Wednesday 9 March 2016

PREMAN TELADAN

Preman Teladan
Di Semarang ada seseorang yang bernama Agor. Pria SMK sengaja menekuni bidang komputer. Sehari-hari ia membiasakan keluar rumah tanpa seizing orang tua dan juga selalu meminta uang pada orang tua. Tak menyangka Agor berakrab dengan teman preman di Kampung sebelah. Agor berjalan menuju ke Warung dengan membawakan sebatang rokok. Sedangkan Ila sedang jalan sambil berjualan kue. Saling bertabrakan akhirnya Agor tidak menolong Ila untuk membantu kue yang berkeliaran.
            “Agor, bantuin dong” kata Ila menolong pada Agor.
            “Ihh…. Ngapain nolong. Menata kue sendiri. Wanita kampungan.” Bentak Agor tidak peduli
            “Agor kok gitu ngomong gitu” gumam Ila sedikit sedih.
            “Sudahlah bantu orang sana. Aku pergi dulu dan kue itu jijik.” Agor meninggalkan Ila lalu menginjak kue untuk berjual.
            “Agor!!!” sedih Ila dengan kecewa karena satu kue telah terbelah dan berusaha menata kue ke keranjang.
            Sampai disana ia bertemu dengan gang sebelah sambil melakukan rokok di sekitar warung. Teman-teman Agor sangat metal banget. Setiap jam Agor selalu melihat perbuatannya. Saking tidak punya niat baik untuk memperoleh apapun akan menjadi sebuah emosi yang meninggi. Hampir malam larut Agor terus nongkrong dengan teman di Warung. Ibu sangat kecewa dengan Agor. Sebab khawatirnya anak malah tidak sekolah besok.
            Satu-persatu ucapan pun sangat kasar banget apalagi pergi ke sebuah hiburan malam yang sangat di lewatkan. Agor pergi ketempat hiburan dengan menaiki sepeda motor. Pria bertopi berjalan sambil menyalakan knalpot bising yang sangat menganggu keributan warga. Ila pulang dengan membawakan hasil uang sekitar Rp 80.000 sebagai uang saku sekolah dan kebutuhan sehari-hari Ila. Sedangkan Ibu menunggu Agor pulang. Walaupun masih larut ia terpaksa pagar tidak terkunci hingga Agor pulang.
            Gadis ini serius mengerjakan dan membaca soal yang kerjakan untuk mempersiapkan diri menghadapi Ujian Nasional. Khawatirnya nasib Agor malah pelancur. Tanpa berfikir panjang ia segera tidur dari kasurnya untuk menjalani esok hari.
            Sampai di tempat hiburan Agor dan teman-teman mengunjungi tempat menyediakan minuman keras tersebut. Sementara teman-teman sendiri mencari cewek yang begitu seksi. Saking ketagihan ia memanggil pelayanan hanya memesan minuman itu.
            “Mbak, sini” Agor memanggil pelayanan dengan murah hati
            “Iya anda bisa bantu.” Jawab Pelayan dengan biasa
            “Aku mesan minuman yang enak” Ujar Agor dengan santai
            “Ini minumannya Mas.” Pelayan menerima pesanan ke dalam meja konsumen tersebut.
            “Terima kasih cantik.” Senyum Agor meninggi sekali
            Minum dengan sepuas mungkin akan terasa reaksi dari minuman ini akhirnya Agor ingin menambah lagi minuman sampai ketagihan. Teman-teman lainnya pada asyik berdansa dengan cewek. Suasana makin santai hampir berujung razia. Polisi datang sambil menangkap pelaku PSK serta pelayan toko itu. Tidak punya pilihan lain teman-teman Agor segera pergi dari tempat itu.
            “Hey mau kemana?” Tanya Agor dengan wajah mabuk
            “Aku mau pergi. Maafin aku ya sementara ini kau tidak berteman lagi selamanya. Sampai jumpa.” Jawab teman-teman Agor sedikit sadis.
            “Tidak!!!” keras Agor hingga tak bisa berlari
