Ada Apa Dengan Rokhman? (2)
1. Semasa
SD masih kesadaranku tidak terkontol lagi sedikit pun
Di
kelas satu SD tergambarkan satu peristiwa yang sangat mengerikan
Serta
selalu mengikuti kecewaan pada kita
Ia
namanya Billy. Seorang famous[1]
dengan hartanya
Semenjak
mencari peralatan yang pas untuk main game
Memprihatinkan
banget aku tidak tahu cara membongkar selama ini
Tidak
disangka Billy dan kawan-kawan lainnya pada lihat game
Billy
berhasil menghipnotis game yang di mainkan
Di
samping itu aku tertular game dan terpaksa dengan satu kali
Lama-lama
akan mengacaukan suasana pembelajaran ini
Seharusnya
sekolah tempat menuntut ilmu bukan sekedar melakukan kebiasaan yang tidak wajar
dalam fikirannya
Sedikit
menyebalkan sekali tapi tidak berani mengatasi kebiasaan yang tidak bernilai
manfaatnya
Guru
telah datang lalu memberi peringatan dengan membentak anak-anak dengan perilaku
tidak jujur
‘Inilah
apa yang kalian tonton?’ kata guru penuh amarah
Aku
lari keluar dari kelas penuh radikalisme[2]
Billy
dan Guru akan menegur harta atas kebiasaanmu tidak masuk akal
Bagaimana
lagi seharusnya diawasi oleh orang tua dan merampas harta Billy sebagai
melanggar aturan sekolah
2.
Tidak seperti kejadian sebelumnya
Refyan
Robby teman SD kelas 2
Sosok
ini cukup mengenaskan dalam pembelajaran di sekolah
Sehari
Robby hanya mengada-adakan saja dari suasana
Bahkan
tidak bekerja sama antar Robby karena sebal denganku
Setiap
pelajaran kadang berbicara selalu gugup sekali
Kemundian
itu merambat kekuatan jiwa ke Robby
Sayang
ketika bertengkar Robby ingin membalas perbuatan dengan strategi pukulan yang
pantas melukai tubuh
Sesuai
dengan guru beladiri atau tidak pernah belajar beladiri namun bisa melatih
sendiri
Bu
Isna hampir mengecewakan Aku dan Robby atas pertentangan yang menilai konflik
antar sahabat yang ku alami
Tidak
mau taruhan para berdua tetap rukun dan dijalani
Suasana
pun hampir tenang lalu duduk dan menuntut ilmu
Saat
mendengarkan guru dan Robby tidak bersatu lagi
Sepulang
dari sekolah aku terasa khawatir dengan Robby
Begitu
juga dengan Robby. Tidak tahu kelemahan dari Si Boy
Alangkah
detailnya hampir menembus kesalahan yang ditimpa
Ibadah
pun tetap kejar meski tentang pertentangan dengan sahabat sangat akrab sekali
dan selalu perhatikan pola pikir melayang kemana-mana
3.
Lain perbedaan dengan kelas 2
Saat
kegiatan bina diri tak kalah serunya
Aku
juga nyaman terhadap kegiatan yang menghibur
Anehnya
di sekolah selalu mengasa kreatifitas dengan buat mani-mani
Yaitu
sambungan antara bola kecil dengan tali
Sudah
lama menekuni mani-mani dalam kalung dan aksesoris
Tak
luput dari pekerjaan yang di nilai ringan
Setiap
keterampilan pasti menghasilkan kreatifitas sebaik mungkin pula
Hingga
tidak terlalu membawa amarah bagiku
Ketika
bermain hanya menjalani batas waktu yang telah ditentukan
Kesenangan
untuk membanggakan hari dan waktu untuk anak-anak berkumpul lalu berjalan
kembali ke asalnya.
Alangkah
baiknya ia menjelajah suatu tempat
Tiada
pengaruh dari persahabatan bagai kepompong
Saat
perjalanan sambil menyanyikan lagu anak dan yel-yelnya
Seru
sekali aktivitasnya di hari bebas untuk siswa disabilitas
Tanpa
hal menduga aku masih bingung dengan Robby
Robby
tidak peduli dengan kebersamaan dalam berteman
Begitu
juga alam yang begitu sepi untuk dia
4.
Saat pagi hari Aku menuntut ilmu agama
melalui baca tilawah di Pondok Pesantren
Dari
bacaan tersebut menangkap ingatan yang memantul hingga mencerna dalam otakku
Awalnya
sholat ashar berjamaah selalu menyimbulkan keributan tanpa henti dari suara
yang di hasilkan
Tidak
tahu semuanya terjadi sejak kapan dan maknanya?
