Wednesday 17 August 2016

Petualangan Di Gucialit (Part 1)

Petualangan Di Gucialit (Part 1)
Writing Camp 2016 adalah suatu rangkaian yang di adakan oleh FLP Jatim. Lokasinya tak kalah enak yakni Wisma Camelia Gucialit Lumajang. Writing Camp sekaligus Forum Silaturahmi antar Forum Lingkar Pena se-jatim. Tujuannya agar lebih mendalam tentang keluarga baru dan menggali ilmu kepenulisan dan sastra. Hari pertama akan menceritakan pemberangkatan dan suasana di sana.
            Saat bangun tidur tiba-tiba ada Mas Teguh yang mendatangi rumahku. Barang-barangku ku siapkan untuk Pemberangkatan di sana. Lama kelamaan sudah beres lalu mandi dulu. Baru mengenakan seragam FLP Surabaya dan celana kainnya. Akhirnya saya berangkat bersama temanku Mas Teguh dengan menggunakan sepeda motor. Saat di perjalanan ia memberikan arahan untuk menuju ke Rumah Kak Dina. Keceplosan ia melewati jalan keputih. Setahuku pintu masuk ITS keputih masih ditutup. Karena Mas Teguh hampir lupa maka bolak-balik menuju ke jalan Kertajaya. Begitu masuk ke dalam kampus ITS sekiranya memang sepi karena sebagian melaksanakan aktivitas ringan dulu.
            Alhamdulillah kita sampai ke Rumah Kak Dina bersama dengan teman-teman yang sudah datang dari kemarin. Sebelum berangkat aku dan Mas Teguh hendaklah sholat di dalam Rumahnya. Walaupun di Rumah kak Dina bisa dibilang sempit dan jalani apa adanya.
            Sholat Shubuh telah usia kini teman-teman pada memasukkan sepeda motornya ke dalam rumahnya. Tiba-tiba ada Kak Utha datang lalu nggak tahu bahwa hari ini ada tugas mendadak dari DIB Kitchen jadi nggak bisa bareng sama mereka. Aku dan Mas Teguh duduk di belakang bersama dengan teman di dalam mobil. Sebelum berangkat hendaklah berdoa. Kali ini saya yang memimpin doa. Semoga di perjalanan menuju ke Lumajang senantiasa memberi keselamatan dan kemudahan hingga sampai ke tujuan mereka.
            Perjalanan ke Lumajang telah di berangkatkan tiba-tiba ada hujan yang melanda kota Surabaya. Di dalam mobil banyak keseruan dan canda tawa antar anggota. Kagetnya ada Dek Hikam (Anaknya Bu Retno) sengaja ingin tahu ke Gucialit. Setahuku mas Teguh rajin ganggu saya dan mas Hendro minjam buku novel Matahari karangan Bang Tere Liye. Dari sekian perjalanan akhirnya tiba di Desa Lumajang. Tapi yang kita mencar di daerah desa yang konon sebagai kebun teh. Kita melewati jalan yang layak seperti gunung.
***
Alhamdulillah kita sampai di Wisma Camelia Gucialit Lumajang. Di dalam ruangan serasa sepi banget. Sambil menikmati alam yang begitu indah dan dingin. Lama-kelamaan merasa sejuk. Aku dan Mas Teguh senangnya istirahat dulu sedangkan teman perempuan (Bu Retno, Kak Asmie, Kak Merliana, dkk[1]) pada makan kue yang dibawa. Sebelumnya aku memang nggak sempat sarapan sebab takut keburu-buru berangkat. Jadi apa adanya memakan roti seperti itu.
            Yang laki-laki nikmati di luar sedangkan yang Perempuan menikmati konsumsi dari warung sekitar. Rehat sejenak Mas Teguh, Aku, dkk sedang santai di luar. Hal menduga ada Mas Baim datang secara tiba-tiba. Tanpa berfikir panjang ia langsung mendaki gunung secara rombongan. Secara besar ia berjalan kaki lalu mendaki gunung teh. Sampai di puncak ia foto bersama demi pahlawan penulis pria penuh ganteng dari barat. Senang di sana kemundian hendak kembali dengan jalan yang lebih mudah tanpa takut ke bawah.
            Sedangkan yang lainnya pada berjalan lalu menelusuri kebun teh yang megah. Tanpa bosen foto bareng se FLP antar wilayah. Termasuk Kak Zie jadi FLP Jatim foto secara gerombolan. Kak Zie atau akrab Fauziyah Rachmawati[2] memang ahli penulis non fiksi. Apa jadinya ada semua penghargaan dan karya yang terbit di berbagai media. Bayangkan Kak Zie ahli pengajar dan penulis dan sebagainya. Di bandingkan Hervina Putri teman SD selalu mendapatkan juara dari sekolah. Namun di saat kelas 6 ia hendak pindah ke kediri. Sampai sekarang belum tahu identifikasinya.
            Jalan kembali ke Wisma perlu melewati jalan yang sekiranya menunjukkan arahnya. Sampai di sana hampir kembali dengan selamat. Sementara yang lainnya pada kesesat di jalan.
            Melaksanakan sholat dzuhur terlebih dahulu sebelum agenda pembukaan di mulai. Sehabis itu kenalan sama teman. Lebih jelas ia mengenal teman FLP antar cabang atau ranting. Satu persatu kenalan lalu akrab saat menjalani sesuatu.
