Seorang preman berkulit hitam
Yang menyelaraskan hidup dan lisan
Bicara tak bosan menghirup roko
Balada preman membelenggu zaman
Titik hancur mengikisnya
Pulang membidik perasaan
Atau seterusnya
Rintik-rintik api menetes
Seorang penghujat rindu yang terpisahkan waktu dan ruang
Itulah senyuman pahit
Mengigit perasaan yang sangat asin
Begitu pula membenah di akhir waktu
Surabaya, 11092017
No comments:
Post a Comment