Sunday 22 July 2018

Surat Pahit dari Redaktur

Sebentar lagi namaku dalam daftar hitam
Sudah seharusnya aku mengaku dosa
Selama ini sudah dituduh
Sama sekali menyelamatkan segala jerit payah

Hukum berlaku
Tapi memori terus terjalan
Iya, meski itu dipaku
Sudah seharusnya dikilir oleh masyarakat
Bukan payung hukum melainkan jalin kepurukan

Surat pahit dari redaktur
Dari penulis terjerat masalah
Hanya mengumpat dari bulan ke bulan
Hingga menanti jemput neraka
Sedangkan perempuan teganya menyemarahkan batinku
Puluhan kata redaktur sangat pahit
Kedua kalinya saya ampuni dan terulang lagi
Entah bagaimana nasibnya

Surabaya, 2018

No comments:

Post a Comment

Pemuda Pulang Kampung walau Orang Tua Tiada

Pemuda itu berjalan, langkahnya berat dan lesu, Di kota besar, dia mencari pekerjaan, namun tak kunjung berhasil, Hatinya penuh kekecewaan, ...