Dari
pertama bermula ketika mengenal ilmu agamanya
Artinya
belum mencakupi perilaku santri ini seperti kebiasaan cerita pada teman tanpa
berhenti dari bunga
Andaikan
saja ketika masuk, aku bingung mencari teman
Akhirnya
saat berjalan memang pasti bisa asal memegang aturan yang berlaku dalam Pondok
Pesantren non formal
Sekilas
dari kebiasaan ngaji hanya baca tilawah atau Al-Qur’anul karim
Berkali-kali
ia bisa tertangkap oleh ingatanku
‘Sebenarnya
aku tetap melanjutkan perjuangan demi kakek yang telah mengenang kami’ kataku
Sekatang
ini suasana ngaji tidak bernilai norma dan etis
Malam
dimanfaatkan kesalahan dengan suara drama
Hampir
saat itu aku menjalani masa indah
Apalagi
membaca kelemahan pada teman sebaya
5.
Saat pagi aku di beri kesempatan untuk
mengkaji kitabnya
Di
Kelas hanya penonton biasa dalam menghangatkan hari
Jadi
gunanya melihat waktu selalu berkontrol
Hari
demi hari pelajaran ngaji tetap seperti biasa meski mengingatkan berkali-kali
Karena
omongan tidak penting bagi murid terhadap guru
Hampir
saja belum merasakan betapa melihat wajahnya pasti tidak percaya pembelajaran
agak sedikit galak banget
Hanya
saja saat maju selalu memantulkan bolpoin ke kepala seperti paku kepala dengan
segenggam tangan
Seakan-akan
aku pasti semangat dalam hidup ini
Sepulang
ngaji pagi malah aku menghabiskan waktu dengan asyik bermain game di Rental
Tiba
di sana game kesukaan akan dimulai dari layar itu
Seolah-olah
semakin asyik bermain game perang daripada belajar
Di
tengah keasyikan Ibu sibuk melayani pekerjaan rumah tersebut
Waktu
semakin terlewat anak ini tak kunjung dan lebih heran sekolah malah telat
Lama
kelamaan ibu hampir gelisah dan kadang sedikit merepotkan
Ibu
takut menghawatirkan aku terhadap waktu dijalani
Hampir
lama beberapa saat emosinya naik darah tinggi dan terpaksa menjemput anak
dengan cara yang mengancam waktu belajarnya
Di
Rental hanya untuk menghancurkan waktu dan ilmunya
Sampai
di tempat wajah Ibu terasa berubah menjadi marah berat
Aku
sedikit menunduk kecewa atas insiden waktu yang telah lewat di tengah waktu
bermain
Akhirnya
jam kosong di bebani oleh waktu digunakan pada jam sekolah berlangsung
6.
Tanpa berlama-lama di sana Ibu akan
menyeret tanganku untuk membawa pulang ke rumah secara tidak menghargai waktu
Inilah
perbuatan yang patut di contoh berujung kurang etis dan kejadian selalu
mengikuti adegan drama yang berkali-kali di Jember
Keluar
dari Rental dengan berjalan pulang menuju ke Rumah lalu tanganku terus menarik
hingga hampir kesakitan terus menetes air dicampur dengan wajah penuh keringat
Sungguh
aku menyesal atas waktu telah menghambat fikiranku
‘Untuk
apa kamu asyik bermain tapi malah kamu menghabiskan uang ini hanya semacam game
nggak berguna bagimu’ Sahut Ibu dengan ngamuk
‘Ampun
Ibu! Ampun! Ampun’ Ujarku penuh kesakitan serius
‘Percuma
kau sudah kesal sama kamu! Ingat itu hah!’ jelas Ibu lunak terhadap ucapannya
Hal
ini tidak sampai pada durhaka orang tua terhadap anak
Kadang-kadang
orang tua susah mengawasi anak dalam menjalankan sesuatu
Ibu
juga berfikir aku selalu membandelkan olehnya
Lalu
ia mengurung ke kamar bila kesalahan secara ringan
Hampir
ketiga kalinya ternyata Ibu mengecewakan anak
Sebab
tidak memperhatikan apa yang telah berikan oleh waktu
Sampai
di Rumah, masuk orang dengan terpaksa sedangkan Ibu berlari dan melempari benda
menghampiriku
Tiada
jalan benar dan penuh dosa
7.
