Saturday 23 April 2016

Refleks Diri

Hari sabtu mulia kebetulan nggak ada agenda jadi lebih free bagaimana ngisi waktu di hari sabtu. Yang paling bingung ia minta untuk mengerjakan tugas dari tyas. Karena tyas tipe pikun jadi sama saja perbuatan selalu berulang-ulang. Lupakan saja begini alurnya. Di pagi hari saya menjalankan puasa rajab di hari apa dalam suatu kalender. Rupanya lupa hari ke berapa. Pagi hari lebih aneh saat berangkat menuju mushola serasa santai. Sampai di tempat bingungnya kemana anak-anak itu? Apa jangan-jangan di sekolah SD lagi mengadakan hari kartini atau lihat ketentuan dari guru. Padahal saya masuk hari jumat dan sabtu. Karena kebetulan saya non aktif dalam ngaji.

Sepulang dari ngaji ibu bertanya kepadaku "Ivan. Kok pulangnya cepat?" Jawaban lebih singkat "Iya nggak tahu kemana anak anak?" Sabtu pagi biasanya masuk ngaji tapi entah kemana. Sehabis itu ia menghabiskan waktu di rumah dengan menuliskan puisi dan artikel kepenulisan. Buka sosial media bila sempat. Sebelumnya FLP sengaja ngebom obrolan yang tak ujung selesai. Satu persatu sudah baca. Ternyata masih ngebom lagi sampai kapan. Pastinya lebih pentingnya ada info dari grup FLP. Jam 10 pagi mendengarkan radio islam. Seringkali saya dengar radio sas FM. Tidak tahu sekarang sistem teknis jauh berbeda.

Siangnya aku menjalankan sholat dzuhur di Masjid. Rupanya terlalu telat ke masjid karena sudah dengar iqomah dari sana. Tas dan barang simpan di tempat kemundian berwudhu. Sesudah itu berlarian lalu mengerjakan rakaat dari imam sholat. Sholat sudah selesai tinggal dzikir kepada allah. Selepas itu saya berangkat ke masjid as-sakinah untuk mengikuti Kajian Halaqoh Umum. Perjalanan sampai di masjid hanya sebentar walau saya mampir ke Kampus Bela Negara (UPN) untuk membayar tiket bedah buku. Ujung ujungnya pintu sekretariat di kunci. Nunggu sambil mengetik SMS. CPnya lagi di kos. Pantesan saya kira CP langsung di tempat. Terpaksa saya kembali ke Masjid as sakinah

Di Masjid ada Mas Deden dan Mas Ismail yang menemani halaqoh. Pembahasannya yakni kesempurnaan islam dan Gambaran Muktamar Tokoh Umat Hizbut Tahrir Indonesia. Yang paling menarik ketika Manusia menerapkan akidah dan perbuatan maka islam bisa menegakkan syariah islam secara khilafah. Bagaimana nasibnya terjadi narkoba? Masalah ini lama terjadi yang belum terselesaikan dan mari kita memperbaiki hati yang begitu niat tegakkan islam serta membawa umat.
Bada ashar sekalian sholat di sana.
Sepulang dari rumah banyak ambil pelajaran yang kita ambil. Isi waktu dengan kebaikan.

Surabaya, 23 April 2016

No comments:

Post a Comment

Pemuda Pulang Kampung walau Orang Tua Tiada

Pemuda itu berjalan, langkahnya berat dan lesu, Di kota besar, dia mencari pekerjaan, namun tak kunjung berhasil, Hatinya penuh kekecewaan, ...