Sunday 25 December 2016

My Super Camp II

My Super Camp II
(1)
Sarapan pagi dalam pedasnya di wajahku
Tak sanggup menahannya
Menolongimu dengan air putih
Atau makan telur rebus

Sinergi perjalanan di Aula
Untuk membangkitkan ilmumu
Permainan kata-kata
Yang sangat halus dan bermuara
Tak menghinggapi rasa serius
Dengan jalan yang santai

Dakwah akan berkembang dimana-mana
Dari masa ke masa
Terpenjam oleh mata
Mendengarkan renungan ini
Untuk orang yang disayangi
Saat bersyukur
Mata air mulai menangis
Perlahan-lahan

Makin meredup dalam berjabat tangan
Kembalilah pada pandai mengambil hikmah
Bertepuk satu dijawab dua kali tepuk tangan
Bertepuk dua dijawab satu kali tepuk tangan
Bertepuk tiga dijawab empat kali tepuk tangan
Bertepuk empat dijawab tiga kali tepuk tangan

Berlangkah lagi ke masjid untuk menunaikan sholat ashar
Berkhusyuk dalam sholat
Akan tetapi berjalan kembali ke sini
Tetap kembali di dalam ruangan berteduh

(2)
Sambutlah dengan dakwah
Dakwah adalah menyerukan
Kita berlayar demi setuang air gelas
Menyebar pesan beriringan terhadap pemuda
Melambaikan tangan dengan Allahu Akbar

Tidak akan kantuk
Sebelum meninggalkan ruangan
Pantas makan nasi dicampur lombok
Menghasilkan sosok pemuda bergempur keringat
Tak jauh dari waktu
Ulah menit
Jadi sedih menghampiri perasaan
Sebab kekejaman waktu
Tidak layak untuk pribadi

Pulang ke tenda
Menemui kelompok baru
Selama ini engkau bersama dengan sahabat baru
Lantas apa yang terjadi?
Ia bersebelahan dengan sahabat baru
Berbeda dengan sebelumnya
Merabah hati tersodot namamu

(3)
Sebelum menginjak petualang berikutnya
Ada sahabat dari Jember telah datang di sini
Untuk membangun semangat berdakwah
Menginjak ke kelompok baru
Hangat berjabat tangan
Mengiringi kalbu di deram tanpa murungmu

Santap hidangan bersama
Betapa makan tanpa menerangkan cahaya
Waktu merangkai apa adanya
Malam akan berapi unggun bersama cerita

Namun sahabat pemimpin merasa malu
Karena hati makin lumpuh
Dan mendesak pada dirimu
Malu di hadapan orang lain
Ia memberikan hukuman bagi kalian
Tak hanya itu menegakkan pemimpin tidak cukup

Berjongkok dengan satu
Berdiri badan menaiki
Berjongkok lagi
Lalu berdiri lagi
Hingga berhenti dari instruktur

Kembalilah ke barisan
Sontak mengecewakan waktu
Tak akan mengulangi lagi
Berkobarlah sekali lagi
My Supercamp! Jadilah muslim sejati
Allahu Akbar
(4)
Inilah yang ku tunggu-tunggu
Membara sambil menampilkan seni
Yakni berpesta api unggun
Sebelum itu ku ceritakan tentang dakwah

Sejak dulu ku berjelajah ke tempat
Ia membekali ilmu agama
Lalu ku pelajari dengan Al-Qur’an dan hadits
Senang mengarungi ilmu bersama sahabat

Menyampaikan pesan tentang dakwah
Mengelilingi kota penuh miskin
Dimana hidup dalam berperang
Atau justru melaknatkan maksiat
Berkat dakwah kampus
Senantiasa engkau diluaskan di seluruh kota dan desa

Menunjuk satu jari
Sepenak cahaya yang berbinar-binar
Itulah petualang dakwah menjadi catatan demi catatan
Akan melimpahkan pada allah SWT
Berjunjunglah pada nabi Muhammad
Itulah sekilas dari negeri dakwah pemuda
Yang membanting tulang demi ngaji
Terus menerus tanpa henti
Sungguh amalan tak akan putus
Mencoba untuk menerima segala tantangan yang ku terima

(5)
Api unggun telah menyala
Menampilkan sebuah puisi
Atau menyanyikan lagu
Untuk persembahkan bagi Rohingya
Yang mengadili islam

Dan berjuang di jalan khilafah
Meski cahaya tertutup
Ku terangkan dengan senter
Ketika membaca puisi
Mainkan sebuah teater
Adegan demi adegan
Sangat menyakitkan bagiku

Mungkin melibatkan dia, dia, dan dia
Menginjak wajah kafir
Tak layak untuk dicontoh
Sungguh berpetik sebelum mewabah hikmah
Ingatlah pandai mengambil hikmah
Untuk menjiwai pemimpin bangsa dan negara
Melepaslah dari ikatan hati terbekam
Salam terhadap masa yang akan datang

Atau juga menyanyikan lagu untuk khilafah
Serta negara islam terhadap dinamika umat
Syahdu mengikuti dengan bertakbir
Allahu Akbar
Sambutlah bendera berkibar pada penjuru alam
Semangat akan meningkat
Bersimaklah sambil mendukung tim kebangganku

Akan tetapi di penampilan seni
Tak sanggup menahan hiburanmu
Mata begitu tertidur pada duduk santai
Kini ku kembali di tenda
Untuk mewabahkan hari esok
Mengingat hari terakhir di sini


Malang, 24 Desember 2016

No comments:

Post a Comment

Pemuda Pulang Kampung walau Orang Tua Tiada

Pemuda itu berjalan, langkahnya berat dan lesu, Di kota besar, dia mencari pekerjaan, namun tak kunjung berhasil, Hatinya penuh kekecewaan, ...