Petualangan Di Gucialit (Part 1)
Writing Camp 2016 adalah
suatu rangkaian yang di adakan oleh FLP Jatim. Lokasinya tak kalah enak yakni
Wisma Camelia Gucialit Lumajang. Writing Camp sekaligus Forum Silaturahmi antar
Forum Lingkar Pena se-jatim. Tujuannya agar lebih mendalam tentang keluarga
baru dan menggali ilmu kepenulisan dan sastra. Hari pertama akan menceritakan
pemberangkatan dan suasana di sana.
Saat bangun tidur tiba-tiba ada Mas Teguh yang mendatangi
rumahku. Barang-barangku ku siapkan untuk Pemberangkatan di sana. Lama kelamaan
sudah beres lalu mandi dulu. Baru mengenakan seragam FLP Surabaya dan celana
kainnya. Akhirnya saya berangkat bersama temanku Mas Teguh dengan menggunakan
sepeda motor. Saat di perjalanan ia memberikan arahan untuk menuju ke Rumah Kak
Dina. Keceplosan ia melewati jalan keputih. Setahuku pintu masuk ITS keputih
masih ditutup. Karena Mas Teguh hampir lupa maka bolak-balik menuju ke jalan
Kertajaya. Begitu masuk ke dalam kampus ITS sekiranya memang sepi karena
sebagian melaksanakan aktivitas ringan dulu.
Alhamdulillah kita sampai ke Rumah Kak Dina bersama
dengan teman-teman yang sudah datang dari kemarin. Sebelum berangkat aku dan
Mas Teguh hendaklah sholat di dalam Rumahnya. Walaupun di Rumah kak Dina bisa
dibilang sempit dan jalani apa adanya.
Sholat Shubuh telah usia kini teman-teman pada memasukkan
sepeda motornya ke dalam rumahnya. Tiba-tiba ada Kak Utha datang lalu nggak
tahu bahwa hari ini ada tugas mendadak dari DIB Kitchen jadi nggak bisa bareng
sama mereka. Aku dan Mas Teguh duduk di belakang bersama dengan teman di dalam
mobil. Sebelum berangkat hendaklah berdoa. Kali ini saya yang memimpin doa.
Semoga di perjalanan menuju ke Lumajang senantiasa memberi keselamatan dan
kemudahan hingga sampai ke tujuan mereka.
Perjalanan ke Lumajang telah di berangkatkan tiba-tiba
ada hujan yang melanda kota Surabaya. Di dalam mobil banyak keseruan dan canda
tawa antar anggota. Kagetnya ada Dek Hikam (Anaknya Bu Retno) sengaja ingin
tahu ke Gucialit. Setahuku mas Teguh rajin ganggu saya dan mas Hendro minjam
buku novel Matahari karangan Bang Tere Liye. Dari sekian perjalanan akhirnya
tiba di Desa Lumajang. Tapi yang kita mencar di daerah desa yang konon sebagai
kebun teh. Kita melewati jalan yang layak seperti gunung.
***
Alhamdulillah kita sampai
di Wisma Camelia Gucialit Lumajang. Di dalam ruangan serasa sepi banget. Sambil
menikmati alam yang begitu indah dan dingin. Lama-kelamaan merasa sejuk. Aku
dan Mas Teguh senangnya istirahat dulu sedangkan teman perempuan (Bu Retno, Kak
Asmie, Kak Merliana, dkk[1])
pada makan kue yang dibawa. Sebelumnya aku memang nggak sempat sarapan sebab
takut keburu-buru berangkat. Jadi apa adanya memakan roti seperti itu.
Yang laki-laki nikmati di luar sedangkan yang Perempuan
menikmati konsumsi dari warung sekitar. Rehat sejenak Mas Teguh, Aku, dkk
sedang santai di luar. Hal menduga ada Mas Baim datang secara tiba-tiba. Tanpa berfikir
panjang ia langsung mendaki gunung secara rombongan. Secara besar ia berjalan
kaki lalu mendaki gunung teh. Sampai di puncak ia foto bersama demi pahlawan
penulis pria penuh ganteng dari barat. Senang di sana kemundian hendak kembali
dengan jalan yang lebih mudah tanpa takut ke bawah.
Sedangkan yang lainnya pada berjalan lalu menelusuri
kebun teh yang megah. Tanpa bosen foto bareng se FLP antar wilayah. Termasuk Kak
Zie jadi FLP Jatim foto secara gerombolan. Kak Zie atau akrab Fauziyah
Rachmawati[2]
memang ahli penulis non fiksi. Apa jadinya ada semua penghargaan dan karya yang
terbit di berbagai media. Bayangkan Kak Zie ahli pengajar dan penulis dan
sebagainya. Di bandingkan Hervina Putri teman SD selalu mendapatkan juara dari
sekolah. Namun di saat kelas 6 ia hendak pindah ke kediri. Sampai sekarang
belum tahu identifikasinya.
Jalan kembali ke Wisma perlu melewati jalan yang
sekiranya menunjukkan arahnya. Sampai di sana hampir kembali dengan selamat. Sementara
yang lainnya pada kesesat di jalan.
Melaksanakan sholat dzuhur terlebih dahulu sebelum agenda
pembukaan di mulai. Sehabis itu kenalan sama teman. Lebih jelas ia mengenal
teman FLP antar cabang atau ranting. Satu persatu kenalan lalu akrab saat
menjalani sesuatu.