            Akhirnya Agor ditangkap oleh polisi lalu memeriksa kasus di Kantor Polisi. Beberapa menit kemundian kini ia berada di penjara selama beberapa bulan. Tiada punya jalan lain selain bermain bareng teman sampai perilaku makin berbeda. Ini hanya bisa menjalankan masa penjara dengan memerlukan emosi wajahnya. Ila segera bergegas menuju sekolah dengan menaiki sepeda keranjang. Perjalanan menuju ke Sekolah cuman sebentar saja langsung sampai tepat waktu. Sampai di Kelas, Ila fokus dalam pembelajaran.
            Jam istirahat tiba Agor terasa tidak Nampak di Kantin. Menolah-noleh orang Ila menanyakan mengenai keberadaan dan keadaan Agor.
            “Gerald kamu lihat Agor?” Tanya Ila kepada Gerald soal keadaan Agor
            “Oh ya kini Agor masuk di Penjara.” Jawab Gerald dengan jujur.
            “Astaghfirullah. Kok bisa?” kaget Ila sedikit shock.
            “Aku baru saja tadi malam Agor menangkap polisi karena ia menikmati di Tempat Hiburan jadi ia terpaksa menjalankan masa penjara gitu.” Jelas Gerald secara benar.
            “Ya sudah makasih Ger.”
            “Kenapa Ila. Kok sedih gitu?”
            “Nggak papa.”
            Baru tahu keberadaan dan nasib Agor membuat Ila jadi kecewa. Seiring waktu terus berjalan kekecewaan semakin prihatin terhadap sahabat itu dan ingat kejadian sebelumnya.
            “Agor, bantuin dong”
            “Ihh…. Ngapain nolong. Menata kue sendiri. Wanita kampungan.”
            “Agor kok gitu ngomong gitu”
            “Sudahlah bantu orang sana. Aku pergi dulu dan kue itu jijik.”
            “Agor!!!”
            Lupakan kejadian itu lalu lanjutkan pembelajaran berikutnya. Yang makin enak ia mengerjakan tugas kelompok. Sambil presentasi tentang bagaimana gambaran kinematika akan menjadi senang. Seiring membawa kesenangan Ila jadi memukau. Sepulang sekolah ia memaksa pergi di Kantor polisi.
***
            Kini Agor perasaan mengubah menjadi keteladanan seorang ulama. Ia menjalankan pembelajaran agama di lapas tersebut membuat pemahaman jadi bertambah. Jadi ia menjalankan perintah dari Allah
3 Tahun Kemundian
Agor kini telah bebas dari penjara setelah menjalankan masa di Penjara sambil bergaul dengan sesama lapas akhirnya ia pulang ke Rumah dengan berjalan kaki. Jalan kaki membuat suasana kota semakin lega nafas. Ila bertumbuh besar dan mengenakan kerudung akhirnya bisa apa saja. tiba-tiba bertemu di Jalan.
            “Agor!” Sapa Ila
            “Ila!” jawab Agor dalam batin dan berpelukan.
            “Kamu kemana saja?” tanya Ila sambil memeluk Agor.
            “Maafin Agor ya. Aku memaksa menjalani masa perbaikan di Penjara. Jadi aku bisa menjalankan dengan setulusnya.” Sahut Agor sebelas ikhlas.
            “Agor mari pulang dan minta maaf dengan Ibumu.”
            “Oke Umi. Kamu cantik deh.”
            “Ihhh apain sih lho.”
            Karena bisa bertemu kembali perbuatan sudah beda. Maka ia memutuskan untuk berminta maaf kepada Ibu atas pemberaniannya kepada Ibundanya. Tiba di Rumah ia terasa haru kembali dalam menyambutnya. Agor langsung memeluk kaki Ibu.
            “Ibu maafin aku atas kejadian ini.”
            “Ya sudah nggak papa. Kamu sudah bertobat padamu. Ingat kamu selalu membantu pekerjaan Ibu ya.”
            “Baik Ibu. Aku akan menjalankan semua segala yang harus lakukan.”
            “Sudah Adzan. Yuk kita pergi ke masjid buat melaksanakan sholat maghrib.”
            “Baik!”
            Perbuatan dosa terasa menghilang. Agor memulai aktivitas dengan sebaik mungkin. Lupakan dengan segala apa adanya. Allah akan memudahkan petunjuk bagi orang yang beriman. Kuatkan iman.


SURABAYA, 9 MARET 2016

No comments:

Post a Comment

Pemuda Pulang Kampung walau Orang Tua Tiada

Pemuda itu berjalan, langkahnya berat dan lesu, Di kota besar, dia mencari pekerjaan, namun tak kunjung berhasil, Hatinya penuh kekecewaan, ...