Friday 22 July 2016

Ibunda Menyakiti Hati Anak

Ibunda menyakiti hati anak

Pagi membawa suasana ketenangan sepanjang fajar pagi
Daun mengembun air sungai secara beralur-alur kembali
Kembali lagi kejadian secara nyata
Tak sanggup menahan amarah pada Ibu lalu menarik tangan anak secara tak sengaja
Sakit yang begitu perih dan kadang perih
Musim panas membentang kota dan desa setelah fajar telah terbit

Betapa kerasnya berkali-kali mengingatkan secara tidak beretika
Lalu ibu tenggang melihat anak secara bandel
Uang yang di berikan dihabiskan untuk membeli mainan
Menghibur tetapi tidak menerima perkataan dari apa yang telah perintahkan
Habislah sudah Ibu menampar wajah anak
Di setiap tubuh menyakiti wajah anak hingga darah mengeluarkan secara satu persatu
Pulang ke rumah yang paling senang

Bunuhlah Ibu atas membunuh perasaan secara pura-pura
Tidak yakin melihat ibu sakit dari cambukan dari malaikat
Mati rasa mengubur hidup-hidup

Surabaya, 22 Juli 2016

No comments:

Post a Comment

Pemuda Pulang Kampung walau Orang Tua Tiada

Pemuda itu berjalan, langkahnya berat dan lesu, Di kota besar, dia mencari pekerjaan, namun tak kunjung berhasil, Hatinya penuh kekecewaan, ...