Friday 5 June 2015

Belajar Menulis Cerita

Belajar menulis cerita
Ketika pagi di sebuah kampus negeri berbasis islam. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Kemarin (15/09) tahun lalu ada sebuah acara yang paling keren, begitu eksis namun tulis lebih meriah. Acara Workshop Menulis di selenggarakan oleh Gagas Media. Saya berseragam putih abu-abu ini senang ikut dalam acara ini karena kemarin inspirasiku ketika melihat tokoh seorang penulis buku yang agak bolak-balik bernama Raditya Dika.
Saya menaiki tangga lalu melakukan registrasi yang di layani oleh panitia cantik memakai kerudung putih berseragam biru dan rok nggak tahu warnanya. Terus membagikan snack dan sebagainya lalu aku berjalan mencari kursi yang cocok buat saya.
Saya berada di barisan kiri bersama dengan mahasiswi Biologi yang penuh sensasi dan gokil. Sepertinya masih menunggu acaranya. Tak terasa saya duduk dengan tenang walau ada setetes keringat yang sebujur tubuh saya. Aku pun mengeluarkan buku dan alat tulis dalam tas.
Acara pun di mulai. MC menyambut dengan antusias audiens. Namun dari audiens yang datang ternyata perempuan di bandingkan dengan laki-laki. Tapi membuatku semangat dalam menggali ilmu tulis-menulis. Sebelum acara di mulai biasanya di awali dengan doa pembukaan lalu di lanjutkan dengan sambutan yang di sebutkan tersebut. Ternyata dari panitia LPM Soldaritas UINSA yang mensukseskan acara ini penuh meriah sehingga acara ini bertujuan untuk menumbuhkan jiwa jurnalistik islam terhadap kampus UINSA. Ia menilai saya sendiri merasa bangga. Karena dia nggak sengaja menyediakan acara semacam ini dengan membawa materi seputar menulis buku.
Audiens sudah tak sabar menanti para acara yang kita ku tunggu. Materi pertama ini di paparkan oleh Kak Prisca. Beliau pernah menyelesaikan pendidikan di S-1 Sastra Inggris Universitas Airlangga. Gadis ini pernah menulis buku bergenre romance tapi agak nyata. Dia pernah menulis sejak SD. Kak Prisca pernah menolak naskah pertama oleh penerbit karena belum punya pesan atau sebagainya.
Kak Prisca di depan audiens dengan seru. Kak Prisca ini memerlukan materi seputar bagaimanakah sih cara menulis cerita yang baik dan benar. Materi ini menggunakan media powerpoint.
Menurut saya “Saya pernah melihat materi menulis. Ia agak sama paparannya. Tapi bermakna” hasilnya materinya sudah tulis di buku catatan kecil warna kuning, tetapi hilang saat perjalanan pulang menuju ke Surabaya.
Makanya saya menulis materi ulang tentang bagaimana cara menulis cerita? Kemungkinan cerita ini membawakan sumber refrensi bagi pembaca dan menulis. Sebagaian besar keterampilan pada menulis cerita di jadikan salah satu pedoman yang di kemukakan oleh menulis cerita. Hanya 1% yang mulai menulis cerita berawal dari nol. Karena itu kita akan berbagi bagaimana seseorang mulai menulis dengan tuturan yang rapid dan bisa di baca banyak orang.
Kak Prisca ini menjelaskan Setiap hari seseorang punya cerita yang berbeda-beda. Mungkin hasil lebih fleksibel dari kemampuan menulis tersebut. Menulis cerita bertujuan untuk mencari pengalaman tersendiri pada diri sendiri. Tak jauh dari masa depan yang cerah lalu ketika seseorang terus menulis maka kita akan menghasilkan tulisan yang di tulis. Sebarkan tulisan di internet agar pembaca makin menarik.
Hal yang harus kita lakukan ketika menulis cerita. Ada bagian yang berisi dalam menulis cerita ; (1) menentukan tema pada cerita. (2) menentukan tokoh dalam cerita baik protagonist maupun antagonis. (3) memperhatikan alur cerita dengan berurutan (4) membuat latar dalam cerita. Latar ini terdiri dari 3 Bagian. Pertama Latar tempat, kedua Latar Waktu, dan ketiga Latar suasana. (5) memperhatikan sudut pandang pada suatu cerita. (6) Konflik dalam cerita. Konflik ini sedang berinteraksi dengan tatap muka secara mengeluarkan emosi. Baik dalam maupun luar konflik. (7) menulis dialog pada cerita tersebut. Boleh interaksi semampu mungkin. Namun jangan berlebihan. (8) melakukan adegan dalam menulis cerita. Seringkali kebanyakan dari pembaca sedang melihat adegan yang kita ceritakan. Entah action maupun cinta di mana-mana. (9) menentukan Ending dalam cerita. Setelah menulis cerita, sebaiknya kita akan menulis ending dalam cerita baik masalah maupum memberikan motivasi pada cerita. Dan terakhir yaitu menyampaikan pesan dan kesan dalam cerita. Sebaiknya kita harus memperhatikan tuturan pada cerita setelah menulis. Teks ini bertujuan untuk menganalisa cerita yang bisa di ambil hikmah. Dan juga memberikan saran pada penulis tersebut.
Sesudah memberikan materi yang kita butuhkan kesimpulan yang di ambil oleh Kak Prisca bahwa jangan berhenti menjadi menulis. Kembangkan karya tulis anda sehingga bisa membawa perhatian pada pembaca ini. Hal yang harus di lakukan sebelum menulis adalah memperbanyak baca buku. Lalu membuat premis dari sebuah kalimat. Kemundian membuat kerangka dalam cerita dan menentukan tokoh dan tema dalam cerita yang di bawakan. Kalau cemas tulis cerita singkat di buku diary (buku catatan harian). Setelah itu akan menemukan hasilnya. Selamat berkarya!! J
