Wednesday 22 February 2017

Surat dari Aida (5)

Surat dari Aida (5)

Sebuah perjalanan yang panjang
Mengulir langit digeser awan
Benahan jiwa tersembunyi di kelam tinta
Retakan dinding disentuh jari
Mengikis darah berderu seni
Aurora tak menentu pada kalbu

Membuka senyum
Bagai matahari cemerlang dari dening-dening awan
Tidak ku menyangka
Meringkas waktu begitu jalani

Tubuh kusang penuh beredup siang
Diam-diam terputik melati
Daripada sisa daun yang berceceran
Surat tak henti membaca
Itulah takdir yang tak pernah ada

22.2.2017

No comments:

Post a Comment

Pemuda Pulang Kampung walau Orang Tua Tiada

Pemuda itu berjalan, langkahnya berat dan lesu, Di kota besar, dia mencari pekerjaan, namun tak kunjung berhasil, Hatinya penuh kekecewaan, ...