‘Ivan, kau sudah keterlaluan. Berangkat
sana! Tidak usah berikan uang sekolah. Memang untuk apa menghabiskan uang
dengan tidak penting ini. Ya Allah’ sedih Ibu
Dengan
mengundang tangisan air mata di wajah
Aku
terdiam habis menerima kekejaman seorang Ibu
Tanpa
membalas perbuatan yang tinggi aku terpaksa menjalankan amanah Ibu
Mandi
secara cepat lalu mengenakan seragam sekolah secara balas kasihan oleh orang
tuanya
Tanpa
menolah-noleh Ibu semakin tangis tanpa habis dalam beberapa menit
Maka
aku berangkat ke sekolah dengan menaiki sepeda pancal tanpa peduli dengan Ibu
Ketika
di perjalanan Aku ikut menetes air mata karena kejadian yang bernilai tragis
gara-gara perbuatan tadi pagi yang menyinggung perasaan oleh Ibu
Karena
kecewa ditambah dengan keresahanku
Tidak
terlalu lama melihat suasana di sekolah
Tiba
di sekolah wajahku tambah murung tanpa melihat kejadian apa-apa
Teman-teman
telah menyambutmu dengan iseng sekali
‘Ivan
kok kelihatan murung sekali. Memang kenapa?’ tanyanya
‘Pergi
dariku jangan mendekatiku aku benci kehidupan ini’
Bentukku
dengan sedikit prasangka buruk
Muncullah
masalah baru di sekolah SD
8.
Mungkin masih terkait dengan prasangka
saya sedikit buruk
Oleh
karena itu habis kejadianku di Rumah karena perbuatan atas suatu pengorbanan
waktu dan ilmunya hanya sia-sia saja
Ini
salah satu teman yang memecahkan persoalan tersebut
Memukuli
dari angin
Dhenta
yang ingin membicara pelan-pelan
‘Ivan,
sebenarnya kamu terlambat di sekolah. Ada alasan apa?’ Tanya Dhenta
‘Ini
aku maklum jam pagi sedang main game dan sehingga aku memaksa pulang dan
melemparkan benda ke saya. Itulah kejadian tadi pagi’ ujarku
‘Itulah
kamu tidak menghargai waktu dan menerima nasehatmu pada orang tua. Jadi jangan
terengah-engah oleh kebiasaan yang nggak penting. Sekarang tetap jaga konsisten
kamu dan waktu’ jelas Dhenta dengan ikhlas
Aku
tidak tahan dalam menyerang emosi tiba-tiba cahaya mulai bertebaran
Cahaya
putih membawaku dari timur
Betapa
kilau cahaya menghampiri dimana-mana?
Yang
jelas aku mencari sosok yang menolongiku
‘Ivan
dengarkan ucapan saya’ memanggilku dengan bayangan
‘Iya
katakan yang sebenarnya’ jawabku penuh meredup
Setiap
merendam emosi jangan tersikat oleh hati yang sempit
Karena
sampai saat ini dosaku telah menyerang kehidupan ini
Belakangan
ini suasana masa dini meski di tengah problematika
Jangan
termasuk dosa yang sangat berat dalam kehidupan ini
Terimalah
doa kepada tuhan dan semoga kamu tetap bahagia
Bersama
mengenggam tangan dan minta maaf kepada orang tua
Bawalah
sesuatu memasuki dunia kebaikan yang bisa rasakan
Tidak
usah risau atas kenyamanan yang harus merebutnya
9.
Sungguh luar biasa melihat nasehat
membawaku menuju jalan yang begitu benar
Tidak
ada salahnya jawaban itu tidak berulang-ulang
Mengetahui
kunci utamanya adalah mengejar ilmu pengetahuan dan teknologi yang canggih
Keluar
dari cahaya, Aku sudah sadar bahwa emosiku telah berbeda
Katakana
dengan seungkapan dengan pidato di depan anak-anak
Aku minta maaf atas mengorbankan
waktu dan ilmunya
Selama ini aku juga menyesal
kejadian pada kalian bahwa Aku mengalami kejadian tadi pagi sehingga aku lupa
waktu sekolah mau jalani
Tidak ada salahnya jika emosiku
sungguh tidak enak
Itulah dosaku penuh besar beserta
mencaci mamki terhadap kalian semua
‘Ivan,
sungguh luar biasa! Lain kali jangan mengulangi perbuatanmu lagi’ kata guru
mengingatkan dengan penuh tulus dan terima dengan ikhlas
‘Iya
makasih Bapak atau Bu Guru!’ jawabku
‘Iya
jangan mengingkari perbuatan pada orang tuanya kasihan kamu kena dosa besar’
‘Aku
juga meminta maaf atas perbuatan dan kesalahan yang menimpa kalian’
Guru
dan siswa saling berpelukan penuh kasih sayang
Serta
meminta maaf aku satu persatu oleh teman dan guru
Sepulang
dari sekolah Aku tak pernah mengulangi lagi
Sedangkan
Ibu sedang hanya mendoakan untukmu
Untuk
mengampuni dosa yang terjadi sebelumnya
10.
