Antrian Panjang
Semenjak pergi ke Stasiun
Bandara termahal dan tempat lain
Menyerbu warga antri beli tiket
Bagiku lama menunggu
Menutupi kepala lalu bertindas
Oleh memori masa lalu
bukan sejarah memandang dahulu
Hanya membaca suasana
Tidak rela melampiaskan rasa khawatir
Timbul rasa tidak adil
Hujan melanda kota
Tidak bisa kembali ke jalan yang benar
Mengubah langit kegelapan
Seperti pecahan kaca begitu berduri
Luka tajam teroles ke loket antrian
Ia benar-benar menunggu hingga tiba saatnya
Surabaya, 3 Desember 2016
No comments:
Post a Comment