            Kumpul di aula sedang melakukan agenda pembukaan. Sebelum agenda Writing Camp mulai hendaklah berdoa terlebih dahulu agar Kegiatan kamping bernuansa kepenulisan senantiasa mengonitmen dan rasa disiplin. Menggunakan versi kamping kepenulisan islami tiada kepimpinan. Pertama-tama ia melakukan pembacaan doa pembukaan, tilawah, al-qur’an, sambutan dan peresmian FLP Jatim. Pembukaan telah selesai kini istirahat selama 30 menit.
            Saya, Mas Hendro, dkk berjalan ke Masjid. Ketika di Masjid ini jauh sepi banget karena sebagian warga di sana melakukan pekerjaan di tempat lain. Untung ada gerombolan FLP melakukan sholat jamaah di dalam Masjid ini. Sebelum sholat hendaklah berwudhu terlebih dahulu. Khusyuk dalam ibadah sholat ashar. Sesudah sholat Ashar langsung kembali ke tempat yang tadi.
            Jadi sebelum istirahat ada panduan yang layak di gunakan saat Writing Camp berlangsung. Semuanya berkumpul kembali dan kembali ke agenda berikutnya. Kali ini ada permainan dalam ta’aruf. Setiap lembaran ada 5 yang kalian anda isi lalu menuliskan nama pribadi. Setelah menuliskan nama lalu lembarannya di guling kecil-kecilan terus masukkan ke gelasnya.
MC menganjurkan pada peserta untuk menukarkan nama pribadi kepada teman sebaya. Waktunya hanya 5 menit saja peserta langsung beraksi. Gulungan nama pribadi di tukar atau meminta nama teman di gelasnya. Permainan telah usai gulungan nama teman tersebut di buka dan ternyata ketahuan siapa yang layak menjadi teman sebaya.
Para peserta meminta maju ke depan untuk menunjukkan nama dan fisik pada teman. Seru juga yah permainan ta’aruf. Lanjutkan pada pemateri pertama yakni Motivasi Menuls bersama Bunda Sinta Yudisia. Ketika materi berlangsung ada salah satu kata yang sekira lebih menarik
“Barang siapa yang menyampaikan point maka ia mendapatkan koin.”
“Jika anda menjadi seorang penulis maka memperbanyak membaca buku”
            Sekiranya materi Motivasi menulis menjadikan sumber inspirasi untuk seorang penulis terutama FLP Jatim dan Penulis pada umumnya. Ishoma telah jalani selama satu setengah jam. Aku, Mas Hendro, dkk segera melaksanakan sholat maghrib di Masjid yang sama. Tiba di sana melakukan sholat maghrib secara berjamaah. Di tengah melakukan ibadah setidaknya ada hujan yang melayang Kabupaten Lumajang. Lebih baik Mas Rafif[3] melanjutkan dengan sholat isya secara jamak takdim. Agar kegiatan lainnya segera lancar. Hujan makin mereda aku, dan kawan-kawan lainnya pada kembali ke tempat. Sampai di tempat berikutnya aku lagi makan malam untuk menguras tenaga sekaligus minum teh hangat. Perutnya telah kenyang para peserta kembali ke aula untuk melanjutkan agenda berikutnya.
***
Selanjutnya ada permainan yang menguatkan daya ingat peserta. Permainan menghitung sambil mengatakan “Bum” kayak bom beneran. Ini hanya lucu saja tapi barang siapa yang tidak mengatakan bum dan ragu-ragu maka segera mundur dari posisi.
            Lempar ke agenda lainnya yakni Materi tentang Forum Lingkar Pena terhadap Organisasi Kepenulisan dan Kesusastraan Islam oleh Mas Rafif Amir Ahnaf. Beliau salah satu pemimpin yang lebih santai dan bermakna seperti Kang Rasyid. Dari materi tersebut ada poin-poinnya.
  1. Tujuan dari Forum Lingkar Pena adalah Kepenulisan, Keorganisasian, dan Keislaman
  2. Sejujurnya Forum Lingkar Pena juga memiliki organisasi kepenulisan yang dimana menguatkan karya-karya lewat buku maupun surat kabar.
Lebih baiknya melalui diskusi seputar Forum Lingkar Pena terhadap Organisasi Kepenulisan dan Kesusastraan Islam. Ada yang bilang bahwa Organisasi FLP menjadikan perubahan positif dalam tulis-menulis. Dan akhirnya Forum Lingkar Pena menjadikan salah satu strategi mengembangkan karya yang di tuliskan oleh penulis.
Alhamdulillah rangkaian hari pertama dalam Writing Camp Forum Silatwil[4] FLP Jatim telah usai. Seorang penulis jangan berhenti dari sebuah kekeluargaan dan kebersamaan dalam Writing Camp. Terus bekarya dan berinovasi dalam kepenulisan. Esok hari melakukan cerita yang lebih mendetail dari yang sebelumnya. Barang siapa yang menulis maka anda memperbanyak khasanah melalui baca buku.

Surabaya, 13 Agustus 2016


[1] Dan Kawan-Kawan
[2] Beliau anggota FLP Jatim. Salah satu penulis dari kota Malang
[3] Ketua Forum Lingkar Pena Jawa Timur
[4] Silaturahmi Wilayah

No comments:

Post a Comment

Pemuda Pulang Kampung walau Orang Tua Tiada

Pemuda itu berjalan, langkahnya berat dan lesu, Di kota besar, dia mencari pekerjaan, namun tak kunjung berhasil, Hatinya penuh kekecewaan, ...