Catatan Sajak 2016 (I)
(1)
Membuka catatan
Mengawali dengan Mirna
Yang istirahat di
tempat yang tenang
Karena sianida
mengundang ke tubuhmu
Ulah Jessica yang
menyalahinya
Mau tak mau tetap
diadili
Melebihi batas
yang ada
Hukum telah
menunggumu
Pendukung pro
kontra disimak sidang hukum
Ayah Mirna tetap
memenjarakan tersangka
Tak akan datang
lagi
Bagai tisu meremuk
Menghujani sedih
merayu
Tak tahu betapa
hukum
Akan memakan waktu
Hingga beberapa
tahun lamanya
Siang terus pelana
Kau memutuskan
Untuk tidak
bersama di dunia luar
Hanya menempati
sel jeruji
Ke dalam mimpi
burukmu
(2)
LGBT meluas di
penjuru negara
Free sex telah
menanti
Transgender
mengikat di bagian kemaluan
Mengeladah di
wabah siang malam
Terpadu dalam
capaian kenikmatan
Adegan menyilamkan
suatu hambatan
Lihatlah
masyarakat curiga
Ulah kondom pasti
terancam nyawa
Tersakiti oleh
manusia lain
Apalagi tuhan yang
tak tahu
Inilah nasib dari
kepribadian
Ibadah akan
tinggal
Hanya
bersenang-senang di suatu jembatan
Memandang tak
jelas diarah
Pulang ke rumah
mendenyut siksa
Keras tanpa
mengucapkan “Ampun!”
(3)
Bencana Islam
terjadi lagi
Rohingya melumpuh
Kegeraian dalam
berperang
Anak telah di
bunuh paksa
Ulah teroris
Sebab keadilan
akan pecah belah
Tak sanggup
kembali ke rumah
Betapa wilayah
hancur lembur
Nasib makan dan
minum
Lalu ibadah akan
lungsur
Memanjatkan doa
Tuhan tolongilah
kita
Saat ini berluka
pada kota
Memusnahkan rumah
bekas tembakkan
Engkau tahu
berilah pemarahan bagi kafir
Di neraka akan
mengancam manusia tak peduli
Berapakah dosamu?
Jawaban adalah tak
terhingga hingga sekarang
Selamatkan kami
dari penderitaan
Surabaya,
26 Desember 2016
No comments:
Post a Comment