Kumpul di aula sedang melakukan agenda pembukaan. Sebelum
agenda Writing Camp mulai hendaklah berdoa terlebih dahulu agar Kegiatan
kamping bernuansa kepenulisan senantiasa mengonitmen dan rasa disiplin. Menggunakan
versi kamping kepenulisan islami tiada kepimpinan. Pertama-tama ia melakukan
pembacaan doa pembukaan, tilawah, al-qur’an, sambutan dan peresmian FLP Jatim.
Pembukaan telah selesai kini istirahat selama 30 menit.
Saya, Mas Hendro, dkk berjalan ke Masjid. Ketika di
Masjid ini jauh sepi banget karena sebagian warga di sana melakukan pekerjaan
di tempat lain. Untung ada gerombolan FLP melakukan sholat jamaah di dalam
Masjid ini. Sebelum sholat hendaklah berwudhu terlebih dahulu. Khusyuk dalam
ibadah sholat ashar. Sesudah sholat Ashar langsung kembali ke tempat yang tadi.
Jadi sebelum istirahat ada panduan yang layak di gunakan
saat Writing Camp berlangsung. Semuanya berkumpul kembali dan kembali ke agenda
berikutnya. Kali ini ada permainan dalam ta’aruf. Setiap lembaran ada 5 yang
kalian anda isi lalu menuliskan nama pribadi. Setelah menuliskan nama lalu
lembarannya di guling kecil-kecilan terus masukkan ke gelasnya.
MC
menganjurkan pada peserta untuk menukarkan nama pribadi kepada teman sebaya. Waktunya
hanya 5 menit saja peserta langsung beraksi. Gulungan nama pribadi di tukar
atau meminta nama teman di gelasnya. Permainan telah usai gulungan nama teman
tersebut di buka dan ternyata ketahuan siapa yang layak menjadi teman sebaya.
Para
peserta meminta maju ke depan untuk menunjukkan nama dan fisik pada teman. Seru
juga yah permainan ta’aruf. Lanjutkan pada pemateri pertama yakni Motivasi
Menuls bersama Bunda Sinta Yudisia. Ketika materi berlangsung ada salah satu
kata yang sekira lebih menarik
“Barang
siapa yang menyampaikan point maka ia mendapatkan koin.”
“Jika
anda menjadi seorang penulis maka memperbanyak membaca buku”
Sekiranya materi Motivasi menulis menjadikan sumber
inspirasi untuk seorang penulis terutama FLP Jatim dan Penulis pada umumnya.
Ishoma telah jalani selama satu setengah jam. Aku, Mas Hendro, dkk segera
melaksanakan sholat maghrib di Masjid yang sama. Tiba di sana melakukan sholat
maghrib secara berjamaah. Di tengah melakukan ibadah setidaknya ada hujan yang
melayang Kabupaten Lumajang. Lebih baik Mas Rafif[3]
melanjutkan dengan sholat isya secara jamak takdim. Agar kegiatan lainnya
segera lancar. Hujan makin mereda aku, dan kawan-kawan lainnya pada kembali ke
tempat. Sampai di tempat berikutnya aku lagi makan malam untuk menguras tenaga
sekaligus minum teh hangat. Perutnya telah kenyang para peserta kembali ke aula
untuk melanjutkan agenda berikutnya.
***
Selanjutnya ada permainan
yang menguatkan daya ingat peserta. Permainan menghitung sambil mengatakan “Bum”
kayak bom beneran. Ini hanya lucu saja tapi barang siapa yang tidak mengatakan
bum dan ragu-ragu maka segera mundur dari posisi.
Lempar ke agenda lainnya yakni Materi tentang Forum
Lingkar Pena terhadap Organisasi Kepenulisan dan Kesusastraan Islam oleh Mas
Rafif Amir Ahnaf. Beliau salah satu pemimpin yang lebih santai dan bermakna
seperti Kang Rasyid. Dari materi tersebut ada poin-poinnya.
- Tujuan
dari Forum Lingkar Pena adalah Kepenulisan, Keorganisasian, dan Keislaman
- Sejujurnya
Forum Lingkar Pena juga memiliki organisasi kepenulisan yang dimana
menguatkan karya-karya lewat buku maupun surat kabar.
Lebih
baiknya melalui diskusi seputar Forum Lingkar Pena terhadap Organisasi
Kepenulisan dan Kesusastraan Islam. Ada yang bilang bahwa Organisasi FLP
menjadikan perubahan positif dalam tulis-menulis. Dan akhirnya Forum Lingkar
Pena menjadikan salah satu strategi mengembangkan karya yang di tuliskan oleh
penulis.
Alhamdulillah
rangkaian hari pertama dalam Writing Camp Forum Silatwil[4]
FLP Jatim telah usai. Seorang penulis jangan berhenti dari sebuah kekeluargaan
dan kebersamaan dalam Writing Camp. Terus bekarya dan berinovasi dalam
kepenulisan. Esok hari melakukan cerita yang lebih mendetail dari yang
sebelumnya. Barang siapa yang menulis maka anda memperbanyak khasanah melalui
baca buku.
Surabaya, 13 Agustus 2016
[1]
Dan Kawan-Kawan
[2]
Beliau anggota FLP Jatim. Salah satu penulis dari kota Malang
[3]
Ketua Forum Lingkar Pena Jawa Timur
[4]
Silaturahmi Wilayah
No comments:
Post a Comment