Pagi yang penuh cerah mengelilingi suara
burung sangat berkicau
Bersiap-siap
untuk berangkat ke sekolah
Sebelum
berangkat alangkah baiknya ia sarapan untuk menguras energiku
Berangkat
ke sekolah tiba-tiba ada seseorang yang menaiki sepeda bersama dengan ibundanya
Sampai
di sekolah aku berjalan di Kelas seperti biasanya
Ia
namanya Hervina Putri atau disapa Vina
Sosok
wanita ini asal Kediri
Kebiasaan
Vina ini selalu mengenal kehidupan yang lebih cenderung mencari jati diri serta
mengambil pesan moral
Bagiku
heran atas kedatangan Vina yang penuh sadis
Selain
itu Vina mengajariku tentang teman penuh berate
Sementara
Vina setiap hari memanfaatkan waktu dengan belajar untuk menuntut ilmu yang disiapkan
Tidak
hanya itu Vina juga membantu pekerjaanku
Tanpa
berangsur-angsur karena fikiran yang melayang maka
Aku
menatap kejadian oleh Vina tanpa jejak kaki
Keluar
dari sekolah dengan menaiki sepeda gunung itu
Tanpa
berlaku aku langsung mengikuti jejak Vina
Jalan
menuju pulang tidak sedikit seru dari detektif
Artinya
perlu melacak kembali kasus itu
11.
Ngaji sore mendekati sosok beliau antar
jarak jauh
Vina
dan Ibunda mencoba ngaji di mushola TPA di sini
Mungkin
dari pertama kadang lumayan sekali belajar ngaji
Tidak
kecuali bila ada teman partnerku Shofiana Putri
Teman
sebaya membawakan Vina menjalin persahabatan
Setiap
hari Vina sempat meluangkan waktu dengan bercerita
Palingan
tidak mudah bila mengobati rasa rindu mereka
Sepulang
dari ngaji ada sesuatu yang paling mengenal untukmu
‘Vina,
Tunggu aku mau ngomong sesuatu’ kataku agak redup
Tidak
terkecuali bila Vina ingin mendengarkan dariku
‘Iya
ada apa?’ jawab Vina penuh prasangka dalam mata
‘Aku
kenalkan sama kamu?’ tanyaku
‘Iya
boleh’ Jawab Vina penuh mencoba kenalan
‘Namaku
M Ivan Aulia Rokhman dan namanya siapa?’
‘Namaku
Vina, Hervina Putri. Salam kenal Van.”
“Bagus
Ivan, Vina ayo pulang mumpung belum maghrib’
‘Van
kita ketemu lagi. Sampai jumpa’ sambung kata
‘Sampai
jumpa Vina semoga ketemu lagi.’ Jawab Senyum
Perkenalan
membuat terasa bahagia di setiap kebaikan
12.
Sesuatu yang tidak bisa terjadi setiap
seumur hidup
Vina
melanjutkan sekolah dengan menggali ilmu terapan dan bertuturan dengan
teknologi yang begitu canggih untuk dia
Mereka
tak terasa pagi mulai bersinar aku melihat Vina
Kali ini Aku bersama kelas 3 SD
mencoba ulang kembali
Setelah mengalami reinkarnasi[3]
selama beberapa kali
Artinya banyak cobaan yang perlu di
detailkan hingga kini
Tidak selalu menghadapi situasi
yang kadang tak bisa di dalam
Tiba-tiba saya memberi hukuman
dengan di pukuli penggaris
Penggaris itu adalah senjata untuk
orang yang nakal
Tak mengaku tidak tahu gunanya
memegang penggaris
Aku terlalu curiga bertingkah 2
orang dan juga guru yang membosankan
Walaupun memaksa tetap ku jalani
sehari-hari kadang pasti terikat dengan suasana yang cukup nakal sedetik pun
mencoba mengerjakan ulangan matematika penuh ikhlas
Satu persatu fikiran dari beberapa
soal hanya gampang sekali
Mungkin ketemu idenya lalu
menghitung secara teliti
Jawaban penuh mudah sekali sampai
rumusanku selesai
Serahkan oleh guru
Beberapa menit kemundian nilai
matematikaku akhirnya bagus sekali
13.
