun dari Bis, sebelum ke rumahnya kami mau melaksanakan sholat jamak takdim dari dhuhur hingga ashar di mushola. Hampir lelah habis perjalanan dari Surabaya hingga jember, Istirahat dengan sholat jamak takdim karena ada perjalanan yang paling lama. Setelah sholat jamak takhdim Aku dan Adikku mau naik ojek dengan harga ongkos rp 35.000,00. Lalu saya berangkat menuju ke rumah dengan melihat pemandangan kota jember yang megah ini. Namun naik ojek cuman 3 orang kami akan berusaha untuk sampai ke jember. Walaupun aku perjalanan dengan membawa tas laptop sangat berat, isinya buku novel, chas laptop, buku catatan, dan lain-lainnya, setelah sudah melewati klompangan kini jelang melewati jenggawah, hampir sudah melihat bukitnya lalu melewati sawahnya dan Tibanya sudah sampai ke rumah. Aku dan Adikku ketemu dengan nenek dan keponakkannya. Kini Aku dan Adikku mau istirahat ke rumah
Inilah cerita mudik saya mulai awal hingga akhir.

No comments:

Post a Comment

Pemuda Pulang Kampung walau Orang Tua Tiada

Pemuda itu berjalan, langkahnya berat dan lesu, Di kota besar, dia mencari pekerjaan, namun tak kunjung berhasil, Hatinya penuh kekecewaan, ...