Monday 3 July 2017

Prakata Sang Penyair Teladan

Sang Penyair Teladan adalah suatu kumpulan puisi yang mengangkat sosok penyair berkebutuhan khusus yang sudah melahirkan sebuah puisi pada mulanya mencari inspirasi baik kreatifitas maupun segi pengalaman di dunia sastra indonesia. Selama setahun lamanya puisi ini pernah dimuat ke berbagai media massa, majalah, maupun dalam jaringan / online. Sebagian puisi yang pernah dipublikasikan di blog menjadi satu buku yang penuh efesien, gaya diksi, bait, dan lariknya. Di Indonesia surat izin terbit sudah menjadi langganan tulisan milik para jurnalistik, wartawan, maupun para pengarang berita. Selain itu melahirkan Rubrik Bahasa, Sastra, Budaya, dan sebagainya membuat para penulis merasa penasaran terhadap kreatifitas melalui tulisan baik puisi, cerpen, esai, resensi, dan seterusnya.

Belakangan ini puisi yang semula mengirim ke media nasional menjadi bahan pertimbangan. Seorang pengarang pemula jarang sekali menembus karya ke media terlalu sulit sebab persaingan penulis di Indonesia sudah punya pengalaman tersendiri dan berbondong-bondong meluaskan lagi karya di media. Media Online juga bisa memuat sebuah karya tetapi design layout lebih bervariasi. Bedanya di berbagai layout dari sebuah redaktur tentu memiliki posisi yang begitu berbeda di tiap rubrik.

Puisi ini dikumpulkan dengan berkonsep judul yang berbeda dibanding tahun. Maklum puisi yang dibuat rata-rata memiliki esensi yang beragam dari segi aspek penciptaan puisi. Dari Politik, Hukum, Pendidikan, Psikologi, Kesehatan, Ekonomi, Agama, Budi Pekerti, Keagamaan, dan seterusnya. Selain itu puisi disajikan saat Puasa Ramadhan dan Kemenangan Idul Fitri ini dimana bulan spesial ini tentu memperkaya diksi, kosakata, frasa, pengamatan, kalimat yang mudah dituliskan tentu menjadi suatu warna. Sebelumnya berterima kasih kepada narasumber yang telah membimbing kami melalui sebuah acara sastra baik Creative Writing, Bedah Buku, Workshop Kepenulisan, Seminar Literasi dan Sastra, Seminar Inspiratif, dan seminar lainnya yang telah diikuti. Akhir-akhir ini melalui passion di sekolah juga menurun sebab Budaya sekarang masih menonjol moral dan sikapnya yang mudah mengancam kenyaman, dan keakraban terhadap Penyair Berkebutuhan Khusus. Hingga akal tak tentu sehat sampai bayangan orang yang merekam masa lalu. Sang Penyair Teladan sebagai keteladanan seorang penyair berkebutuhan khusus yang sudah menerbitkan puisi ke berbagai koran, majalah, daring, antologi, maupun projek lainnya. Puisi yang ditulis di Handphone lalu dipublikasikan ke berbagai platform maupun media sosial yang bisa dikumpulkan jadi satu buku.

Chairil Anwar, Sapardi Djoko Damono? W.S Rendra, Sultan Ali Sjahbana, Seno Gumira Ajidarma, Andrea Hirata, Emha Ainun Najib, Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, HB Yasin, Amir Hamzah, Taufiq Ismail, A.S Laksana, Joko Pinurbo, Toni Lesmana, Jamal D Rahman, Abah D Zawawi Imron, Gerson Pyok, dan kalangan sastra lainnya menjadi wadah inspirasi terhadap karya-karyanya yang sudah luar biasa apresiasinya. Kemampuan menulis dan membaca sebagai kewajiban minat dan bakat terhadap manusia yang hendak menempuh pendidikan. Meski keadaan yang beragam tapi literasi tetap berkembang dan sebagai wadah inspirasi bagi perubahan. Tidak ada kata terlambat dalam belajar tapi kekuatan dalam usaha dan doa. Puisi yang selama ini dipelajari sebagai pembekalan kata-kata dan apresiasi dari kata, diksi, dan menjelalahi makna pengungkapan yang belum dirasakan.

Sang Penyair Teladan adalah sebuah kumpulan karya sastra yang berlontarkan dari berbagai kata yang mengungkapkan segi makna terhadap pengarang, budayawan, dan sastrawan. Kumpulan puisi sebagian menjadi coretan bagi pembaca untuk menafsirkan kalimat dalam sebuah gagasan yang menarik dan efesien. Gaya bahasa dalam puisi saya kadang berat, ringan, atau lebih susah pemaknaan. Puisi tetap diperjuangkan hingga yaumil qiyamah.

No comments:

Post a Comment

Pemuda Pulang Kampung walau Orang Tua Tiada

Pemuda itu berjalan, langkahnya berat dan lesu, Di kota besar, dia mencari pekerjaan, namun tak kunjung berhasil, Hatinya penuh kekecewaan, ...