Monday 29 January 2018

Menulis Sajak di Kota Pamekasan

Sejak terderai siang disambut hangat penuh ceria
Serupa sekian tahun telah berjumpa namun tak sempat jalan-jalan
Ku yakini melangkahkan kaki mengantarkan aku di rumah sahabatku
Meski cobaan telah diraih dari pendalaman hingga rumah sederhana
Kadang, merapatkan cinta tertuang pada malam minggu
Esok hari tertidur di ruang penuh gelap

Sabtu sore, ku ajak bersafari di Wisata Api yang tak Kunjung Padam
Andaikan menyalakan api yang terus terkobar tanpa kunjung padam
Tersebrang di balik urung nadi
Serupa tersimpuh pada keajaiban dalam beragam sunyi
Sebuah kasih terungkap dalam sembari senja
Sambil terulur malam penuh nikmat sahaja

Terakhir ku ukir di sebuah panorama
Melangkah di pantai talang siring bersua dengan sahabat setia
Ku tuliskan sebuah sajak yang penuh sahaja
Mengambil gambar di sebuah Vihara
Tergores tinta yang tersulur piyama cinta pada sebuah lembar kertas
Terakhir menelusuri di Rumah gadis kecil
Sebagai merintang pada jalan muncak
Hingga menikmati kebersamaan
Serasa sudah menikmati padi yang tersaji dalam sajak singkat penuh barokah
Tinggal sehari di sini
Lalu esok hari akan kembali ke kota pahlawan
Sajak ini akan dikenang sepanjang masa

Pamekasan, 27-28 Januari 2018

No comments:

Post a Comment

Pemuda Pulang Kampung walau Orang Tua Tiada

Pemuda itu berjalan, langkahnya berat dan lesu, Di kota besar, dia mencari pekerjaan, namun tak kunjung berhasil, Hatinya penuh kekecewaan, ...