Preman Teladan
Di Semarang ada
seseorang yang bernama Agor. Pria SMK sengaja menekuni bidang komputer.
Sehari-hari ia membiasakan keluar rumah tanpa seizing orang tua dan juga selalu
meminta uang pada orang tua. Tak menyangka Agor berakrab dengan teman preman di
Kampung sebelah. Agor berjalan menuju ke Warung dengan membawakan sebatang
rokok. Sedangkan Ila sedang jalan sambil berjualan kue. Saling bertabrakan
akhirnya Agor tidak menolong Ila untuk membantu kue yang berkeliaran.
“Agor, bantuin dong” kata Ila menolong pada Agor.
“Ihh…. Ngapain nolong. Menata kue sendiri. Wanita
kampungan.” Bentak Agor tidak peduli
“Agor kok gitu ngomong gitu” gumam Ila sedikit sedih.
“Sudahlah bantu orang sana. Aku pergi dulu dan kue itu
jijik.” Agor meninggalkan Ila lalu menginjak kue untuk berjual.
“Agor!!!” sedih Ila dengan kecewa karena satu kue telah
terbelah dan berusaha menata kue ke keranjang.
Sampai disana ia bertemu dengan gang sebelah sambil
melakukan rokok di sekitar warung. Teman-teman Agor sangat metal banget. Setiap
jam Agor selalu melihat perbuatannya. Saking tidak punya niat baik untuk
memperoleh apapun akan menjadi sebuah emosi yang meninggi. Hampir malam larut
Agor terus nongkrong dengan teman di Warung. Ibu sangat kecewa dengan Agor.
Sebab khawatirnya anak malah tidak sekolah besok.
Satu-persatu ucapan pun sangat kasar banget apalagi pergi
ke sebuah hiburan malam yang sangat di lewatkan. Agor pergi ketempat hiburan
dengan menaiki sepeda motor. Pria bertopi berjalan sambil menyalakan knalpot
bising yang sangat menganggu keributan warga. Ila pulang dengan membawakan
hasil uang sekitar Rp 80.000 sebagai uang saku sekolah dan kebutuhan
sehari-hari Ila. Sedangkan Ibu menunggu Agor pulang. Walaupun masih larut ia
terpaksa pagar tidak terkunci hingga Agor pulang.
Gadis ini serius mengerjakan dan membaca soal yang
kerjakan untuk mempersiapkan diri menghadapi Ujian Nasional. Khawatirnya nasib
Agor malah pelancur. Tanpa berfikir panjang ia segera tidur dari kasurnya untuk
menjalani esok hari.
Sampai di tempat hiburan Agor dan teman-teman mengunjungi
tempat menyediakan minuman keras tersebut. Sementara teman-teman sendiri
mencari cewek yang begitu seksi. Saking ketagihan ia memanggil pelayanan hanya
memesan minuman itu.
“Mbak, sini” Agor memanggil pelayanan dengan murah hati
“Iya anda bisa bantu.” Jawab Pelayan dengan biasa
“Aku mesan minuman yang enak” Ujar Agor dengan santai
“Ini minumannya Mas.” Pelayan menerima pesanan ke dalam
meja konsumen tersebut.
“Terima kasih cantik.” Senyum Agor meninggi sekali
Minum dengan sepuas mungkin akan terasa reaksi dari
minuman ini akhirnya Agor ingin menambah lagi minuman sampai ketagihan.
Teman-teman lainnya pada asyik berdansa dengan cewek. Suasana makin santai
hampir berujung razia. Polisi datang sambil menangkap pelaku PSK serta pelayan
toko itu. Tidak punya pilihan lain teman-teman Agor segera pergi dari tempat
itu.
“Hey mau kemana?” Tanya Agor dengan wajah mabuk
“Aku mau pergi. Maafin aku ya sementara ini kau tidak
berteman lagi selamanya. Sampai jumpa.” Jawab teman-teman Agor sedikit sadis.