Itulah ilmu yang di berikan. Saya sudah menangkap materi apa yang kita bawa. Sebenarnya ada yang memberikan kesempatan untuk bertanya seputar masalah tulis-menulis. Semua pasti kebagian dan jangan sampai mengangkat tangan terlalu banyak nanti bisa kehabisan waktu dalam acara ini.
Seandainya peserta Workshop ini berjumlahnya banyak. Tidak hanya datang dari Mahasiswa UINSA sendiri. Namun saya masih SMA, ada yang berasal dari non-UINSA (UNAIR, UNESA, UNIPA), mungkin ada dari kota Bangkalan, Jombang, Sidoarjo dan kota lainnya dan tidak bisa di sebutkan berasal instansi/kota tersebut.
Peserta berjumlah banyak membuat semangat dalam memberikan ilmu tulis-menulis ketika Workshop menulis berlangsung
Panita akan memberikan kesempatan untuk bertanya kepada kak Prisca. Aku akan bertanya mengenai buku baru. Tapi penasaran inspirasi dari mana buku PRINCELLES MOMENT itu?
Kak Prisca akan menjawab dengan ikhlas Buku ini sih menulis ketika mengambil kisah nyata. Kak Prisca dulu pernah melihat ayahnya membimbing ayah. Tetapi keinginan anak ke luar negeri untuk mengenal sekolah. Namun di nilai dari perjuangan ayah setelah ibunda wafat.
Setelah memberikan jawaban pada mereka. Ternyata saya bisa paham dengan pertanyaan tersebut. Waktu semakin berjalan agenda berikutnya yaitu materi ke dua yang di bawakan oleh seorang Editor Gagas Media. Bu Widya gadis menjadi editor gagas media yang akan berbagi tentang hasil naskah yang kita tulis selama beberapa bulan dan tahun.
Bu Widya akan berbagi seputar cara tepat mengirim naskah ke penerbit. Seringkali naskah yang kita tulis menjadi sebuah perjuangan bagi penulis. Tetapi editor di nilai naskahnya ini bagus banget dan yang paling nyesel ialah ceritanya agak bingung sehingga nilai akan di jadikan proses menjadi buku sesuai ketentuan penulis bagi mereka. Mungkin bagi yang naskah yang di terima akan memulai proses dalam waktu tertentu. Sedangkan bagi naskah yang di tolak tetap di sarankan lebih memperbanyak membaca dan mengedit dari sebagian cerita itu.
Naskah hasil tulisan lebih enak. Apa saja nilai dari naskah pada tulisan kepada penerbit. Kita akan menjelaskan secara singkat karena penjelasan materi ini sangat panjang. Namun bisa menjelaskan langkah-langkahnya. (1) Berdasarkan Sinopsis/Prolog pada Cerita. (2) Pastikan tulisan ini bagus atau nggak. (3) Imajinasi pada cerita. (4) Tuturan cerita. (5) Karakter. (6) Tanda-tanda kalimat dalam menulis cerita. (6) di lihat dari urutan kejadian cerita. (7) Adegan. (8) Tema Cerita. (9) Sudut pandang cerita. (10) Menilai pesan dan kesan pada cerita. (11) bahasa dalam cerita. (12) Interaksi pada cerita, baik tempat maupun suasananya. (13) Membuat CV / Biodata Penulis.
Materi yang kita ambil oleh Bu Widya bahwa Naskah hasil tulisan benar-benar di cermati dan di teliti agar membaca makin menarik sekaligus memberikan saran kepada penulis itu. Mengamati naskah yang di kirim. Lalu kalau sudah pas pada cerita itu maka ia bertujuan untuk menambah amal jariyah. Koreksi naskah yang baik menjadi factor penentuan bagi seorang penulis.
Itulah materi yang kita bagikan moga-moga naskah yang di kirim menjadi suatu bermanfaat dan mencermati hasil tulisan. Jangan putus asa. Tetap belajar, memperbanyak pembaca. Kemundian ada sesi Tanya jawab kepada Bu Widya selama setengah jam.
Sudah menjelang siang. Sebelum berakhir acara ada game yang bisa menghibur para audiens setelah memberikan ilmu yang di berikan. Game ini sengaja yang di buat oleh panitia. Sebelum game di mulai sebaiknya ada ketentuan pada game tersebut. Audiens memberikan waktu 15 menit untuk menulis apa saja yang kalian lakukan. Lalu tema yang di bawa oleh narasumber sesuai dengan tema tersebut. Terus hasil tulisan ini akan memberikan apresiasi di depan narasumber. Dan audiens siap mulai menulis.
Setelah menulis. Panitia akan memberikan beberapa orang untuk maju ke depan dan membaca hasil tulisan tersebut. Setelah menunjuk orang akhirnya saya akan memberikan apresiasi di depan narasumber. Ketika membaca hasil tulisan di depan narasumber membuat seseorang makin terharu dan biasa saja. Dan inilah gambar suasana membaca hasil tulisan di depan narasumber kita :
Audiens berkesempatan ini membaca hasil tulisan di depan narasumber kita.
Saya juga sedang membaca hasil tulisan di depan narasumber
dari beberapa audiens ini setelah membaca hasil tulisan tersebut bahwa ada masukan yang di nilai dari narasumber.
Nilai tulisan (kak Prisca) :
1.      Tulisan bagus, namun perlu mengembangkan kosakata yang perlu anda lakukan
2.      Ekspresinya cukup menarik. Namun tidak semua menilai hanya ada beberapa ekspresi yang beda.
3.      Tokoh dan lainnya selalu memerlukan structural pada tulisan itu.
4.      Tetap mempertahankan karya jangan sampai sama.
5.      Artikulasi dalam membaca perlu benar.

