Saturday 17 December 2016

Catatan Sajak 2005

Catatan Sajak 2005
(1)
Hidup bertumbuh kecil
Engkau akan menjelajah
Menemui beliau yang sekian jumpa
Apa daya meringkas hari yang berlalu

Berfikir terus merenung
Tidur tak lepas dari tumbuh
Perempuan memikat hati
Tersudut namamu

Ruang kosong bertebar bayang
Matahari menyosong arah selatan

(2)
Jember terpisah di sini
Momentum tersimpan masa kecil
Baju kecil telah menyedihkan si balita
Engkau akan pertemukan di tempat baru

Kakek meski tiada
Sekarang tidur tenang selama ratusan hari
Sahabat misteris tak kenal namanya
Gersang betapa desa mengalir kabut
Pagi tidur menghanyut ombak
Tersendat pada lembaran
Pena hampir kosong

Kini saatnya
Mengucapkan selamat tinggal Jember
Untuk selamanya

(3)
Di suatu jalan
Hamparan lautan
Mengelilingi arah barat ke timur
Wajah masih terpendam
Mengeliat padi ditenun kain benang

Kembalilah ke jalan baru
Fikiran sangat tidak terkendali
Lesu menyambar dunia
Menyoroti manusia tajam
Seperti pisau terpekat pada senja

Malam disambut serangga
Mengigit kulit
Anggaplah disambut begitu buruk

(4)
Di pagi itu
Ia memikirkan di kamar mandi
Betapa mengejutnya sudut kota
Mungkin hanya menangis di tengah pagi
Ayah memarahi anak
Sungguh suasana mendadak

Bukan kumpulan masa lalu
Melainkan aku injak di kota pahlawan
Tak mengerai dari gugur daun
Kerut melepas segalanya
Puisi sekadar perasaan

Memberi tanpa arti
Kelainan terus bermunculan

(5)
Mengenang sang Kakek
Tak menggeruti zaman
Reformasi mengambang tembok
Korban telah mati di jalan
Melainkan tidur di jalan tenang
Selama beribu tahun lamanya

Resah menyinggung terhadap purnama
Menyekat di jalan penuh logika
Memukau penat di lempar oleh panah
Sepanjang masa terus berlanjut
Untuk mengeliat angin puing-puing desa


Surabaya , 2005

No comments:

Post a Comment

Pemuda Pulang Kampung walau Orang Tua Tiada

Pemuda itu berjalan, langkahnya berat dan lesu, Di kota besar, dia mencari pekerjaan, namun tak kunjung berhasil, Hatinya penuh kekecewaan, ...