“Tidak!!!” keras Agor hingga tak bisa berlari
Akhirnya Agor ditangkap oleh polisi lalu memeriksa kasus
di Kantor Polisi. Beberapa menit kemundian kini ia berada di penjara selama
beberapa bulan. Tiada punya jalan lain selain bermain bareng teman sampai
perilaku makin berbeda. Ini hanya bisa menjalankan masa penjara dengan
memerlukan emosi wajahnya. Ila segera bergegas menuju sekolah dengan menaiki
sepeda keranjang. Perjalanan menuju ke Sekolah cuman sebentar saja langsung
sampai tepat waktu. Sampai di Kelas, Ila fokus dalam pembelajaran.
Jam istirahat tiba Agor terasa tidak Nampak di Kantin.
Menolah-noleh orang Ila menanyakan mengenai keberadaan dan keadaan Agor.
“Gerald kamu lihat Agor?” Tanya Ila kepada Gerald soal
keadaan Agor
“Oh ya kini Agor masuk di Penjara.” Jawab Gerald dengan
jujur.
“Astaghfirullah. Kok bisa?” kaget Ila sedikit shock.
“Aku baru saja tadi malam Agor menangkap polisi karena ia
menikmati di Tempat Hiburan jadi ia terpaksa menjalankan masa penjara gitu.” Jelas
Gerald secara benar.
“Ya sudah makasih Ger.”
“Kenapa Ila. Kok sedih gitu?”
“Nggak papa.”
Baru tahu keberadaan dan nasib Agor membuat Ila jadi
kecewa. Seiring waktu terus berjalan kekecewaan semakin prihatin terhadap
sahabat itu dan ingat kejadian sebelumnya.
“Agor, bantuin dong”
“Ihh…. Ngapain nolong. Menata kue
sendiri. Wanita kampungan.”
“Agor kok gitu ngomong gitu”
“Sudahlah bantu orang sana. Aku
pergi dulu dan kue itu jijik.”
“Agor!!!”
Lupakan kejadian itu lalu lanjutkan pembelajaran berikutnya.
Yang makin enak ia mengerjakan tugas kelompok. Sambil presentasi tentang
bagaimana gambaran kinematika akan menjadi senang. Seiring membawa kesenangan
Ila jadi memukau. Sepulang sekolah ia memaksa pergi di Kantor polisi.
***
Kini Agor perasaan mengubah menjadi keteladanan seorang
ulama. Ia menjalankan pembelajaran agama di lapas tersebut membuat pemahaman
jadi bertambah. Jadi ia menjalankan perintah dari Allah
3 Tahun Kemundian
Agor kini telah bebas
dari penjara setelah menjalankan masa di Penjara sambil bergaul dengan sesama
lapas akhirnya ia pulang ke Rumah dengan berjalan kaki. Jalan kaki membuat
suasana kota semakin lega nafas. Ila bertumbuh besar dan mengenakan kerudung
akhirnya bisa apa saja. tiba-tiba bertemu di Jalan.
“Agor!” Sapa Ila
“Ila!” jawab Agor dalam batin dan berpelukan.
“Kamu kemana saja?” tanya Ila sambil memeluk Agor.
“Maafin Agor ya. Aku memaksa menjalani masa perbaikan di
Penjara. Jadi aku bisa menjalankan dengan setulusnya.” Sahut Agor sebelas
ikhlas.
“Agor mari pulang dan minta maaf dengan Ibumu.”
“Oke Umi. Kamu cantik deh.”
“Ihhh apain sih lho.”
Karena bisa bertemu kembali perbuatan sudah beda. Maka ia
memutuskan untuk berminta maaf kepada Ibu atas pemberaniannya kepada Ibundanya.
Tiba di Rumah ia terasa haru kembali dalam menyambutnya. Agor langsung memeluk
kaki Ibu.
“Ibu maafin aku atas kejadian ini.”
“Ya sudah nggak papa. Kamu sudah bertobat padamu. Ingat
kamu selalu membantu pekerjaan Ibu ya.”
“Baik Ibu. Aku akan menjalankan semua segala yang harus
lakukan.”
“Sudah Adzan. Yuk kita pergi ke masjid buat melaksanakan
sholat maghrib.”
“Baik!”
Perbuatan dosa terasa menghilang. Agor memulai aktivitas
dengan sebaik mungkin. Lupakan dengan segala apa adanya. Allah akan memudahkan
petunjuk bagi orang yang beriman. Kuatkan iman.
SURABAYA, 9 MARET 2016
No comments:
Post a Comment