Kami berhenti sementara
Seiring malam minggu
Begitu pertentangan
Aku menyesal dihadapan orang tua
Entah semacam percakapan
Menerima atau menolak
Tentukan orang tuamu
Akhirnya ia memutuskan
Untuk tidak keluar selama
Batas waktu yang ditentukan
Inilah hidup secara terbatas
Butiran waktu semakin berjalan
Bergurau akan lumpuh dari ini
Sedetik apapun nasib tak tentu sama
Keajaiban terus menimpa
Penistaan agama melecehkan lewat realita
Surabaya, 17 Oktober 2016
No comments:
Post a Comment