Tuesday 18 October 2016

Kami Berhenti Sementara

Kami berhenti sementara

Seiring malam minggu
Begitu pertentangan
Aku menyesal dihadapan orang tua
Entah semacam percakapan
Menerima atau menolak
Tentukan orang tuamu
Akhirnya ia memutuskan
Untuk tidak keluar selama
Batas waktu yang ditentukan
Inilah hidup secara terbatas

Butiran waktu semakin berjalan
Bergurau akan lumpuh dari ini
Sedetik apapun nasib tak tentu sama
Keajaiban terus menimpa
Penistaan agama melecehkan lewat realita

Surabaya, 17 Oktober 2016

No comments:

Post a Comment

Pemuda Pulang Kampung walau Orang Tua Tiada

Pemuda itu berjalan, langkahnya berat dan lesu, Di kota besar, dia mencari pekerjaan, namun tak kunjung berhasil, Hatinya penuh kekecewaan, ...