Hujan Tanpa Henti
Tetesan air menjatuhkan tanah ini
Sayang tidak melanjutkan perjalanannya
ia memilih berlindung di Gedung yang aman
Daun bertumpuk air serupa lubang
Karena menunggu seperti cinta dikejar mantan
Sungguh di sana sangat sulit melewati
Mungkin titik melanda kulitmu
seperti terkena batu kerikil
Seperti mengusir setan
Bukankah air berasal dari awan
Tidak! laut berlayang ke awan
lalu mulailah hujan dari laut
Sungai tak bisa bersatu
Masih memegang tangan
Layaknya baper kepada mantan
bersimpuh padu menghasut kasihmu
Mungkin ulah manusia tak berguna
bersadarlah bukan balas dendam
Hujan membuat rahmat dan mengembirakan dirimu
Surabaya, 14 Januari 2017
No comments:
Post a Comment