Friday 15 September 2017

Balada Preman

Seorang preman berkulit hitam
Yang menyelaraskan hidup dan lisan
Bicara tak bosan menghirup roko
Balada preman membelenggu zaman
Titik hancur mengikisnya
Pulang membidik perasaan
Atau seterusnya
Rintik-rintik api menetes
Seorang penghujat rindu yang terpisahkan waktu dan ruang
Itulah senyuman pahit
Mengigit perasaan yang sangat asin
Begitu pula membenah di akhir waktu

Surabaya, 11092017

No comments:

Post a Comment

Pemuda Pulang Kampung walau Orang Tua Tiada

Pemuda itu berjalan, langkahnya berat dan lesu, Di kota besar, dia mencari pekerjaan, namun tak kunjung berhasil, Hatinya penuh kekecewaan, ...