Nilai Tulisan (Bu Widya)
1.      Sebenarnya hampir karangan berbeda-beda tapi betul-betul di tingkatkan lagi.
2.      Dari ucapan, dan intonasi pada cerita begitu bervariasi tergantung audiens sendiri.
3.      Tulisan itu tolong perlu ada bagian-bagian pada karangan itu.
4.      Ungkapannya selalu beda namun tetap mempertahankan saja.
Setelah menilai dari kedua narasumber akhirnya akan mendapatkan buku hasil apresiasi tulisan anda. Suasana Audiens saat memberikan hadiah ada yang bervariasi. Perhatikan gambar ini :



Itulah pengalamanku ketika belajar menulis cerita di sebuah kampus UINSA. Moga-moga bisa menjadi menambah pengalaman pribadi. Apabila ingin menjadi seorang penulis. Perlu memperbanyak membaca. Membaca itu meluaskan jendela dunia. Dan bagi saya harus menulis beberapa kalimat ke dalam buku maupun computer. Suatu karangan tergantung dari masing-masing. Dan pengalaman ini menjadikan sahabat baru dalam pergaulan dalam dunia luar dan juga menjadi perjuangan menjadi seorang penulis. Terima kasih kampus UINSA, Panitia LPM Soldaritas UINSA, Peserta dari berbagai kota dan sahabat lainnya.

Selamat berkarya…………

No comments:

Post a Comment

Pemuda Pulang Kampung walau Orang Tua Tiada

Pemuda itu berjalan, langkahnya berat dan lesu, Di kota besar, dia mencari pekerjaan, namun tak kunjung berhasil, Hatinya penuh kekecewaan, ...