Seiring berjalan waktu ada suasanaku
yang lebih kacau
Di
kelas 4 suasanaku hampir bersamaan dengan teman-teman lainnya
Robby
ini adalah pertemuan terakhir sebelum pindah ke Jember
Waktu
untuk Robby sangat banyak sekali sebab Robby lebih mencerna di sekolah yang
terletak di desanya
Aku
akan mencoba satu persatu di tengah persuasive banget
Selamat
datang untuk kelas 4 dimana kalian menemukan
Cara-cara
yang anggap serius namun penuh bermakna
Teman-temanku
justru memulai pertentangan antara teman
Fiqi
membuat ia gaduh antar teman dan Bu Dhila seorang guru sadis sekali terhadap
anak-anak yang tidak konsisten
Revina
juga membuat keresahan pada Vina dan keluhan akan dimulai
Tidak
hanya itu Robby dan Firly juga membuat keributan yang sampai pada adu mulut
Aku
tidak tahu kenapa kelas 4 masih berbobot konflik antar teman dan guru tak enak
ketika pembelajaran berlangsung
Tiba-tiba
berusaha menghentikan suasana yang lebih ramai
Daripada
rebut aku langsung terdiam dan menunggu waktu yang telah ku tentukan
Tiada
satupun memperoleh prestasi sebelum mengucapkan selamat tinggal pada Vina
Aku
berfikir mendesak
Dulu
pergi menemui Vina di ruang kelas 3 SD
Di
tengah lari staminaku penuh kuat dan langsung tanpa komentar apapun oleh
siapapun
Tak
teras makin berat
14.
Vina dan Aku di tempat obrolan yang
lebih santai
Akhir-akhir
ini Vina berubah fikiran dan tidak lama lagi Vina akan mengungkapkan sesuatu untukku
sebelum pindah ke Kediri
‘Ivan,
maafin Vina ya mungkin saya akan memberi surat untukmu’
‘Vina,
kau sudah memperjuangkan dari menuju kesuksesan abadi’
‘Ivan,
kita akan mengakhiri cerita di sekolah. Sebelum itu aku akan ngomong sesuatu
kamu?’ kata Vina
Ivan
kau telah menemani kami dari sejak kecil hingga bertumbuh dewasa seperti kita
ini
Dulu
tidak ada perbedaan ini dan mengenuai hal apapun yang kita berikan
Seandainya
tidak bisa bertemu lagi bila saat yang berbahagia
Aku
akan bermigrasi ke Desa tercinta yaitu Kediri
Kota
yang banyak kenangan
Oleh
karena itu aku titip pesan untukmu Salam
untuk keluargamu di Kediri dan orang-orang yang tercinta
Agar
selalu memberi slam untuk orang-orang yang tercinta
Dan
juga mengoptimalkan sisi kebaikan yang alami sampai jumpa
Tiada
terkecuali Vina langsung berpelukan untukmu
Terimakasih
yang telah memperjuangkan kami
Tiada
satupun yang meninggalkanmu dari sini
15.
Semenjak kelas 6 aku mengakhiri momentum
yang bersifat autism
Sebelumnya
di kelas 5 suasanaku semakin kacau lagi seiring berubah tingakh laku dan pola
sifat pada teman
Artinya
bila jalani pelajaran sungguh tidak bisa terfokus dan gaduh
Tidak
ada kebaikan yang ku jalani selama ini
Apalagi
Aku mengikuti Festival Hari Bumi ini hasilnya banyak manfaat dari buah keterampilan
campur dengan suka dan duka sejak kelas 5 SD
Kini
aku akan mengamati pelajaran penuh mengambil makna ujian telah menjemput kalian
ke jenjang berikutnya
Dari
pekerjaan tentu pasti bisa walaupun fokus pelajaran untuk ujian
Dan
beberapa diantaranya
Makin
mudah dan makin sulit mengerjakan ujian
Dari
pertemian simulasi belajarku meningkat hingga kini
Ujian
nasional telah beraksi
Kerjalan
ujian lalu mengoptimalkan kembali hasil pembelajaran selama beberapa bulan
sebelumnya
Perjuangan
pada baju merah putih sudah terlewati
Bersama
meraih langkah dalam seumur hidup
Surabaya,
14 Juni 2016
[2]
suatu paham yang dibuat-buat oleh
sekelompok orang yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan
politik secara drastis dengan menggunakan cara-cara kekerasan.
[3]
konsep filosofis keagamaan bahwa setelah
manusia meninggal dunia maka jiwanya akan hidup kembali dalam sebuah raga yang
baru
No comments:
Post a Comment